Walterlish

899 92 5
                                    

Tiga kuda bersayap telah menunggu di perbatasan negara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiga kuda bersayap telah menunggu di perbatasan negara. Mereka menunggu tiga calon murid Royal Eternity sesuai dengan surat resmi yang diterima Stefan semalam.

Dan yang mereka tunggu sedang mendapatkan kesulitan di tepi hutan perbatasan. Rombongan sedang dihadang oleh tiga prajurit kerajaan. Ketiga orang itu hanya berbicara kepada Stefan karena hanya Stefan lah yang mereka kenal. Stefan memang bukan orang yang sering mondar-mandir di kerajaan. Tapi ia mengenal para prajurit itu saat mengirim pasokan roti di pasar pusat kota. Kebetulan tiga orang ini termasuk beberapa prajurit yang ditugaskan untuk menyeleksi apakah roti-roti dari pabrik Stefan layak dimakan.

"Kalian mau kemana pagi-pagi buta begini? " tanya prajurit 1.

"Urusan pribadi," jawab Stefan acuh.

"Urusan pribadi apa? Sebaiknya tunda dulu urusan pribadimu itu, Valency. Kami mengadakan pemeriksaan, " tukas prajurit 2.

"Hei, berani sekali kau menyela urusan Pemimpin Klan! " bentak Irithel yang spontan bertindak karena jantungnya terus berdegup tak karuan.

"Kami melakukannya atas perintah His Majesty, King of Winterland. "

Raja sialan itu, maki Stefan dalam hati. Ia menatap tiga prajurit Winterland dengan tatapan penuh permusuhan. Seorang gadis yang mengenakan mantel cokelat gelap berjalan mendekati ayahnya. Gadis itu jengkel setengah mati dengan sikap tidak menyenangkan para prajurit itu. Lunark sudah cukup dibuat kesal oleh ayahnya karena tidak diperbolehkan membawa riasan sebanyak yang ia punya. Bibit-bibit tanaman untuk perawatan kulitnya pun harus ditinggal. Dan sekarang ia harus disulitkan oleh keadaan. Benar-benar menyebalkan!

"Orang-orang payah ini... " desis Lunark di balik tudungnya.

"Kau mengatakan sesuatu, Nak? " tanya prajurit 2 tersinggung.

"Ya," Lunark membuka tudungnya. "Menyingkirlah dari jalanku. "

Lunark mengangkat tangan ke udara dan mengibaskannya. Ketiga prajurit itu terhempas sejauh dua kilo meter masuk ke dalam hutan. Lilac dan Kenji bertukar pandang.

"Berani taruhan ia lebih hebat dari kita, " bisik Lilac ngeri.

Stefan dan lainnya mempercepat langkah. Kemungkinan ada banyak prajurit lain yang berjaga di sekitar hutan perbatasan. Para perempuan terjatuh berkali-kali. Rambut Lunark bahkan sempat tersangkut di ranting pohon yang rendah. Kenji yang tak pernah olahraga pun cepat kelelahan. Hanya Lilac yang tidak rewel. Ia sudah terbiasa dengan hutan.

Mereka mencapai di ujung hutan perbatasan kala sang mentari menampakkan sinarnya yang sekarat. Hutan perbatasan memang menyimpan rahasia tersendiri. Seharusnya namanya bukan hutan perbatasan karena tempat itu didominasi oleh tanah lapang yang ditumbuhi semak beri beracun. Tempat itu akan menjadi sebuah padang rumput indah saat musim semi dan musim panas. Di seberang lautan, terlihat ada deretan pohon pinus berwarna hijau bercampur cokelat buram. Pohon itu tampak begitu kecil karena jaraknya memang jauh. Tanah tempat pohon itu tumbuh bernama Walterlish.

Queen Chronicles Where stories live. Discover now