Anak Yang Malang

656 70 0
                                    

Lunark berdansa dengan indah lalu tertawa bebas. Para laki-laki mengagumi caranya berdansa. Tentu saja ia mahir berdansa. Walaupun tidak pernah keluar dari Hallen, ia sering ikut acara pesta dansa kecil-kecilan di klannya. Ayahnya mengajarinya berdansa sejak berumur 7 tahun. Stefan sangat senang berdansa dengan putrinya.

Lunark selesai berdansa saat matahari mulai terbenam. Kakinya kram tapi hatinya gembira. Ia tak sabar berdansa di kerajaan bersama Alaric. Omong-omong soal Alaric, kemana lelaki itu? Ia tidak melihat Alaric sejak tadi.

"Maaf, kau tahu dimana Alaric berada? " tanya Lunark kepada seorang pria kelas satu bertubuh kecil.

Anak itu menujuk ke arah lorong yang mengarah ke belakang sekolah. Lunark mengangguk lalu segera pergi kesana. Lorong itu sepi dan terlihat mengerikan. Tidak ada orang sama sekali. Lunark mendengar sayup-sayup suara tawa laki-laki dan perempuan. Alaric?

Lunark berpegangan pada dinding untuk mengintip siapa orang-orang itu. Jantungnya seakan berhenti melihat Alaric dan Lilac berdansa. Matanya memanas kala Lilac dan Alaric berpelukan sembari terus berdansa. Mereka tampak bahagia.

"Ya Tuhan," Lunark menekan dadanya yang berdebar. "Ya Tuhan... "

Ia mengawasi kedua orang itu yang masih belum menyadari keberadaannya. Alaric mengatakan sesuatu. Lunark tidak dapat mendengar apa yang dikatakan oleh lelaki itu. Tapi ia yakin itu adalah kata-kata yang mampu menyakiti hatinya. Buktinya wajah Lilac memerah dan gadis itu tiba-tiba terjatuh salah tingkah. Alaric tertawa lalu mencoba membantu Lilac lagi.

Lunark membanting pintu gerbang sampai Alaric menoleh. Raut terkejut jelas ada di wajah lelaki itu. Lilac mengarahkan kedua tangannya ke depan. Ia tidak tahu apa yang akan ia lakukan tapi ia sangat ingin melukai keduanya. Dua pengkhianat itu...

Alaric yang menyadari Lunark akan menyerang langsung memasang perisai dengan patronanya. Patrona Alaric yang berupa kuda perak langsung menangkis serangan Lunark. Kutukan beku itu jatuh menimpa sebatang pohon. Pohon itu langsung berubah warna menjadi sewarna es.

Alaric membelalakkan mata. Kutukan beku yang mematikan. Darimana Lunark belajar? Astaga Lilac!

Alaric berniat melindungi Lilac tapi terlambat. Gadis itu sudah terjatuh ke tanah. Warna kulitnya berubah agak biru. Nafasnya mengeluarkan uap dingin. Alaric segera menghangatkan tubuh Lilac dengan pancaran api. Tapi kutukan beku dari Lunark terlalu hebat. Hanya kepala sekolah yang bisa menyembuhkannya.

Alaric mengangkat tubuh Lilac dan membawanya lari menuju rumah sakit.

"ALARIC AKU BELUM MENDENGAR PENJELASANMU! " teriak Lunark berang.

Alaric berhenti sejenak dan menatap Lilac dengan tajam. "Kita selesai sampai disini. Tidak ada lagi urusan diantara kita termasuk pesta dansa! "

Lunark bersimpuh di tanah. Ia sakit hati. Sangat sakit.

~👑~

Lunark menyerang sahabatnya.

Kabar itu menyebar begitu cepat di Royal Eternity. Semua orang mulai menjaga jarak darinya. Desas-desus lama mulai subur kembali. Lunark yang kemarin menjadi bintang terang diantara pria, kini redup dan jatuh menyedihkan. Kemanapun dia pergi, selalu ada bisikan-bisikan tak mengenakan hati.

Lunark telah menyadari kesalahannya. Ia berniat meminta maaf ke Lilac tapi Andrew melarangnya dengan halus untuk menjauh dari Lilac sementara waktu. Lihat, semua orang bahkan Andrew yang terkenal suka bikin onar pun menjauhinya. Ia dianggap sebagai virus yang bisa menular. Lunark tak berani mengangkat wajahnya. Ia menunduk. Selalu menunduk.

Queen Chronicles Where stories live. Discover now