Who Is He?

660 68 5
                                    

Lunark mendapati dirinya tersesat.

Ia kembali masuk ke padang rumput dan susah payah naik ke atas bebatuan. Ia meringkuk disana. Suara hutan pada malam hari sangat mengerikan. Lunark mencoba membuat api tapi gagal. Entah mengapa sihirnya menghilang saat dibutuhkan.

"Bagaimana ini... " gumannya ketakutan.

Suara gemerisik mengusik pendengarannya. Lunark langsung duduk dengan waspada. Ia merasa sedang diperhatikan tapi tak berani memutar kepalanya. Bagaimana jika... Tidak! Ia tidak akan takut dengan hantu. Makhluk buruk rupa itu tidak pantas ditakuti.

Lunark mendengar gemerisik kain bergesekan dengan rumput itu semakin mendekat ke arahnya. Lunark menangkupkan wajahnya ke lutut. Suara itu tiba-tiba menghilang. Lunark tidak mendengarkan apa-apa. Rasanya seseorang telah mengaktifkan mode senyap di hutan ini.

Lunark mengangkat wajahnya pelan-pelan. Sinar bulan menyilaukan matanya. Ia mengerjap dan hampir mati jantungan. Seseorang berdiri tak jauh darinya.

Lunark mencoba melihat dengan jelas wajah orang itu. Rahangnya jatuh begitu saja. Orang yang berada di depannya adalah seorang lelaki. Lelaki yang paling tampan yang pernah dilihatnya. Lelaki itu memakai pakaian panjang berwarna perak. Rambutnya sewarna es, putih tapi juga agak biru samar. Matanya senada dengan warna rambutnya, berwarna putih.

Lelaki itu buta?

"S...siapa kau? " tanya Lunark gemetaran.

Itu adalah pertanyaan tanpa jawaban. Lelaki itu tetap diam di tempat sambil menatapnya tanpa ekspresi.

"Siapa kau?! " Lunark mengulanginya sekali lagi lebih keras.

Gadis itu mengerutkan keningnya. Apa dia juga tuli? Setelah lama melihat orang itu tidak bergerak, gadis itu merasa tidak ada tanda-tanda bahaya darinya. Ia pun turun dari atas batu. Ternyata lelaki asing itu memiliki tubuh yang sangat tinggi. Lunark yang termasuk tinggi saja hanya mencapai dagunya. Siapa orang ini?

"Apa kau bisa..." Lunark melambaikan tangan di depan wajah pria itu. Pria itu bergeming.

"Kau tidak bisa melihatku, ya? " gumam Lunark kecewa.

Lelaki itu menunduk menatap Lunark dengan tatapan datar dan dingin. Sorot matanya tidak bersahabat sama sekali. Justru terkesan menggurui. Dengan gerakan kecil itu Lunark menyimpulkan bahwa pria itu tidak mungkin tuli.

"Terus terang saja aku tersesat. Aku tidak tahu harus lewat mana. Kau bisa menunjukkan arah pulang? " Sekarang Lunark merasa konyol bertanya arah pada orang buta.

"Aku tidak berniat menyinggungmu, Tuan," ujar Lunark karena lelaki itu hanya diam tanpa melepaskan pandangan darinya. Hal itu membuat Lunark berinisiatif mengambil langkah ke belakang. Tiba-tiba ia teringat kata-kata Alaric. Jangan menunjukkan ketakutanmu di depan musuhmu. Secara teknis lelaki ini bukan musuhnya tapi, lelaki ini mencurigakan. Bisa saja ia umpan dari sekelompok bandit penculik gadis muda. Umpan yang sempurna. Walau buta, pria itu nyaris tanpa cela.

Lelaki itu tetap diam ditempat. Menatapnya lurus seolah menunggu sesuatu. Entah ada dorongan dari mana tiba-tiba Lunark ingin memperkenalkan diri pada si tampan ini.

"Namaku adalah Lunarkaise Valency. Aku murid Royal Eternity. Andai saja kau bisa melihatku. Aku memiliki rambut pirang, tubuh tinggi, kulit putih, dan kau bisa menyebutku cantik jika menatapku secara langsung, " Lunark tertawa. Aneh, ia bisa tertawa padahal jantungnya berdetak kencang.

"Tuan, apa kau bangsawan di tanah ini? " tanya Lunark sambil melihat pakaian orang itu yang lumayan mewah. Bandit tidak berpakaian seperti itu.

Pemuda itu menggelengkan kepalanya. Respon itu cukup membuat Lunark tenang.

Queen Chronicles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang