Surat Dakwaan

792 80 1
                                    

So disini aku mau ngucapin makasih kepada kalian yang udah mau membaca dan memberi dukungan kepadaku. Aku yakin tidak ada sukses yang instan.

Meskipun Queen Chronicles pembacanya tak sebanyak novel fantasi lainnya tapi aku sangat bersyukur ada yang mau membaca cerita ini.

Pelan-pelan semoga kisah ini terdengar ke banyak orang yang akhirnya membuat cerita ini menjadi besar.

Oke, jika kalian mengira novel ini hanya romansa fantasi biasa yang akan berakhir seperti itu-itu saja, maka kalian keliru. Aku akan berusaha membuat novel ini serumit mungkin dan menantang yang mana pasti ada beberapa dari kalian yang memutuskan untuk meninggalkan Queen Chronicles untuk selamanya. Semoga kalian sabar sampai kiisah ini berakhir, menemaniku membesarkan cerita ini.

Thanks for all....

🍁

"PETER! PETER! "

Suara teriakan Marianne membangunkan seisi rumah sakit. Sang dokter, yaitu Peter Richard, suami Marianne langsung menghampiri istrinya. Ia melihat seorang perempuan memakai seragam murid tak sadarkan diri dalam gendongan murid laki-laki di belakang Marianne. Peter segera mengambil alih murid tak sadarkan diri itu (tanpa bantuan perawat) dan membawanya ke sebuah ruangan yang tidak dihuni oleh pasien lain.

Marianne menyuruh Kenji kembali ke sekolahan dan meminta untuk bungkam jika ditanya apa-apa. Sejujurnya, tanpa disuruh pun lelaki itu tidak akan meladeni pertanyaan-pertanyaan kritis orang lain karena ia sendiri juga masih bertanya-tanya.

"Eh, Profesor... " panggil Kenji saat Marianne hendak berjalan menyusul Peter dan Lunark.

Marianne berbalik dengan jengkel. "Apa lagi, Garten? " tanyanya nyaris membentak.

"Sebelumnya Lunark pernah menciptakan sesuatu yang luar biasa."

"Apa kau bilang? " tanya Marianne tertarik dengan pembicaraan ini.

"Hanya sekali. Tetapi itu melibatkan gelombang air, badai angin, awan mendung, serta petir yang membelah pohon besar di Hallen. Tepatnya sebelum kalian menyurati pemimpin klan kami. Anda pasti juga merasakan gelonbang sihir besar itu, Profesor, " jelas Kenji detail.

Marianne mengangguk paham. Ia menepuk bahu Kenji pelan seraya menasihati anak itu sekali lagi untuk tutup mulut di depan umum. Kemudian profesor itu menyusul muridnya yang sudah dirawat di kamar pasien.

Terlihat Peter menangani Lunark dengan serius. Berbagai alat medis, obat, hingga bahan-bahan alami berjejeran di meja yang sudah dibawakan oleh seorang perawat. Maklum, Peter bukan bangsawan yang bisa menyembuhkan penyakit dengan sihir. Tapi kemampuannya lebih efisien daripada sihir seorang bangsawan yang biasanya menimbulkan efek samping hingga gejala-gejala yang tak diinginkan. Tak heran mengapa Grandia merekrut pria itu sebagai dokter di sekolahan ini karena kepala sekolah itu melihat ada bakat tersembunyi di dalam diri Peter meskipun sebelumnya pria itu menjabat sebagai seorang pemimpin klan.

Peter mendekatkan pergelangan tangan Lunark ke lilin besar dalam jarak yang sangat dekat membuat Marianne serta beberapa perawat menahan nafasnya. Tangan Lunark dimasukkan kembali ke air lalu didekatkan ke lilin lagi. Hal itu terus berulang hingga akhirnya tangan gadis muda itu dibalut kain tebal oleh seorang perawat.

"Terdapat kristal es di dalam nadi anak ini, " ujar Peter sembari memasang pengait perban. Peter memberikan tatapan 'mengusir' pada perawatnya lalu diam sampai mereka menutup pintu, meninggalkannya sendirian bersama pasien dan profesor.

Queen Chronicles Where stories live. Discover now