Emerald Sword

748 79 0
                                    

Lunark mengekori Lord Perison menuju ke suatu ruangan yang tidak ia ketahui. Dia sudah berpakaian lengkap seperti semula. Tapi rasa malunya tidak terhindarkan. Lord Persion memang tidak merubah sikapnya, meskipun begitu Lunark tetap tidak enak hati.

Mereka berbelok dan langsung berhadapan dengan pintu raksaksa lain. Pintu itu memiliki ukuran dua kali lipat dari ukuran pintu Pengadilan Perseph. Lunark tidak bisa menutup mata pada lapisan permata di pegangannya. Satu biji saja senilai ratusan golden. Sedangkan yang ada disana ada kurang lebih 800 biji. Dan semua itu miliknya.

Lord Persion mengeluarkan semacam cahaya biru dari telapak tangannya. Cahaya itu memantul dari permata satu ke permata lain hingga membentuk pola yang menyerupai dengan kepingan salju. Lunark mendengar suara gesekan batu. Ia pun mendongak. Relief berbentuk naga di atas pintu mulai bergerak bagai hidup. Naga itu naik ke sebuah tiang yang memang ada di atasnya. Relief itu berhenti disana. Pintu pun terbuka.

"Masuklah, " kata Lord Persion.

Lunark berjalan masuk mendahului Sang Lord. Seumur hidup, baru kali ini ia melihat gundukan harta sebanyak ini. Lord Persion menendang gelas-gelas berbentuk piala yang menghalangi jalan. Lunark mengusap permukaan etalase yang menyimpan semacam mahkota berbentuk klasik.

"Inikah mahkotaku? " tanya Lunark takjub.

"Bukan, " jawab lelaki itu. "Kemarilah!"

Lunark menyusul Lord Persion yang sudah berada di tengah ruangan. Ia menganga lebar melihat benda pusaka kerajaan yang disimpan dalam kotak kaca. Mereka berada dua meter dari permukaan tanah. Disangga oleh pilar kecil yang terbuat dari emas. Persion mengangkat kotak kaca itu lali mengambil sebilah pedang cantik yang kelihatannya sangat berat saat digunakan.

"Jika kau orang biasa, kau sudah tewas diterkam relief di depan pintu tadi, " jelas Lord Persion.

"Ap——Bagaimana bisa? "

"Ruangan ini memiliki keamanan tingkat tinggi. Aethelred yang merancangnya, " Lord Persion mengusap pedang itu dari pangkal hingga ke ujungnya yang tajam. "Kalaupun kau berhasil masuk, mengambil atau menyentuh satu saja barang yang bukan menjadi milikmu, pedang ini akan memburumu hingga ke ujung dunia. "

Lord Persion mengarahkan pedangnya ke arah Lunark.

"Apa-apaan ini? " tanya Lunark geram. Ia merasa seperti hendak ditikam. Apalagi posisinya sangat memungkinkan.

"Namanya Emerald, sesuai warnanya. Kau hanya perlu mengeluarkan setetes darah untuk menjadi Tuannya. "

"Pers——akh! "

Pedang itu meluncur mengenai lengan Lunark. Darah mulai muncul dan menuruni lengannya. Pedang itu meluncur sampai ke pintu lalu kembali lagi dengan kecepatan maksimal. Lunark berlari menghindar. Mata pedang itu menghancurkan pilarnya sendiri. Pedang itu terus mengejar Lunark kemanapun ia sembunyi.

"Persion! Bagaimana ini? " jerit Lunark ketakutan.

"Jangan memanggil namaku begitu saja. Kau tidak boleh melakukannya. "

"Peduli setan! " umpat gadis itu sambil menjerit kesakitan karena Pedang Emerald berhasil menggores luka untuk kesekian kalinya. Lord Persion sengaja mengendalikan pedang itu agar tidak membunuh Lunark. Ia mau Lunark berjuang untuknya.

"PERSION! "

"Cukup pegang pedang itu dan alirkan darahmu ke ujung gagangnya. Ada permata disitu."

Lunark menyangka pria itu sudah sinting. Gadis itu bahkan tidak bisa melihat kemana pedang itu berlari. Matanya mampu menangkap sekelebat bayangan dan pada akhirnya tidak sampai satu detik bagian tubuhnya sudah tersayat. Lunark tengkurap, merangkak, dan berguling ke depan. Ia mendapati Lord Persion tidak berbuat apa-apa untuk meringankan bebannya.

Queen Chronicles Where stories live. Discover now