Pengadilan Perseph dan Api Suci

790 74 0
                                    

Gaun putih Lunark menjadi pusat perhatian di depan gerbang masuk asrama pagi ini. Gadis itu tidak terlihat terganggu sama sekali karena ia sibuk memakai lipstik berwarna merah darah.

"Sebenarnya kau tidak diizinkan masuk ke dalam pengadilan jika memakai benda itu, " tegur Andrew lelah.

"Lagipula, terdakwa mana yang berdandan untuk diadili? " sahut Lilac menyindir temannya.

Lunark tersenyum sambil mengangkat dagunya tinggi-tinggi. Ditutupnya lipstik merah darah itu dengan sekali tekan. Ia menatap ketiga temannya sambil tersenyum penuh percaya diri.

"Warna merah adalah simbol keberanian. Dan aku akan sangat berterimakasih jika mereka mengusirku, " tukas Lunark lalu tertawa terbahak-bahak.

"Mengapa? " tanya Kenji.

Lunark berhenti tertawa. "Artinya aku tidak akan disidang," gadis itu kembali tertawa. Kali ini lebih keras.

Sebuah kereta kuda berlambang kuda perak berhenti di depan gerbang asrama. Semua orang menatap kereta kuda itu yang merupakan milik keluarga Vedmord. Lunark yang tidak tahu apa-apa, mengira itu adalah kereta yang menjemputnya. Gadis itu menyerahkan lipstiknya pada Lilac dan bersiap masuk ke dalamnya. Andrew Fauglan segera menarik kerah baju Lunark.

Alaric muncul dibelakang mereka dan melewati ketiganya begitu saja. Lunark menganga melihat Alaric tampak menawan mengenakan baju formal berwarna hitam megah. Tidak hanya Lunark, Lilac dan seluruh kaum hawa yang melihat Alaric pagi ini dibuat takjub oleh pesona sang marquess. Tiba-tiba gerbang Asrama Royal Eternity dipenuhi oleh penggemar Alaric Vedmord. Isabella bahkan memujinya berulang-ulang kali.

Alaric naik ke keretanya, bersiap untuk berangkat menghadiri sidang. Tapi...

"Alaric! " seru seorang gadis bergaun putih polos.

Sekali lagi Andrew menarik kerah baju Lunark. Kali ini lebih kencang sampai-sampai sang pemilik mengumpat padanya. Andrew mendekatkan bibirnya ke telinga Lunark dan berbisik pelan.

"Di luar Royal Eternity dia bukan teman sekolah kita seperti biasa. Apa kau tidak bisa melihat pakaiannya?!" Andrew melepaskan cengkramannya pada Lunark dan membalikkan gadis itu dengan mudahnya. "Jangan Alaric, tapi My Lord! "

"Apa lagi itu? " keluh Lunark tak habis pikir.

"Your Majesty untuk Raja dan Ratu. Your Highness untuk Pangeran dan Putri. Your Grace untuk Duke dan Duchess. Lord untuk bangsawan pria mulai dari Marquess hingga Baron. Sedangkan untuk istrinya atau bangsawan perempuan, Lady. Kau akan mendapatkan masalah jika salah memanggil mereka, Lunark. Ingat itu baik-baik! "

Lunark memasang wajah tidak terima. Tapi juga tidak memprotes. Alaric membuka jendela keretanya dan menatap ke arah Lunark dengan tatapan datar.

"Ada apa, Valency? " tanya lelaki itu.

V... Valency? 

"Begini Al——maksudku... Apa aku tidak mendapatkan tumpangan menuju pengadilan, My Lord? " tanya Lunark dongkol.

"Ya," jawab Alaric mantap. "Kau harus berjalan sendirian menuju Pengadilan Perseph. Ada lagi yang perlu dipertanyakan? "

Lunark membelalak tak percaya. "Apa kau bilang?! Aku berjalan kaki ke tempat terkutuk itu sendirian? Lelucon macam apa ini! "

Kaki Andrew lemas seolah semua susunan tulangnya terbuat dari jeli. Ia mundur teratur diikuti oleh Kenji dan Lilac. Mereka bertiga kabur karena tidak mau mendapatkan masalah. Apalagi sekarang Lunark mengutuk orang-orang pengadilan dengan serangkaian kata kotor.

Alaric tampak tak peduli. Sang marquess menutup jendela kereta kudanya dan berangkat. Akhirnya, mau tidak mau Lunark harus tetap berjalan kaki di belakang kereta kuda Marquess of Serenshire menuju Pengadilan Perseph yang lumayan jauh.

Queen Chronicles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang