Langkah Awal

736 78 8
                                    

Lilac menggigit jemari kukunya. Alaric melihat hal itu langsung menjauhkan tangan gadis itu dari mulutnya. Setelah Lunark datang dan pergi dengan begitu tidak jelas, Lilac dilanda cemas luar biasa. Gadis itu berlari keluar dari perpustakaan mengejar Lunark. Orang yang ia cari baru saja menghilang di belokan. Lilac segera menyusul.

"Lunark! " teriaknya. Yang dipanggil menoleh. "Apa yang kau bicarakan? Katakan dengan jelas! "

"Masih kurang jelas di kepalamu? Apakah kemampuan berpikir seorang Putri serendah ini? "

Lilac melotot. "Kau——"

"Aku tahu, Lilac... aku tahu," Lunark menepuk bahu Lilac untuk menyingkirkan debu dari sana. Lalu ia tersenyum. "Aku juga tahu kau sengaja menyembunyikan faktanya dariku dan menggunakannya untuk mendapatkan Alaric. Anak itu... benar-benar lelaki yang kurang beruntung."

Plak!

Lilac menampar Lunark sangat keras sampai Lunark terduduk di lantai. Lunark hanya terkekehh pelan lalu berdiri lagi.

"Lakukan apapun yang kau mau. Aku punya banyak urusan, " ujar Lunark lalu pergi meninggalkan Lilac sendirian di lorong yang sepi itu.

Lilac menggertakkan giginya lalu enyah dari sana.

~👑~

"Bentuk aliansi bersama para bangsawan yang bersedia menegakkan kembali Panji Ratu! " perintah lelaki itu. "Kau tak akan mampu menggulingkan tahta sendirian."

Lunark mengernyit. "Kau tidak membantuku, Tuan?" tanya Lunark bingung.

"Tidak, urus negaramu sendiri. Menjadi Ratu tidak akan seindah kisah di dalam dongeng. Kau akan mengalami banyak kesulitan. Negri ini membutuhkanmu. Bawa mereka ke gerbang kemerdekaan."

"Walterlish tidak sedang dijajah."

"Tidak secara langsung karena penjajahnya adalah bangsawan negri ini sendiri. Cari seseorang yang memiliki nama belakang Valerius. Dia adalah langkah awal untuk membawamu menuju kemenangan. Tarik siapa saja yang mau bergabung. Bunuh yang berkhianat."

Lunark berjalan menuju ke sisi kanan patung ratu. Ia sedikit mendongak dan tersenyum sambil mengingat bagaimana cantik paras wajah ibunya. Lunark terus berjalan melewati patung ibunya dan berhenti di depan segerombol anak laki-laki. Mereka terdiam begitu menyadari ada perempuan diantara mereka. Terlebih perempuan itu adalah Lunark.

"Andrew Fauglan, aku butuh bantuanmu."

~👑~

Eterzelda selalu ramai. Pusat negri ini dipenuhi lady bergaun indah, lord yang tampak sibuk, kereta kuda, dan sejumlah manusia lain dari berbagai kalangan. Lunark dan Andrew menyibak kerumunan kedai minum yang ada di tepi jalan. Pemiliknya tersenyum cerah ketika melihat Andrew.

"Fauglan... " sambutnya. "Sudah lama sekali sejak tragedi itu. "

"Juliette, tolong jangan diingatkan," balas Andrew sambil tersenyum usil.

Andrew berbalik dan mendorong bahu Lunark ke dekatnya. Ia merangkul bahu Lunark dengan akrab. Gadis itu ingin meninju wajah Andrew tapi ditahan karena tidak ingin menjadi pusat perhatian. Ia memiliki tujuan disini. Segalanya tidak boleh berantakan hanya karena Andrew Fauglan.

"Juliette, ini teman sekolahku, Lunarkaise Valency. Lunark, ini bartender terbaik sejagad raya, Juliette White."

"Kau benar-benar cantik sekali, Valency. Senang berkenalan denganmu. Tak usah mendengarkan ucapan Andrew. Dia selalu melebih-lebihkan," kata Juliette ramah.

Queen Chronicles Where stories live. Discover now