Pasar Perbudakan

727 81 3
                                    

Good Morning and Happy New Year!!!

Semoga tahun ini readers Queen Chronicles meningkat pesat, Amin. Terimakasih yang sudah setia mengikuti cerita ini sejak awal. Kalian bener-bener udah mengembalikan semangat aku yang sempat hilang di tengah-tengah cerita.

Sedikit curhat ya (wkwk), aku sebenarnya agak malas update rajin karena kek udah males hidup 😭😭
Aku gagal masuk ke sekolah pelayaran... rasanya awwww banget 😭😭

Semoga ada kesempatan lagi ya pren..

Oh ya, kalian tahun baru pada kemana?
Dan salah satu dari kalian ada yang asal Jatim gak hehe?

🎉🎊🎉🎊🎉🎊🎉🎊

Lunark pernah mendeklarasikan dirinya sebagai wanita paling tidak beruntung setelah dicampakkan oleh seorang kekasih dan dikhianati sahabatnya. Sekarang, tepat di depan matanya ia melihat betapa ia sangat keliru menilai dirinya sendiri.

Ia melihat sederet perempuan berjejer di atas panggung rendah. Wajah mereka dipenuhi ketakutan, kecemasan berlebih dan keputusasaan. Mereka diturunkan setelah ada yang menawar harganya. Di leher mereka sudah terpasang harga yang menurut Lunark sangat tidak sesuai untuk harga seorang manusia.

"Lima golden! " seru seorang pria berwajah garang di atas panggung.

"Dua golden!" seseorang menawar.

"Dua Golden, satu bronze! " yang lain ikut menawar.

"Lima golden! " orang terakhir pemenangnya. Gadis di atas panggung itu didorong menggunakan kaki dan disuruh bergegas ketika pecut kuda mengenai punggungnya.

"Bajingan-bajingan itu! Mereka pikir siapa mereka berani berbuat seenaknya seperti binatang?! " umpat Lunark kasar.

Seorang pria tua di depannya menoleh. Tatapannya menjadi hidup saat melihat Lunark. Gadis itu menyadari ada bahaya yang mengancam segera merapatkan diri ke Olivander. Pria itu langsung membalikkan badan setelah melihat wajah Olivander.

"Tolong diam, jangan membuat kerusuhan. Kau berjanji hanya melihat-lihat, " ujar Olivander malu dengan keadaan sekitar.

"Kau pikir aku bisa diam melihat hal itu? Demi Tuhan, Oliver aku akan memotong leher manusia rusak itu!"

"Pertama, kau belum mendapatkan gelarmu jadi kau tidak akan ditakuti sekalipun menciptakan sihir besar. Dan kedua, jangan gegabah. Kaukira semua orang disini orang Walterlish? Yang kau sebut sebagai tokoh utamalah orang-orang asing. Mereka akan mengejarmu sampai ke ujung dunia, menangkapmu, dan melakukan sesuatu yang buruk. Ibarat sebuah tanah, kau adalah dokumen bukti kepemilikannya. Kau akan disalahgunakan, Nona. Ketiga, namaku Olivander, bukan Oliver. "

Lunark menyipitkan matanya. "Begitukah caramu berbicara kepada Ratumu? "

"Sederhana, aku bukan bangsawan bermoral dan kau belum resmi menjadi Ratu. "

Lunark ingin memprotes akan tetapi seseorang menarik tangannya. Ia mendongak, matanya melebar kaget. Jika ada yang ingin ia lakukan sekarang, ia sangat ingin dihilangkan dari muka bumi. Tangan Alaric masih melingkari sikunya. Lunark melirik gadis yang berada di sebelah Alaric. Dia memutar bola matanya malas dan menghempaskan tangan Alaric darinya.

"Apa?" tanya Lunark galak, ia harus menyembunyikan raut wajah sedihnya di depan kedua orang ini. Terlebih situasinya sekarang tidak mendukung untuk menitikkan air mata.

"Apa yang kau lakukan disini? " tanya Alaric tajam. Ia tak habis pikir mengapa gadis ini selalu berada di tempat-tempat yang dapat menyebabkan masalah.

"Sesuatu yang tidak ada urusannya denganmu," jawab Lunark sinis. Tatapannya beralih ke Lilac yang sedari tadi diam. "Bawa gadis manismu ini menjauh, Alaric, tempat ini tidak cocok untuknya."

Queen Chronicles Donde viven las historias. Descúbrelo ahora