✨ D U A P U L U H T U J U H ✨

218 8 0
                                    

Pagi ini Arumi sengaja berangkat pagi sekali, entah mengapa Arumi masih belum siap kalau harus berhadapan dengan Albi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ini Arumi sengaja berangkat pagi sekali, entah mengapa Arumi masih belum siap kalau harus berhadapan dengan Albi. Tanganya yang menyibak daun di kepala wanita itu terus terbayang di benak nya.

Arumi akui kalau kali ini Ia sedang dilanda cemburu, kini Arumi telah sadar kalau ia memang sudah dimabuk asmara.

Namun sepertinya tidak dengan Albi.

"Bu inah nanti ini bekal nya kasih buat Barra sama Albi, Arumi ada urusan jadi harus berangkat pagi banget. Assalamu'alaikum." Takut Albi keburu bangun, Arumi dengan tergesa-gesa bergegas pergi.

"Waalaikumsalam... Ini mah pasti sedang ada prahara rumah tangga. Sepertinya benih-benih cinta mulai tumbuh nihh." Bu Inah tuh sebenarnya ditugaskan untuk memata-matai tingkah laku Arumi dan Albi.

Karena Albi dan Arumi tahu rencana itu jadi mereka bersikap seolah kita adalah suami istri (PADA AWALNYA) namun makin kesini makin kesana, hubungan mereka terjalin begitu natural.

"Astaghfirullah kaget bamsat." Ujar Arumi yang sedang menutup gerbang.

"Anjir lo, gue jadi ikut kaget." Timpal Faiza.

"Ya kalian ngapain disini tiba-tiba. Jadi kan gue kaget ege." Arumi ketus.

"Kita dari tadi disini ya... Lo nya aja yang gak liat jadi kaget." Ujar Faiza.

"Udah udah ngapain ribut, motor lo mana? Mau boti ke sekolah?" Ujar Kinta menengahi perdebatan mereka. Kalau tidak di akhiri tidak akan berhenti sampai kucing tetangga sebelah berubah jadi ironman.

"Oh iya lupa." Arumi kembali membuka gerbang, berjalan menuju garasi dan mengambil motor yang sudah lama tidak ia tunggangi.

"Mociiiiii momy kangen sama moci." Arumi mengelus elus spion motor nya.

Kalau kalian berfikir itu adalah makanan kalian salah besar gais, moci yang ia sebut adalah motor vespa matic berwarna putih gading itu yang ia dapat saat umurnya menginjak 17 tahun.

"Si moci kok makin keren persaan." Ujar Faiza mengelus jok motor.

Dengan sigap Arumi menyibak tangan Faiza kasar. "Hanya orang-orang berhati malaikat yang boleh memegang moci." Ujar Arumi.

"Dihh najis..." Ujar Faiza dan Kinta bersamaan.

"Yaudah ayo cus aja."

Motor pun melaju satu persatu melewati perumahan yang terlihat masih sangat sepi, karena memang masih sangat pagi sekali.

Karena menggunakan motor perjalan mereka menjadi lebih cepat.

"Lo masih inget kan muka nya?" Ujar Faiza mengintimidasi.

"Inget  gue. Udah jangan banyak nanya." Ujar Arumi melepas helm bogo pemberian Albi itu.

"Tumben kamu dateng pagi-pagi begini."

My Bad HusbandWhere stories live. Discover now