The Grim Reaper ✧

1.8K 179 79
                                    

W a r n i n g

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

W a r n i n g

• This is only fanfic. So, tidak
ada hubungan nya dengan
dunia nyata. Jadilah bijak
agar tidak menyangkut
pautkan buku ini dengan
agama atau semacam nya.

• sudah mode dark, belum?

_________________________________________

The Grim Reaper

"Manusia memandang kami sebagai perwujudan yang menyeramkan. Hitam besar, punya pedang sabit, berwujud tengkorak atau apalah!

Padahal sebenarnya kami ganteng, loh."

_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________________________

"Nah, adik sudah bebas sekarang."

Si malaikat maut beriris biru shapire itu berkata seraya tersenyum. Apabila seorang roh anak kecil telah pergi dari tubuh asli nya.

Awal nya roh anak kecil itu bingung, mengapa dia bisa melihat tubuh nya yang tengah terbaring kaku di tanah-- tetapi si malaikat maut berbaik hati menjelaskan tragedi yang terjadi.

Anak kecil itu meninggal sebab kelaparan.

Akibat peperangan antar negara itu, banyak pihak yang di rugikan hingga nyawa di gadaikan.

Tidak terkecuali untuk anak kecil, termasuk yang baru saja meninggal ini. Dia kelaparan sebab tidak makan dan minum berhari-hari.

Si malaikat maut-- Taufan berjongkok lalu mengusap pelan pucuk kepala si roh kecil. "Mari ikut kakak."

"K-k-kemana?" Roh anak kecil itu gagap dalam bicara. Karena dia meninggal saat umur nya tiga tahun.

"Ke akhirat. Disana ada tempat khusus untuk anak-anak manis seperti adik." Kata Taufan.

"B-b-benalkah? Apa d-disana ada makanan?" Netra si roh itu berbinar terang. Dia tampak bersemangat meski sudah tahu bahwa dia telah meninggal.

"Tentu saja. Disana semua yang adik mau akan diberikan. Kasih sayang Tuhan kepada seorang anak kecil itu sangat besar~" Kata Taufan seraya memuji Tuhan nya.

Roh anak kecil itu setuju, jadi dia menggenggam tangan Taufan. Sedangkan Taufan mulai mengepakkan sayap hitam nya menuju ke langit, membawa roh anak kecil itu sampai di tempat tujuan.

_________________________________________

"Sembilan ratus sembilan puluh sembilan!? Are you kidding, Fan? Hampir seribu!" Jerit seorang malaikat maut apabila melihat kedatangan Taufan bersama roh anak kecil tadi.

Taufan tidak menanggapi berlebihan. Dia hanya terkekeh lalu mengantar roh anak kecil hingga sampai ke depan gerbang surga.

Dia sempat melambaikan tangan ke arah roh tersebut sebelum kemudian bergabung bersama beberapa spesies nya yang berada disebuah taman kecil.

"Kenapa kamu sangat bekerja keras? Aku bahkan baru menolong tiga ratus roh!" Tukas si malaikat maut bernama Solar.

Ah, bisa dibilang Solar ini agak menonjol. Dia terlalu bersinar dengan mantel putih-emas nya. Juga kacamata visor jingga yang melekat di wajah nya-- itu karena Solar tengah mengikuti trend yang ada di dunia manusia.

"Entahlah. Mungkin karena hadiah?" Taufan menimbang-nimbang.

Benar! Terdapat sebuah aturan, yang mana apabila seorang malaikat maut berhasil menolong seribu roh, maka dia akan diberikan hadiah.

Hadiah itu terserah dengan kehendak si malaikat maut. Entah itu reinkarnasi ataupun menetap di surga bersama penghuni lain nya.

"Memangnya apa yang ingin kamu minta? Wanita bahenol?" Kata Fang-- salah satu malaikat maut.

"Jaga omongan mu, Pang!" Solar langsung menyela.

"Hei! Namaku Fang! Bukan Pang!"

"Sama saja. Kenapa kamu baperan sekali? Apa karena terlalu bergaul dengan manusia?" Hardik Solar lagi. Dia menyilangkan kedua tangan di dada lalu tersenyum sinis.

Gakk! Gakkk!

Fang ingin sekali menjawab, namun seekor gagak hitam terbang kearah mereka bertiga. "Gagak pembawa pesan? Lagi?" Monolog Solar.

Taufan langsung mengangkat tangan kirinya, membiarkan gagak hitam itu bertengger di tangan nya.

Sebuah kertas yang di gulung lalu di ikatkan ke kaki gagak itu dia ambil. Ketika dia membukanya, sebaris kalimat tertulis.

Itu adalah sebuah misi.

"Malaikat dari divisi remaja ingin kita menjemput seorang roh." Kata Taufan usai membaca isi pesan. Setelahnya si gagak terbang menghilang.

"Kenapa harus kita? Bukankah tugas kita hanya menjemput roh anak-anak?" Tanya Solar yang kemudian di angguki Fang. Oh, cepat sekali mereka baikan nya.

Taufan menggeleng perlahan, "Tapi kasus mereka cukup rumit. Katanya roh yang mereka tangani sangatlah tempramental sehingga tidak ada satupun yang bisa membawa nya ke akhirat."

"Tunggu! Menetap di bumi sebagai roh itu sebuah pelanggaran! Dia sudah pasti akan di hukum!" Kata Fang. Dia adalah malaikat yang ingat dengan semua peraturan di akhirat.

"Ya. Dan roh itu telah menetap di bumi selama bertahun-tahun. Belum lagi dosa-dosa nya ketika masih hidup . . ."

"Jadi, apakah kita akan menjemputnya sekarang?" Tanya Taufan kepada dua malaikat maut itu.

Namun, mereka berdua menggeleng sebagai penolakan. "Aku memiliki tugas yang tertunda. Jadi, aku tidak bisa ikut." Kata Solar.

Sedangkan Fang dia juga memiliki alasan yang sama. Tugas nya untuk menjemput roh anak-anak di bumi masih tersisa.

Tersisalah Taufan sendirian. "Baiklah. Kalau begitu aku saja yang menjemput nya. Lagipula roh ini akan menjadi roh terakhir yang ku jemput~"

Taufan mengepakkan sayap hitam nya. Secepat cahaya, dia terjun dari langit menuju bumi. Sedangkan seekor gagak hitam telah datang menemaninya untuk memberitahukan lokasi roh itu.

Ketika Taufan berada di bumi. Dia turun di atas tiang listrik, mata biru nya menelisik ke sekeliling mencari target nya.

Bibir nya membentuk seringai. Taufan memicingkan mata saat melihat roh remaja dengan iris merah Ruby yang tengah berdiri di samping bak sampah.

Jangan katakan bahwa dia sedang memulung, okey?

Taufan langsung turun dari tiang listrik. Mendekati roh merah itu tanpa disadari siapapun.

"Salam dari akhirat. Nama mu Halilintar, benar?" Sapa Taufan friendly.

Sayang sekali. Jika biasanya roh anak kecil akan kegirangan melihat Taufan, maka sosok roh merah ini justru menampilkan ekspresi jijik nya.

"Jangan sok kenal." Kata roh merah itu sinis lalu menghilang dengan cepat.

Hal itu membuat Taufan kebingungan. Apa ketampanan nya kurang mempesona sehingga roh bernama Halilintar itu tidak luluh!?

_________________________________________

The Grim Reaper | TauHali ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang