sat ✧

732 138 77
                                    

The Grim Reaper-!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Grim Reaper-!

Satu bulan setelah Taufan menetap di kos. Hubungan Taufan dan Ice kian akrab sehingga tiap bertemu orang, mereka akan di kira sebagai adik beradik.

Bahkan Taufan sudah di klaim oleh Ice sebagai 'kakak kandung sendiri.' Hal itu memudahkan Taufan untuk sedikit demi sedikit memberikan sugesti tuk meluruskan kesalahpahaman antara Ice dan Halilintar.

"Terima kasih karena telah menemani ku, kak Taufan." Kata Ice usai turun dari panggung untuk menerima medali penghargaan.

Dua buah piala nampak mengkilat di tangan Ice. Itu sebagai hasil kerja keras otak Ice selama ini.

Suara isak tangis dari para siswa di sana masih saja terdengar. Dasar, padahal cuman mendengar backsound lagu hymne guru yang liriknya, terpujilah wahai engkau ibu bapak guru~ nama mu akan selalu hidup dalam sanubari ku~

Ice tidak menangis kala itu. Yah, memang apa yang di harapkan dari orang pendiam? Jika Ice menangis, bisa saja dia dikira kesurupan reog.

"Sama-sama. Kapan kamu akan bekerja di unit kepolisian itu?" Tanya Taufan.
Sesekali melirik Halilintar yang sedari tadi diam di sampingnya. Oh ayolah, Halilintar, seharusnya kamu sedikit bahagia karena adik mu baru saja dapat penghargaan.

"Tiga hari lagi. Apa kak Taufan benar-benar tidak sabar melihatku memakai seragam kepolisian?"

"Tentu saja! Dan jika kamu telah menjadi polisi, maka hal itu akan memudahkan mu mencari kakak mu, benar?"

Ice tidak menjawab-- nampaknya anak itu hanya membenarkan dalam diam.

Taufan telah berhasil memberikan sugesti kepada Ice agar anak itu tidak terlalu membenci kakak nya. Yah, meski hanya sepuluh persen.

Dalam perjalanan pulang, Taufan dan Ice memilih jalan kaki. Sekaligus memberi banyak ruang untuk mengobrol satu sama lain.

Jalan yang awalnya adalah jalan aspal berubah menjadi tanah kering penuh rerumputan.

"Apa kamu akan terus menerus membenci Halilintar?" Tanya Taufan.

"Apakah ada alasan yang harus membuat ku tidak membenci nya? Dia benar-benar kakak yang buruk! Kakak mana yang berniat membunuh adik nya!? Bahkan binatang saja tidak akan membunuh saudara nya."

Entah kenapa suasana begitu canggung, dapat Taufan lihat raut muka Halilintar tidak bereaksi. Tetapi roh merah itu terlihat sangat sakit hati lalu pergi menjauhi mereka berdua.

Ah, dia salah bicara rupanya.

Sementara itu, Taufan akan membiarkan Halilintar sendiri. Dia harus tetap fokus pada tujuan nya untuk meluruskan kesalahpahaman ini karena Taufan tidak yakin bahwa waktu mereka masih banyak.

"Kamu tahu? Aku memiliki pendapat berbeda dengan mu."

Ice menoleh, menatap tak percaya pada Taufan. Pendapat berbeda? Apa pemuda beriris shapire itu menentang kesimpulan nya?

The Grim Reaper | TauHali ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang