sapta ✧

740 149 82
                                    

The Grim Reaper-!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Grim Reaper-!

Acara besar-besaran tengah di laksanakan. Di atas podium, seorang jenderal berwibawa itu mengucapkan kata penghantar sebelum akhirnya menyebut nama seseorang untuk turut naik ke atas podium.

"Sekarang, adalah saat-saat untuk menyerahkan jabatan perwira kepada tamu kita."

"Ice. Silahkan maju ke depan."

Sorak sorai yang bertujuan untuk memberi selamat itu saling bersahutan. Terutama untuk Taufan. Dialah yang paling nyaring berteriak-- bahkan tanpa toa pun, suara nya akan tetap nyaring.

Malu sih, tapi Ice merasa senang. Dalam kurang lebih satu bulan, hanya Taufan lah yang tetap setia berada di sisi nya.

"Saya, Jendral Koko Ci, menyerahkan jabatan perwira kepada Ice. Dengan ini, dia adalah perwira termuda dalam sejarah kepolisian."

Sebuah lencana melekat di dada kiri Ice.  Senyum bangga mengembang di wajah nya-- akhirnya setelah semua yang dia lalui, hari ini telah datang.

Setelah itu, beberapa kembang api di luncurkan ke langit. Meriah. Begitu banyak anggota polisi yang berhadir disana hanya untuk melihat secara langsung perwira termuda yang akan di angkat hari ini.

Sedangkan Taufan hanya memperhatikan dari ujung. Senyum simpul tercetak. Dia merasa seperti seorang bapak yang kini tengah melihat keberhasilan anak nya.

Terharu, bro.

Ah, ngomong-ngomong dimana Halilintar? Bukankah roh merah itu sudah berjanji akan datang untuk sekadar melihat adik nya di beri lencana?

Sibuk berkutat dengan pikiran, membuat Taufan tak sadar jika dirinya telah berhadapan dengan Ice. Perwira muda itu kini nampak bingung.

"Apa yang kak Taufan pikirkan?"

Firasat Taufan kian memburuk. Tubuh nya bergerak gelisah-- ingin pergi secepatnya entah ke mana.

Ini karena dia memikirkan Halilintar. Selama ini, dia tidak pernah merasakan perasaan cemas ini.

Oh, ayolah Taufan! Si gledek merah itu baik-baik saja. Kamu tahu bukan, kalau dia itu sok sibuk. Pasti gledek itu aslinya tidak ingin bertemu dengan adik nya.

Taufan kembali di sadarkan oleh tepukan yang mendarat di bahu. Pelaku nya adalah Ice.

"Tidak apa-apa. Hanya saja . . . ku pikir sudah waktu nya untuk memberitahukan sesuatu kepada mu."

Benar. Ini sudah waktunya karena Ice telah di terima di unit kepolisian seperti kehendak Halilintar. Juga, pemikiran Ice yang tak lagi membenci kakak nya.

Ini adalah waktu yang tepat.

Taufan balik menepuk pundak Ice-- berniat memberikan ketenangan kepada anak itu. "Ku harap, kamu bisa menerima semua ini setelah tahu yang sebenarnya."

The Grim Reaper | TauHali ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang