🍁II : Bumi Kedua dan Manusianya (a)🍁

137 34 4
                                    

•Anna•

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

•Anna•

Semalam aku tidur-tidur ayam.

Tidak heran, baru dua hari aku bebas dari masalah—Karma dan antek-anteknya.

Yaaa, dibilang 'bebas' juga tidak sesuai, sih. Mengingat ada satu orang lagi yang belum tertangkap. Sudah begitu, orang itu adalah orang yang membuatku mengalami serangan mental akibat terungkapnya kebenaran tentang sahabat dan kedua orang tua angkatku.

"Kak." Aku mengarahkan mata ke Radit yang berdiri di seberang meja ruang depan. Dia sudah seperti selayaknya rakyat ras Daun dengan pakaian dan celana sederhana itu. "Kami mau berkeliling sama Maza sekarang. Kakak mau ikut?"

Aku menjauhkan dagu dari sandaran tangan. "Maza—Aaah, itu."

Jujur saja, aku was-was padanya. Meski bukan robot buatan Falcon, tatapannya lebih fokus dan terkesan pintar. Emosinya lebih nyata dan natural, tapi dia adalah robot. Dan itu menyeramkan.

"Pergilah, Na," kata Ibu cukup lantang dari dapur yang ada di sebelah kanan. Dia bilang begitu sambil membelakangiku, sibuk mengoseng-oseng tumisan. "Ayah masih berjaga di sekitar, Ibu juga akan pergi ke kebun setelah selesai memasak. Kamu bakal sendirian nanti."

Aku tidak masalah sendirian, itu yang mau aku suarakan. Namun, aku memilih bungkam.

Hubungan Ibu-anak kami tidak mengalami kemajuan. Aku sadar kalau kami sering menghindari kesempatan berada di satu tempat yang sama berdua saja. Kami bahkan tidak menatap mata lawan bicara ketika sedang mengatakan sesuatu. Meski aku anak yang jarang berinteraksi, aku merasa interaksi kami sangat awkward.

Walaupun begitu, aku sadar aku tidak bisa seperti ini terus. Dia Ibuku dan aku membutuhkannya. Aku memaksakan diri menjadi orang lain agar aku bersikap selayaknya seorang anak, dan itulah yang kulakukan sekarang. Menuruti ucapan dari Ibu yang asing.

Aku bangkit dan ikut dengan Radit keluar dari rumah.

Di balik pintu, selain si robot, ada Saga yang kali ini memakai baju dan celana bahan sederhana panjang dan topi jerami di kepala. Dia mirip orang-orangan sawah.

Lofi berceletuk, "padahal aku yakin kalau kamu gak mau ikut, Na."

"Aku senang tebakanmu salah," balasku.

"Selamat pagi," ujar Maza.

Aku tidak menjawabnya.

"Pagi, Na." Kali ini Saga yang memberi salam.

"Mmm, pagi," gumamku.

Eh, di mana perempuan yang datang ke sini bersama Cyborg itu? Namanya ....

"Kita mau ke mana dulu?" kata Radit.

"Kamu bilang kamu datang ke sini karena misi, kan?" tambah Lofi sembari menengok ke Maza—bahkan Lofi kalah tinggi dengan robot manusia. "Misi mengetahui seluk beluk planet ini."

Forestesia | Pribumi dan Penjajah [✓]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora