🍁VI : Aku Adalah 'Bahaya' (b)🍁

91 25 5
                                    

•Anna•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Anna•

"Boleeeh," kata Kakak, menyetujui ajakan kami untuk membeli es serut. "Ya udah, kalian tunggu di sini, tungguin aku. Mungkin gak sampai lima belas menit."

"Amara, mereka jelas-jelas memintamu untuk membelikan mereka es serut," lontar Lofi. Laki-laki itu duduk mengangkat sebelah kaki di bangku putih untuk satu orang. Kepalanya bersandar di punggung bangku, matanya terpejam.

"Apa kamu kuat menyimak misi, Fi? Kamu keliatan mengantuk," lontar Kakak.

"Tentu saja. Mataku mungkin lelah, tapi telingaku tidak." Dia mengubah posisi duduk, membuat tubuh atasnya condong ke depan. "Aku sudah menemukan titik terang dan kini pikiranku sangat terjaga. Aku akan menyampaikannya nanti setelah kamu menuturkan informasi baru."

"Oke, kalau begitu."

Kak Amma menaruh perangkat berbentuk kotak pipih mirip disket penyimpanan dan menekan bagian yang dipotong bulat di tengah. Sinar monoton biru muncul, memproyeksikan layar sebesar layar laptop yang menunjukkan peta dunia milik Bumi. Ada tiga titik merah berkedip pelan di belahan negara yang berbeda, tapi membentuk satu garis lurus.

"Letnan mendapat informasi bagus dari Karma dan Kenny. Mereka menyebutkan tiga negara yang kemungkinan besar menjadi lokasi persembunyian Falcon, yaitu Jepang, England sama Amerika. Alasannya karena organisasi yang Karma bangun punya properti di sana. Ditambah Lab milik Falcon juga ada di setiap properti. Sekedar informasi, tiga negara ini termasuk negara maju yang berkuasa di Bumi sana, jadi misi penangkapan rahasia kita akan menjadi sulit," kata Kakak.

Selagi dia bicara, layar sudah memperbesar titik merah di negara paling kanan di peta, yaitu Jepang. Lalu, layar proyeksi menunjukkan sebuah bangunan perusahaan yang bagus dan modern dengan huruf 'GNA' besar, di atas pintu masuk dari kaca yang berputar. Sekelilingnya sepi dari bangunan lain, digantikan tanah lapang dan pagar rumput yang tidak begitu tinggi.

"Tidak hanya bangunan perusahaan, Karma juga punya beberapa rumah terpisah tak jauh dari kota tempat kantornya dibangun. Di Jepang, kantor Global Nature Association ada di dekat gunung Sakurajima. Dari file yang berhasil kita dapat pas meringkus markas Madagaskar, di sana mereka punya misi memantau gunung merapi aktif itu." Kak Amma berhenti sejenak. "Sudah begitu, gunung ini masuk ke daftar gunung merapi 'Cincin Api Pasifik'."

Lofi—cara duduknya masih sembrono seperti biasa—menceletuk. "Salah satu gunung yang tadinya akan mereka ledakkan, ya."

"Ya," sahut Kakak terdengar sarkas. "Mereka kelewat licik."

Layar mengganti lokasi dan menunjukkan bentuk bangunan GNA yang berbeda dari sudut pandang yang cukup tinggi seolah gambar diambil dari drone. "Di England, lokasi bangunan GNA terdapat di kota Birmingham. Di sini mereka bilang memiliki proyek besar untuk mengatasi masalah gas rumah kaca dan membangun sumber energi yang sesuai dan ramah lingkungan. Kalau di Amerika selatan, tepatnya di Brasil, GNA fokus menekan peningkatan penebangan liar dan melakukan penghijauan. Mereka sudah bekerja lebih dari dua belas tahun dan terus membantu negara dengan teknologi dan sukarelawan mereka untuk melindungi dan membangun ulang lingkungan agar menjadi tempat hidup yang lebih baik."

Forestesia | Pribumi dan Penjajah [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang