14. Menoreh Serpihan Kaca

1.3K 517 23
                                    

.
.
.

    Ketika Hongjoong menapakkan kaki di dalam rumah Mingi, dia menunduk sedikit lalu mendongak lagi. Terlalu aneh untuk disebut orang yang mencari sesuatu, lebih seperti sedang mengamatinya untuk menarik kesimpulan. Hongjoong berjalan lurus ke arah sofa dimana Mingi temukan ibunya telah mati, di atas sofa itu pula, tergantung lukisan Ratu Anne yang ayah Mingi idolakan.

  "Ada banyak botol arak sebelum akhirnya aku bersihkan." Kata Mingi.

  "Aku bisa melihatnya."

  "Apakah kau mencoba menjadi seorang detektif?" Tanya Yunho tiba tiba pada Hongjoong.

  "Tidak. Hanya ingin tahu siapa pelacur yang dimaksud dan cara menangkapnya nanti." Jawab Hongjoong.

  "Kau ingin menangkapnya?" Tanya Mingi.

  "Jika kau tak mau melakukannya, maka setidaknya biarkan dia malu bertemu dengan orang lain lagi." Kata Hongjoong. "Hukumlah mereka yang bersalah sepadan dengan apa yang dia lakukan. Siapapun dia, di dunia yang cidera ini, dia akan tetap sama kedudukannya. Dia berhak dihukum walaupun dia anak presiden sekalipun."

  "Bagaimana kau melakukannya?" Tanya Mingi.

  "Memaksanya untuk melepaskan topeng palsunya tentu saja. Yunho bisakah pagi nanti kau pergi ke kantor pos dan mengirimkan sebuah pesan untuk seseorang?"

  "Untuk siapa dan apa isinya?" Tanya Yunho.

    Tepat setelah Yunho bertanya begitu, Hongjoong menarik keluar sebuah amplop putih dari kolong sofa rumah Mingi. Hongjoong menunjukkan surat itu pada Mingi, meminta izin untuk membukanya dan Mingi mengangguk.

    Di dalam amplop putih itu terdapat sepucuk surat, Hongjoong mengulurkannya kepada Yunho dan kawannya itu langsung tau jika Hongjoong meminta Yunho membacakannya.
  
 
  "Madam, hampir jatuh Nyonya Barnum, satu langkah lagi dan tak ada satupun dari mereka yang tersisa."
 
 
  "Siapa yang mengirimkannya?" Tanya Hongjoong.

  "Mrs. Ornella Bell." Balas Yunho.

  "Sejak?"

  "Dua hari lalu."

  "Permintaanku tadi, tolong kirimkan surat kepada Mrs. Ornella Bell, katakan padanya bahwa semua telah berhasil. Beyah Barnum telah mati dan putranya tidak mencurigai siapapun. Mayatnya telah dikuburkan dan itu tampak seperti mati karena tersedak." Kata Hongjoong.

  "Kau mengenal Ornella Bell, Mingi?" Tanya Yunho.

    Mingi menekuk alisnya, "Namanya terasa familiar."

  "Tentu saja familiar.. dia adalah wanita yang sering kau temui perkara hak waris di gedung abu abu." Kata Hongjoong.

    Mata Mingi membulat terkejut, "Wanita itu?!"

  "Bagaimana kau tahu, Hongjoong?" Tanya Yunho.

  "Aku mengamati Mingi sejak hari itu, dan aku sering lihat dia masuk ke dalam gedung abu abu. Beberapa kali aku dengar seseorang memanggilnya Ornella dan beberapa lagi memanggilnya Bell. Karenanya aku tahu." Jawab Hongjoong.

  "Kau menguntitku?" Tanya Mingi.

  "Kenapa kau bicara seakan aku akan mengirimkan surat ancaman pembunuhan kepadamu?" Tanya Hongjoong balik.

  "Apakah kau merencanakan sesuatu?" Tanya Yunho pada Hongjoong.

  "Baik aku dan kau, Yunho.. hanya akan menunjukkan kepada Mingi Barnum siapa yang sebenarnya sedang dia hadapi, soal keputusan akhir, tentang apa yang pantas mereka dapatkan dari perbuatan mereka akan tetap menjadi keputusan Mingi Barnum sendiri."

[✔] Klub 513 | Long Journey | Ep.1 : Desire (Departure)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang