6. Something's Wrong

4.5K 624 64
                                    

Menjadi seorang public figure bukanlah perkara mudah. Makanan apa yang ada di dalam piringmu, identitas teman yang berbincang denganmu, kebiasaanmu saat tidur, reaksimu saat marah, hingga apa yang akan kau lakukan di hari esok, semuanya wajib menjadi informasi umum yang dinilai dan dikendalikan oleh siapa saja. Entah penggemar atau pembenci, dua kubu dengan kekuatan besar itu akan senantiasa merasa memiliki hak paten untuk berkomentar, mengabadikan momen dan bergunjing satu sama lain dalam sebuah forum sambil menyematkan nama para public figure ini sebagai tajuk utamanya.

Itulah yang Build Jakapan rasakan di kehidupan sebelumnya.

Kemanapun ia pergi, tak peduli seberapa banyak penggemar yang menyapanya dengan hangat, apa yang nampak di depan mata hanyalah silau lampu kilat dari berbagai jenis kamera. Seringkali ia kesulitan mengingat wajah para penggemarnya yang selalu disembunyikan dibalik media pencetak momen itu. 

Apakah boleh jika sekali saja mereka hanya menyapaku dengan senyum? aku ingin melihat ekspresi bahagia mereka, aku ingin mengenal mereka. Kalau begini ceritanya, mungkin aku akan lebih ingat merk kamera apa yang dimiliki oleh penggemarku, pikiranya.

Tapi, apakah sekarang isi kepalanya masih sama?

"LIAT APA KALIAN SEMUA?! MAU AKU TUSUK MATA KALIAN SATU-SATU, HA?! MATIKAN SEMUA KAMERA DAN BLITZ SIALAN ITU! WAJAH KALIAN KUSAM! KENA PANTULAN CAHAYA JADI SEMAKIN SILAU! MATAKU SAKIT!"

Jakapan berteriak lantang ke arah seluruh pengunjung yang menyaksikan drama keluarganya dengan penuh minat. Ia sudah tak lagi peduli dengan resiko terburuk yang akan diterimanya. Sekalipun julukan anjing gila mungkin akan tersemat di depan nama, Jakapan akan menerima itu sambil menulikan pendengaran.

"Jakapan." Wichapas menggeram rendah sambil menatap tajam ke arah suaminya. 

"Kau.. rupanya benar-benar sudah gila."

Tak henti-hentinya Wichapas dibuat kebingungan. Jakapan yang ia kenal adalah omega paling anggun yang selalu menjaga sikap dan kehormatannya. Jangankan menghajar orang dan mengamuk di muka umum, Jakapan adalah orang yang akan tetap minum teh dengan damai meski hujan petir mengguyur kepalanya. Semua itu Jakapan lakukan karena junjungan tinggi atas adab dan tata krama yang dipertahankannya demi keluarga.

"Vegas, apakah aku sudah menjadi istri yang sempurna bagimu?"

Pertanyaan rutin yang selalu diajukan oleh Jakapan tiba-tiba saja terngiang dalam benak Wichapas. Pria alpha itu bahkan ingat dengan betul seberapa indah binar dari kedua netra istrinya saat berujar. Tapi sekarang, apa yang terjadi? tatapan penuh kebencian milik Jakapan entah mengapa terlampau asing dan.. membuat hatinya tidak nyaman.

"Ayo kita pulang," ajak Wichapas.

Jakapan berdecak kesal. "Aku akan pulang, tapi bukan dengamu," timpalnya.

"Aku suamimu. Kau harus pulang dengan-"

"Vegas?"

Satu panggilan suara yang menginterupsi secara otomatis membuat Wichapas dan Jakapan menoleh bersamaan.

"Tawan? kamu.. apa yang kamu lakukan disini?"

Jakapan mengamati sosok pria beta dalam balutan pakaian yang sama dengan para pengantar minuman di club malam itu. Setelah berpikir cukup lama, tiba-tiba saja Jakapan teringat salah satu scene dalam novel yang nampak begitu familiar.

Pria omega itu diam membisu. Meski getar pada tubuh sukar untuk disembunyikan, ia tak ingin sang kakak mengetahui seberapa hancur hatinya setelah dipermalukan dan menjadi tontonan banyak orang. 

THE VILLAIN (BibleBuild)Where stories live. Discover now