24. Lana, The Last Nirmala

1.5K 177 27
                                    

Hall utama dari training building kini dipenuhi oleh seluruh atlet yang telah resmi menjadi perwakilan negaranya. Jakapan dan Nititorn duduk di jajaran terdepan untuk memudahkan sorotan media. Pakaian dengan warna kuning pun sengaja disamakan, tipikal kawan yang gemar berbagi selera.

"Jak, menurutmu, tema olimpiade kali ini akan seperti apa? romance, luxury, or.. fantasy?"

Jakapan menoleh. "I'm not sure, kalau dugaanku benar.. mungkin romance." Menggunakan tatapan mata, Jakapan menunjuk beberapa dekorasi. "Putih, magenta dan violet, olimpiade tahun ini memancarkan nuansa valentine."

"Nah, i don't think so. Warna violet itu bisa juga dipilih untuk mewakili dosa.  Kutukan Dewi juga ada hubungannya dengan konsep itu."

Belum sempat Jakapan bertanya lebih lanjut, Nititorn menyenggolnya untuk kembali fokus pada monitor di depan. Saat itulah, operator menuruti ujaran komite untuk menampilkan tema dari olimpiade yang akan diselenggarakan 6 hari mendatang.

[Historical]

"The Cursed of Violet Nirmala"

"Sial!!" Menoleh ke arah Jakapan, pria omega yang terlihat gusar itu kembali buka suara. "Tema itu kan sudah lama ditinggalkan! mereka lupa ya, tentang kejadian di 50 tahun silam? olimpiade terburuk! para atlet yang cedera fatal, kesalahan teknis yang berturut-turut! benar-benar mengerikan, juara-1 pun dinilai payah dan tidak memiliki jiwa seorang nirmala dalam performanya."

Jakapan menyimak ucapan Nititorn di ambang kesadaran. Ia bingung, kepala yang sunyi mendadak bising dipenuhi tanya. Nirmala, panggilan dari Xavier yang selalu ada dalam mimpinya. Tak tahu apa dan siapa, 'Nirmala' nampak gemar berkeliaran di sekitarnya.

"Jakapan! jawab! bagaimana ini?! aku benar-benar tak setuju dengan semua keputusan penyelenggara!"

Menepuk pipinya sendiri, Jakapan tak ingin hanyut dalam lamunan. "K-kau.. pikir temanya sesulit itu, Nit? kita ada di zaman modern, 50 tahun itu waktu yang cukup lama untuk kembali pulih dari trauma sejarah." Benar, mustahil kemalangan serupa untuk terjadi lagi.

"Sulit, aku belum pernah tuntas untuk mencipta koreografi dengan tema itu! menampilkan kutukan Nirmala untuk seluruh dunia lewat seluncur es? yang benar saja! haruskah kita terlihat gila dan jahat? Oh, Tuhan! berkatilah aku yang harus memakai kostum penyihir untuk bertanding!"

Kata demi kata yang Nititorn ucapkan terdengar layaknya petasan di telinga Jakapan. Ia kesal, ia tak terima seakan penghinaan tengah dilempar padanya secara kurang ajar. Aneh, ikatan batin yang ia rasakan terlalu kuat jika sosok Nirmala dalam mimpinya hanya buah dari ilusi nalar.

*****

Ditinggal oleh Nititorn yang menemui Jayler untuk berbagi kekesalan terkait tema olimpiade, Jakapan pun kembali ke manor seorang diri. Sesuai dugaan, bangunan klasik itu terlihat megah di setiap bagiannya untuk memamerkan pengaruh harta Keluarga Ratanaporn.

"Lapar, aku rindu nasi kari yang biasa dibawakan Phi Ping." Kembali dirinya mengingat sosok itu. Manajer pribadi, pria yang mengisi peran kakak dalam kehidupan atlet Build Jakapan Puttha. Hingga laut kering dan angin berhasil digenggam pun, hutang budinya pada Ping tak pernah cukup untuk ditebus.

"Aku harap kau sekarang bisa merasa tenang, Phi. Terima kasih.. dan maaf.. Aku harap, setidaknya kau membawa setangkai mawar saat pemakamanku berlangsung. Kau tahu kan, Phi?? aku benci ditinggal sendiri."

Biru kelabu yang selimuti atmosfer di sekeliling Jakapan segera mereda saat aroma kopi membelai penciumannya. Tanpa berpikir panjang, ia pun segera berjalan menuju dapur dan mengunci tatap pada pria alpha di hadapannya.

THE VILLAIN (BibleBuild)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang