BAB 5: FAREL TIDAK PUNYA MOMMY

1.4K 315 22
                                    

SELAMAT MEMBACA 

**** 

Farel memandang rumah yang katanya tempat tinggal gurunya itu. Di dalam otak kecilnya, dia terkagum-kagum melihat bangunan rumah mewah dengan banyaknya aktifitas disana. Bahkan terlihat beberapa orang berseragam hitam hilir mudik di hadapannya. Ramai, tidak sepi seperti rumahnya.

"Farel mau mampir kerumah Ibu?" tanya Giwa saat melihat Farel terus menatap rumahnya dari dalam mobil. Mereka sudah sampai, dan Giwa belum juga keluar dari sana. Masih menunggu Farel, mungkin saja bocah itu memiliki sesuatu untuk di katakan.

"Boleh?" tanya Farel pada Giwa.

Giwa tertawa pelan, melihat ekspresi polos Farel.

"Tentu saja boleh. Ayo mampir sebentar," ucap Giwa. Lalu turun dari mobil. Di ikuti pula oleh Farel. Setelah berpesan pada sopirnya untuk menunggu, Farel lalu mengikuti Giwa untuk masuk kedalam rumah.

Sebelum masuk kerumah, mata kecilnya kembali menangkap sesuatu yang menarik di halaman samping.

Berjajar beberapa motor besar dengan warna yang berbeda-beda. Farel tidak heran dengan mobil yang terparkir karena di rumahnya juga ada, tapi motor-motor besar itu benar-benar menarik perhatiannya.

"Itu punya siapa Bu?" Tanya Farel sambil tangannya menunjuk motor-motor yang terparkir di tempatnya itu.

"Punya bundanya Ibu, ayo masuk."

Giwa menuntun Farel untuk masuk kedalam rumahnya.

Sampai di ruang tamu, penghuni rumah pertama yang di temuainya ada omanya. Oma Ana tersenyum melihat kedatangan Giwa.

"Assalamu'alaikum Oma," Giwa menyalami sang Oma.

"Wa'alaikumsalam. Baru pulang?" jawab Oma Ana.

"Iya. Tumben rumah sepi Oma?" Giwa duduk di hadapan Oma Ana. Begitupun dengan Farel. Bocah itu duduk di sebelah Giwa.

"Nawang tidur, kalau yang lain Oma tidak tau." Jawab Oma Ana. Tiba-tiba saja mata tuanya menatap pada sosok kecil di sebelah cucunya.

Oma Ana merasa penasaran dengan bocah yang di bawa pulang oleh cucunya itu. Anak siapa, kenapa dia tidak pernah melihatnya.

"Ini siapa?" tanya Oma Ana sambil menunjuk kearah Farel.

"Ini Farel Oma. Muridnya Giwa, tadi Giwa ada urusan kerumah Farel. Pulangnya di antar Farel sama sopirnya, jadi mampir dulu sebentar." Giwa menjelaskan siapa Farel pada sang Oma.

"Farel kenalan, ini omanya ibu." Ucap Giwa pada Farel.

"Salam kenal Oma, ini Farel." Ucap Farel memperkenalkan dirinya.

Oma Ana hanya tersenyum lembut pada Farel. Bocah laki-laki yang di bawa cucunya itu terlihat sopan dan sangat manis. Mengingatkan Oma Ana pada Raja dan Rafa saat masih kecil.

Tak lama setelah itu, Rafa juga pulang dengan membawa dua buah semangka di tangannya. Dia meletakkan semangka itu di meja dan ikut bergabung duduk bersama dengan oma dan adiknya.

"Tumben kamu beli semangka A'?" tanya Oma Ana pada Rafa.

"Titipan ibu hamil Oma," jawab Rafa dengan malasnya.

Giwa hanya tertawa pelan, apalagi melihat wajah kesal kakak laki-lakinya itu.

"Giwa itu Oma, nggak tanggung jawab. Dia yang di titipin, malah A'a yang suruh beli. Kan jadi pulang cepat A'a hari ini. Padahal kerjaan masih banyak."

"Jangan ngeluh lah A', gitu aja ngeluh. Cemen ..." Sahut Giwa pada keluhan Rafa.

"Kok tumben sudah pulang A'?" Dita datang dari dapur dengan sepiring bolu yang masih mengepul di tangannya juga heram melihat Rafa yang sudah duduk manis di ruang tamu. Padahal belum jam pulang kantor.

GIWA DAN KISAH CINTANYADonde viven las historias. Descúbrelo ahora