BAB 14: SIKAP POSESIF FAREL

1.2K 220 15
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

"Farel kok disini sendirian?" Giwa menyapa Farel yang siang itu tengah duduk sendirian di taman. Padahal teman-temannya ada yang pergi bermain ada yang pergi beli jajan. Tapi bocah itu justru duduk termenung sendirian tanpa seorangpun teman.

Farel yang melihat Giwa datang hanya menatap malas kearah gurunya itu. Biasanya Farel akan begitu semangat jika berbicara pada Giwa namun siang ini Farel seolah menganggap jika Giwa tidak ada dan tidak sedang menyapanya.

Giwa yang di abaikan hanya bisa menghela nafasnya dengan pelan. Penasaran kira-kira ada apa lagi dengan bocah itu kenapa sepertinya suasana hatinya tengah buruk. Kira-kira apa yang membuat suasana hatinya kembali buruk berbagai pertanyaan tentang Farel hinggap di fikiran Giwa.

"Ibu duduk disini boleh?" tanya Giwa lagi.

Namun Farel masih tidak menjawab. Dia hanya diam, bahkan menoleh pada Giwa pun enggan. Diabaikan Farel, bukannya membuat Giwa langsung pergi namun gadis itu justru duduk di sebelah Farel.

"Marahan ya sama Daddy?" Tanya Giwa karena menurutnya jika bocah itu memiliki suasana hati yang buruk masalahnya hanya jika bertengkar dengan sang daddy seperti sebelum-sebelumnya.

"Ibu sok tau," jawab Farel dengan ketusnya.

Giwa tersenyum, jadi bukan itu masalahnya sepertinya.

"Bu Citra semalam kemana?" tanya Farel langsung jangan lupa tatapan tajamnya.

Giwa yang di tatap demikian langsung tertawa. Wajah Farel yang tengah marah bukanya terlihat menakutkan justru menggemaskan di mata Giwa.

"Pergi nonton tinju," jawab Giwa.

Meski dia belum Faham kemana arah pertanyaan Farel padanya namun dia memilih menjawabnya dengan jujur.

"Ibu sering ya keluar malam seperti tadi malam?" tanya Farel lagi.

Dengan spontan Giwa mengangguk, dengan jujur.

"Terus teman-teman Ibu juga yang semalam?" Tanya Farel dengan penasarannya.

"Tidak juga. Ibu punya banyak teman, selain mereka."

"Laki-laki atau perempuan?"

"Kebanyakan laki-laki tapi perempuannya juga ada kok."

"Ibu sering keluar malam?"

"Sering, kenapa memangnya."

Farel lagi-lagi mendengus. Giwa penasaran, kenapa muridnya itu terlihat tidak suka. Apa yang salah dari jawabannya.

"Kenapa Farel begitu?" Tanya Giwa balik.

"Farel tidak suka kalau Ibu sering keluar malam. Daddy-nya Farel juga tidak suka kalau perempuan keluar malam." Ucap Farel yang cukup membuat Giwa penasaran.

Apa hubungannya keluar malamnya dengan keluarga muridnya itu. Apa kalau dia keluar malam, terus perusahaan kelurga Farel bangkrut sehingga bocah itu melarangnya keluar malam bahkan mengatakan kalau Daddy-nya tidak suka dia keluar malam. Sungguh, tidak ada hubunganya sama sekali. Dan Giwa juga tidak peduli apakah Daddy bocah itu suka atau tidak jika dia sering keluar malam. Tapi meski begitu, Giwa hanya mengangguk mengiyakan ucapan Farel agar bocah itu berhenti memasang wajah garangnya.

"Iya, besok lagi kalau Ibu keluar malam Ibu tidak bilang sama Farel." Ucap Giwa dengan bercandanya.

Farel semakin kesal mendengar ucapan Giwa. Dia bahkan turun dari kursinya dan pergi meninggalkan Giwa begitu saja. Tanpa pamitan dan tanpa mengatakan apapun.

GIWA DAN KISAH CINTANYAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum