BAB 12: RENCANA FAREL II

1K 205 25
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

Farel, Giwa dan Rafa makan siang bertiga dalam diam. Ketiganya fokus dengan makanan masing-masing. Baik Farel maupun Giwa keduanya sama-sama tidak berniat membuka obrolan. Namun, nampaknya hal tersebut berbanding terbalik dengan Rafa.

Rafa yang tidak tahan dengan keheningan akhirnya memilih mulai membuka obrolan.

"Farel sudah bilang sama Farel kalau main kesini?" tanya Rafa pada Farel.

Giwa pun menoleh pada Farel, ingin mendengar jawaban bocah itu. Namun, Farel hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Nanti daddy-nya Farel tidak bingung kalau Farel tidak pulang?" tanya Rafa lagi. Dia bukannya tidak suka anak itu main kerumahnya, sungguh bukan karena itu. Dia murni mencemaskan jika orang tua bocah itu kebingungan mencari kemana perginya putranya.

"Daddy sibuk, nanti kalau sudah tidak sibuk biar di jemput kesini Om." Jawab Farel dengan santainya.

Rafa merasa ada yang janggal dengan ucapan Farel, darimana ayah bocah itu akan tau jika putranya disini. Sedangkan Farel datang kerumahnya, saat masih menggunakan seragam sekolah dan belum pulang. Belum pamit juga pastinya.

"Memangnya daddy-ya Farel tau kalau Farel disini?"

Farel hanya menggeleng lagi-lagi membuat Rafa dan Giwa saling menoleh dengan bingung.

"Nanti pinjang ponselnya Bu Citra, buat telpon Daddy."

Rafa mengulurkan ponselnya yang kebetulan ada di atas meja dan menyerahkannya pada Farel agar bocah itu bisa segera mengabari daddy-nya.

"Pakai ponsel Om saja, telpon ayahnya Farel biar tidak cemas." Ucap Rafa.

Namun, lagi-lagi Farel hanya menggeleng. Dia tidak ingin menggunakan ponsel milik Rafa, dia ingin meminjam ponsel milik gurunya.

"Tidak usah Om, terimakasih. Nanti saja," jawab Farel singkat. Dia lalu melanjutkan makannya. Giwa dan Rafa jujur di buat bingung dengan sikap bocah itu, tapi mereka tidak mau ikut campur terlalu dalam. Ingatan mereka kembali pada beberapa waktu yang lalu, saat tanpa sengaja mereka membahas perihal ibu dan membuat Farel langsung pulang.

***

Sore harinya, saat pulang dari kantor Gerald di buat geram dengan laporan dari Pak Yoso, sopir pribadi putranya. Yang mengatakan, jika putranya itu belum pulang dan main kerumah temannya. Yang lebih membuatnya emosi, tidak ada yang tau teman mana yang di maksud apalagi lokasi rumahnya.

"Saya sudah paksa Tuan Muda untuk pulang Tuan, tapi dia justru mengancam akan memecat saya. Saya juga sudah tawarkan untuk mengantar kerumah temannya tapi tuan muda menolak."

Gerald hanya mengusap wajahnya dengan kasar. Sekarang harus kemana dia mencari putranya itu. Jangan sampai terjadi sesuatu dengan putranya.

Tiba-tiba ponsel di saku Gerald berbunyi, menampilkan sebuah nomor asing yang memanggilnya.

Tanpa berfikir Panjang, Gerald langsung mengangkat panggilan di ponselnya itu.

"Daddy ..." sapa suara yang begitu familiar dari seberang sana.

Seketika juga, Gerald mampu bernafas lega. Mengetahui jika yang menelponnya adalah putranya.

"Farel dimana? Kenapa belum pulang jam segini?" Tanya Gerald berusaha sabar dan tidak memarahi putranya karena sudah membuatnya khawatir.

"Daddy bisa jemput Farel. Farel ada di rumah teman." Pinta Farel dari seberang sana dengan suara yang riang.

Tanpa banyak tanya, Gerald langsung menyanggupinya. Setelah bertanya di mana alamatnya, Gerald langsung menuju lokasi yang di sebutkan putranya tadi.

GIWA DAN KISAH CINTANYAМесто, где живут истории. Откройте их для себя