🎖️Bab 10 🎖️

29 14 7
                                    

H-1 Acara Ulang Tahun Heraza High School

****

Hansel menggesekkan kartu itu ke kenop khusus pintu tersebut. Dengan sedikit berdebu, pintu terbuka. Tidak ada gesekan atau apapun. Lelaki itu melepaskan kacamatanya yang kotor, karena asap debu tadi.

Seorang pria duduk di sebuah kursi beralaskan bantal. Tangan berkerut terlihat sedang menggerakan sesuatu. "Baiklah ... kurasa Nathan bakal melakukan hal yang luar biasa," kata Hansel membuat pergerakan tadi berhenti.

"Apa maksudmu, Hansel?" tanya pria tersebut beranjak dari duduknya dan melihat Hansel yang terlihat begitu menatapnya tajamnya.

"Harus aku jelaskan lagi? Nathan ingin sekali bunuh diri. Tekanan yang terjadi tiga tahun yang lalu kembali muncul. Dan ... kurasa bukan salah ruangan ini ataupun hal lain. Semuanya salah bapak."

"Dan ingat! Ku kembalikan kartu ini dan aku akan terus bersama Nathan. Aku tidak ingin nyawanya dalam bahaya jika dia bertemu atau melihat bapak, terlebih lagi dalam keadaan yang canggung." Hansel melemparkan kartu tepat mengenai dada pria tersebut, kemudian pergi dari sana.

Terkesan tidak sopan, namun tidak ada yang tahu apa kesalahan mereka masing-masing.

"Kurasa aku harus meminta maaf kepada Nathan. Tetapi bagaimana caranya agar bisa bicara dengannya."

****

"Hansel, kenapa kamu terlambat?" tanya Mrs. Huje sambil melepaskan pandangannya dari kertas ujian. Hansel merupakan satu-satunya yang terlambat. Syukur saja Hansel terlambat 5 menit sebelum ujian dimulai.

Tatapan Hansel terus-menerus ke arah Nathan yang terlihat begitu bahagia. Hansel membuat yang lain ikut melihat ke Nathan, dan bertanya apa yang sedang terjadi.

"Hansel!" Panggilan Mrs. Huje yang cukup nyaring membuat Hansel tersadar. lelaki itu membungkukkan badan hormat.

"Maaf, Miss. Ada panggilan dari Aula." Mendengar jawaban Hansel membuat Mrs. Huje menghembuskan nafas pelan dan menyuruh lelaki itu duduk.

Setiap kursi memiliki nomor ranking masing-masing. Mereka bertujuh berjarak sekitar 2 meter satu sama lain dan terlihat cukup jauh. Bertujuan tidak ada yang bisa menyontek. Ada sebuah ipad dan stylus pen untuk setiap meja. Mrs. Huje, satu-satunya yang mengizinkan muridnya mencari jawaban dari internet. Untuk semua kelas, termasuk Penthouse Class.

Perubahan mendadak dan membuat kelas lain bahagia adalah dimana Kelas Menengah dan Kelas Downstairs yang harus ditunda ujiannya karena suatu hal. Kepala Sekolah Desar menginginkan anak-anak Penthouse Class saja yang menghadiri ulang tahun sekolah.

"Baiklah, seperti biasa kalian buka ipad kalian masing-masing dan mulai mengerjakan. Kalian tidak bisa berdiskusi satu sama lain, berdiskusilah dengan internet."

Denting jam mulai terdengar. Menit ke menit terasa sebentar. Nathan sudah mengerjakan 60% dari semua soalnya, bahkan ada beberapa soal yang langsung diketahui jawabannya tanpa ia hitung. Tidak ada raut kegugupan bahkan keraguan. Tatapan lelaki itu begitu santai seolah akan ada ujian lainnya.

Berbeda lainnya dengan Hansel yang terus menatap Nathan. "Nathan, fokuslah!" Entah sudah kesekian kalinya Hansel ditegur. Walaupun keduanya sudah hampir selesai, Hansel memutuskan untuk mengerjakannya lebih cepat dibandingkan Nathan.

"Maaf, Miss. Izin keluar kelas."

"Apa kamu sudah mengerjakannya?" Hansel mengangguk bersamaan dengan notif dari ipad Mrs. Huje. Wanita tua itu segera mengizinkan keluar. Nathan melihat hal tersebut menjadi bingung, lantaran dia tidak pernah didahului oleh Hansel.

Nevada : Save Our Rank [Terbit✓]Where stories live. Discover now