🎖️Bab 22 🎖️

56 9 5
                                    

Heraza High School

****

David terdiam menunggu di belakang Nevada yang sedang menatap foto Nathan. Guci mendiang Nathan kini dipindahkan ke ruangan khusus. "Kak Nathan, apa kabar kakak? Sudah hampir setahun kakak meninggalkan keluarga dan teman-teman disini, dan aku berhasil merebut posisi kakak, loh." Tawa itu membuat Nevada meneteskan air matanya.

"Kak Nathan, mungkin Tuhan mengirimkan seseorang untukku. Walaupun dia tidak sama seperti kakak, setidaknya ada yang mengingatkanku padamu, kak." Nevada berbalik dan menatap David yang ragu.

Hujan mulai menangis membuat David membuka daun payung dan mengarahkan ke Nevada agar keduanya tidak kebasahan. Lelaki yang lebih muda tersenyum dan segera berjalan di dalam lorong yang sedikit redup.

Keduanya kini benar-benar terlihat seperti kakak adik. Tangan David mengeluarkan beberapa obat penenang begitu melihat Nevada yang meremas dadanya. Raut wajahnya terlihat khawatir.

"Minumlah, Nevada," suruh David melihat Nevada yang masih mengatur nafasnya. Sedikit panik membuat David tidak bisa berpikir jernih. Tidak sekali ini saja, Nevada merasakan sesak nafas, namun yang baru saja terjadi adalah yang terparah menurut David.

David merogoh kantong baju dan celana, dan tidak menemukan ponselnya disana. "Permisi, tuan Nevada?" Petugas itu dengan segera mengangkat tubuh Nevada dan segera membopongnya menuju lorong kesehatan.

Melihat Nevada yang dibawa tiba-tiba membuatnya berlari mendahului keduanya. Ia memanggil dokter yang berada di klinik Heraza. Suster yang berada tidak jauh menarik ranjang.

****

Arsan menggoyangkan bahu David dan berteriak histeris menanyakan keberadaan Nevada. "Jawab, kak!" Hansel menahan adiknya yang menangis mendengar penyakit Nevada kambuh disaat-saat yang tidak tepat.

"Arsan?" tanya Dokter Bae yang baru saja keluar dari ruangan Nevada. Arsan langsung mendekati Dokter Bae dan menanyakan keadaan Nevada didalam. David terdiam dan menatap ketiganya dengan perasaan bersalah.

"Kondisi Nevada mulai membaik, mungkin terlambat meminum obatnya. Baik, kalian bisa masuk kedalam. Saya pamit dan mengirim hasil kesehatan." Jawaban Arsan membuatnya ingin kembali memukul David. Hansel menahan tubuh adiknya agar tidak gegabah.

"Apa yang kamu lakukan, kak? Dia terlambat meminum obatnya, kak!" Hansel memahami situasi mereka saat ini. David yang masih diambang kebingungan membuatnya tidak bisa menjawab.

****

"Maafkan aku, Nevada." David menaikkan selimut membuat Nevada bergerak nyaman disana. Keadaan Nevada semakin membaik, namun belum bisa pulang ke rumah. Desar terus menanyakan keadaan Nevada lewat telepon yang dipinjamkan oleh Hansel.

"Kakakmu ... tidak ada yang bisa menggantikannya. Bahkan posisi ranking satu banyak yang mengira masih dipegang oleh mendiang. Apakah ini membuatmu menjadi tertekan karena tidak ada mengenalmu, Nevada?"

"Kenapa kamu tidak menceritakannya kepadaku, Nevada? Mungkin, aku bukan orang yang tepat untukmu selama ini, ya," lanjut David sambil membuat teh panas untuk dirinya sambil menunggu Nevada bangun.

"Ranking satu bukan untukku, ya ... itu menyakitkan untukku." Suara Nevada membuat David menatap ke arah ranjang, Lelaki manis itu melihat keatas, langit-langit yang polos tak berwarna.

"Nevada, aku tahu ini sulit untukmu. Buatlah mereka mengenalmu, dan–"

"Percuma, kak." Nevada membalikkan badan memunggungi David. Ia tidak berpikir untuk membuat keduanya terlihat seperti musuh, hanya saja mendengar pernyataan David saat pura-pura tidur menjadi sedih.

Nevada : Save Our Rank [Terbit✓]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ