🎖️Bab 15 🎖️

17 8 5
                                    

Ujian akan dimulai ....

****

"Kami tidak mencoba membunuh kalian lagi. Yang membunuh itu adalah–" Yuba berbalik badan menemui Mrs. Huje yang memanggil murid Penthouse Class.

"Permisi, teman-teman." Yuba membungkuk hormat sebelum meninggalkan tempat. Mrs. Huje menunjuk Yuba dan mempertanyakan semua tadi. Arsan hanya mengangkat bahunya.

"Tenang, Miss, dia hanya minta maaf." Gisella tersenyum lembut dan mengajak Mrs. Huje untuk belajar bersama. Wali kelas Penthouse Class ikut tersenyum dan begitu berterima kasih, ia memiliki murid yang begitu perhatian.

Wanita tersebut terus memandang dua tertua di antara mereka. Hansel dan Merida, keduanya berubah pesat sejak pertama kali berada di Penthouse Class. Kini keduanya lebih terancam keberadaannya. Posisi mereka lebih rentan digusur dibandingkan ranking lainnya.

Tatapan keriput itu beralih ke Arsan, pemilik ranking tiga. Siswa tersebut memiliki keberanian yang tidak pernah dimiliki sang kakak. Hanya saja, Arsan takut untuk mengambil kesimpulan. Oleh sebab itu, kenapa ia begitu dekat dengan Nevada, hanya Nevada yang memahami alur setiap pembahasan yang dikatakan oleh Arsan.

Gisella dan Melody, kedua siswi terakhir yang dipikirkan oleh Mrs. Huje. Wanita tua tersebut yakin kalau Melody, si pemilik ranking ketujuh akan naik posisinya. Pengumuman pemenang olimpiade tidak akan lama lagi.

Gisella, gadis pemberani. Atlet karate ini tidak sengaja berhasil masuk ke Penthouse Class. Mrs. Huje tersenyum mengingat pertama kali Gisella berada di kelas. Kalau Gisella lebih menginginkan tinggal di kelas lamanya, kelas Downstairs.

"Anak-anak, aku yakin kalian semua bisa bertahan. Miss percaya ke kalian," kata Mrs. Huje sebelum masuk ke ruangan. Keenam murid tersebut awalnya bingung, namun melihat ketulusan wali kelas mereka, semuanya mengangguk semangat.

"Kami tidak akan mengecewakanmu, Miss. Kami semua berjanji." Nevada memeluk erat Mrs. Huje yang disusul dengan pelukan dari lainnya. Nathan dan Michelle adalah orang pertama yang membuat Mrs. Huje jadi wali kelas bertahan untuk Penthouse Class.

****

Ketegasan Mrs. Huje mengajar membuat suasana nyaman. "Baik, setelah kalian menemukan angka yang harus diketahui, langkah selanjutnya adalah menghitung sudut polarisasi menggunakan Hukum Brewster."

"Ada yang sudah menghitungnya?" tanya Mrs. Huje lalu menaruh spidolnya di meja. Nevada dan Merida bersamaan mengangkat tangannya membuat wanita tua semangat. Merida berbalik ke belakang dan menyuruh Nevada, lelaki itu lebih dulu menjawabnya.

"Tan brewster satu ... hitungannya adalah indeks bias medium tujuan dibagi indeks bias medium asal. Jawaban Nevada adalah tan Brewster satunya adalah lima puluh tiga derajat."

"Ya, kamu betul sekali. Jadi, kita cari dulu sudut polarisasinya yang kita sebut adalah tan Brewster satu sebelum kita mencari sudut bias dengan hukum–"

"Hukum Snellius," sahut Gisella mengangkat tangannya yang masih memegang penanya. Mrs. Huje tersenyum dan mengangguk, kemudian kembali mencoret rumus di papan tulis.

Hampir 5 jam mereka belajar dan berdiskusi hingga langit jingga berganti kelabu. Suara denting jam kelas menghentikan kegiatan mereka masing-masing. "Ternyata sudah jam tujuh?" Arsan melirik ke arah jam tangannya juga.

"Baik, anak-anak. Kalian bisa beristirahat. Panggil Miss jika kalian butuh diskusi. Miss pamit terlebih dahulu, terima kasih." Mrs. Huje melambaikan tangannya sebelum membawa buku-bukunya.

Gisella mengusulkan suatu tempat untuk belajar, namun ia juga menyenggol Nevada. Arsan tertawa kecil setelah paham maksud Gisella. "Baiklah, pakailah kamarku untuk kita belajar bersama."

Nevada : Save Our Rank [Terbit✓]Where stories live. Discover now