🎖️Bab 20 🎖️

14 8 10
                                    

Suara yang tidak asing

****

Suara sapaan membuat Nevada dan Melody terdiam. Keduanya menatap sosok itu begitu lama. Tanpa disadari, Nevada sudah meneteskan air matanya. Orang tadi terkejut dan mendekati Nevada.

"Kamu tidak apa-apa?" Tangannya dengan cepat mengeluarkan lap kecil. Lelaki itu bingung melihat Nevada yang kabur menjauh darinya. Melody terdiam dan ingin sekali mengatakan sesuatu, namun bibirnya keluh seakan tidak bisa berbicara.

Nevada terduduk di salah satu taman baca dekat aula. Ia tidak tahu cara duduk dengan benar, kakinya begitu lemah. Dengan tenaga tersisa, lelaki itu mendorong salah satu sofa melampiaskan kekesalannya.

Arsan berlari meninggalkan ponselnya di tangan Yuba. Dengan cepat, Yuba memainkan game di kedua ponsel tersebut. Melody ingin sekali bermain permainan juga, namun rasa khawatirnya lebih tinggi.

****

Nevada masih menangis dibawah sana. Arsan yang melihat kondisi Nevada segera mengangkat lelaki itu untuk duduk diatas sofa. Ada satu hal yang tidak disadarkan oleh Arsan mengenai sosok lelaki sebelumnya tadi.

Beruntungnya Arsan membawakan sebotol air mineral. "Minumlah." Nevada mengangguk dibalik sesegukannya. Sambil mengelus punggung, ia membiarkan Nevada minum dengan tenang dan nyaman.

"Orang tadi mirip sekali dengan kak Nathan." Jawaban Nevada membuat Arsan kebingungan. Lantas Arsan mengingat kejadian dimana dirinya tidak menyadari seseorang yang menyapa.

Nevada menahan tangan Arsan yang pergi ke aula menemui sosok itu. Gelengan kepala Nevada membuat ia kembali duduk dan tersenyum. "Baiklah." Arsan mengerti Nevada begitu merindukan sang kakak yang kepergiannya sudah hampir 4 bulan lamanya.

Walaupun sekolah sudah berubah, namun ada satu yang masih terasa asing. Arsan masih menerka semuanya dengan bingung.

Melody menatap lelaki dengan seksama. Postur tubuh sama persis seperti Mendiang Nathan, bahkan dari segi bentuk muka, rahang dan bibir serta mata sangatlah menyerupai. Hanya saja rambutnya yang terlihat lebih maskulin.

"Apa benar kakak itu David bukan Nathan?" Lelaki itu mengangguk semangat dan menunggu jawaban dari Melody. Gadis itu ragu mengatakan lebih, melihat sosok David di depannya seolah sudah mengerti keadaan sekolah.

Bahkan tidak sedikit orang yang mengenalnya. Melody semakin takut jika ia benar-benar Nathan bukan David. "Jadi, apa yang terjadi adik tadi?"

"Maksud kakak ... Nevada?" David mengangguk semangat sambil melipat kertas kue yang baru saja ia makan. Melody tersenyum simpul dan melihat keadaan sekitar, bahkan pelayan tadi ia perintahkan untuk menyingkir.

"Dari atas hingga kebawah, kak David mirip dengan mendiang kak Nathan. Kakaknya Nevada." Jawaban Melody membuat David mendekat ke telinga untuk membisikkan sesuatu. Gadis itu terdiam beberapa detik sebelum akhirnya menaruh gelasnya ke meja.

"Kurasa kamu salah."

****

Arsan tidak menyangka dengan apa yang didengarnya. "Tidak mungkin kak Nathan bangkit dari kematian! Abunya ada di kamarmu, Nevada." Lelaki jangkung berjalan bolak-balik, ia sudah melepaskan blazernya dan menyisakan kaos putih tebal. Rambutnya dikuncir kecil.

Nevada hanya menunduk kecil, dan memikirkan perkataannya kembali. "Tapi, aku yakin jika–"

"Tidak Nevada!" Nevada terkejut dengan perlakuan Arsan yang tiba-tiba menggoyangkan bahunya kuat. Tatapan Arsan yang tajam membuat Nevada menciut dan mengatakan maaf dengan suara pelan.

Nevada : Save Our Rank [Terbit✓]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu