6. Percobaan

299 37 2
                                    

Suara besi beradu dengan alat masak menggema di dapur. Wangi rempah-rempah pun menguar hingga ke luar dapur. Panci menari-nari di atas api layaknya ada pesta dansa yang digelar. Si pemasak tersenyum lebar saat harum aroma masakannya menusuk hidungnya.

Si pemasak tak peduli jika dia mengacaukan dapur ini hanya untuk memasak nasi goreng. Dapurnya sudah dipisah dari dapur utama rumahnya, untuk apa khawatir. Fokusnya tertuju sepenuhnya pada nasi goreng yang ia buat.

Kemampuan lain yang kini tengah diasah Jisoo adalah memasak makanan rumahan selain makanan pencuci mulut, seperti nasi goreng. Sebenarnya, tak ada yang spesial dari nasi gorengnya. Bumbu-bumbunya pun berdasarkan takaran menurut perasaannya.

Hanya saja, dia berniat meletakkan telur omelette di atas nasi goreng yang akan di bentuk bulat memakai mangkuk. Omelette-nya jadi pertama karena proses pembuatannya yang ternyata sedikit susah. Maka dari itu, nasi gorengnya dimasak terakhir.

Setelah dicicipi sedikit, Jisoo mengangguk. Di lidahnya, rasanya sudah sesuai takaran. Asin dan pedas seimbang, sesuai apa yang dia mau diawal.

Di ambilnya satu piring yang cukup lebar sebagai alas dari makanannya. Nasi goreng yang sudah Jisoo buat dibentuk bulat menggunakan mangkuk bekas. Mangkuk itu dibalik di atas piring, kemudian ditarik ke atas.

Jisoo ambil omelette buatannya secara perlahan memakai spatula. Dia ingin omelette-nya berada di tengah persis supaya ketika dibelah, omelette setengah matang itu langsung menyelimuti nasi di bawahnya.

"Akhirnya!" pekik Jisoo lega setelah berhasil memindahkan omelette buatannya dengan tepat dan presisi. Persis seperti apa yang dia mau. "Tinggal hias sedikit-sedikit aja, deh," gumam Jisoo sembari berpikir cepat.

Akhirnya, dia letakkan tomat ceri, sedikit rosemary, dan kacang polong diletakkan di bagian kanan piring, sementara pada bagian atas omelette dihias menggunakan saos dan mayonaise. Cukup simpel jika dibandingkan dengan hiasan di hidangan pencuci mulut buatannya.

Setelah meletakkan piring di atas nampan, Jisoo letakkan juga dua sendok serta satu pisau untuk membelah omelette. "Udah jadi!" ucap Jisoo sembari membawa nampan itu ke ruang makan.

Juri makanannya sekarang tentu saja Kihyun dan Saejin. Sudah berkali-kali mereka menjadi teman Jisoo dalam memasak dan juri untuk mengomentari kelebihan serta kekurangan masakan Jisoo.

Jika mereka mendaftar di acara TV memasak, mungkin mereka akan diterima.

Saejin tersenyum, "Wangi banget. Ini kamu pakai bawang segudang, ya?" Mendengar ucapan dari Saejin, Jisoo terkikik. Hanya bawang merah yang dia pakai, namun ditumis dengan mentega. Mungkin hal itu yang membuat wanginya menguar.

Kihyun mempersilakan Saejin mengambil alih pisau, membelah omelette secara perlahan. Mulut Saejin membulat, sejalan dengan matanya yang melebar. Telur setengah matang yang lembut melingkupi nasi, berhasil menggugah selera makan.

"Mama coba, ya, Soo," kata Saejin yang Jisoo angguki. Saejin mengambil sendok, kemudian menyuapkan sesendok nasi goreng beserta omelette ke dalam mulutnya.

Ada jeda yang dibutuhkan Saejin untuk lidahnya bisa merasakan masakan Jisoo. Saejin mengangguk kuat saat rasa asin dari nasi goreng yang berpadu dengan manisnya omelette bisa memuaskan lidahnya. "Enak, Soo!" puji Saejin yang membuat Jisoo senang.

Suara bel rumah terdengar, membuat insting Kihyun terpancing. Namun, Saejin menahan Kihyun, "Disini aja, Mama yang buka pintu. Papa cobain nasi gorengnya Jisoo aja."

Sendok itu diberikan ke Kihyun sebagai pertanda bahwa Kihyun harus mencicipi masakan Jisoo sebelum akhirnya Saejin menuju pintu depan dengan sedikit berlari.

Kihyun ikut menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya. Kihyun terdiam, mengunyah sebentar sebelum tersenyum kecil. "Udah enak, Soo. Padahal Papa nggak suka telur yang manis, tapi yang ini lumer di mulut Papa. Jadi, Papa kasih bintang lima," puji Kihyun, berhasil mengundang senyum lebar si pemasak.

Kihyun bukan tipe orang yang suka memuji masakan, maka dari itu Jisoo senang bisa mendapatkan pujian. Kedua orang tuanya memuji masakan pertamanya selain makanan pencuci mulut. Mungkin Jisoo hanya perlu mengembangkan variasi dalam memasak.

"Coba, deh, Cheol, nasi gorengnya Jisoo." Dua pasang mata melihat ke arah sumber suara, menemukan Seungcheol yang sudah digiring paksa oleh Saejin. "Soo, Cheol ikutan ngerasain masakanmu nggak papa, kan?"

Jisoo hanya mengangguk, tak bisa menolak. Lagipula, Seungcheol sukarela digiring oleh Saejin. Hanya saja, Jisoo takut mengecewakan Seungcheol. Dirinya bertahun-tahun menyelami dunia memasak, namun baru kali ini membuat masakan utama.

"Ada apa kesini, Cheol?" Kihyun bertanya.

"Cheol disuruh Ayah buat nganterin parsel," jawab Seungcheol yang membuat Kihyun manggut-manggut. Ujung matanya pun dapat menangkap parsel yang memang diletakkan di sofa ruang tamu.

Kihyun berikan satu sendok yang belum disentuh pada Seungcheol, mengingat mereka hanya memakai satu sendok. "Coba, deh, Cheol. Ini masakan pertama Jisoo selain dessert," ujar Kihyun. "Sendoknya bersih, kok," tambah laki-laki berumur 52 tahun itu.

Seungcheol mengangguk, menerima sendok itu dan menggunakannya untuk menyantap masakan Jisoo. "Gimana?" tanya Jisoo penasaran. Seungcheol masih diam, senyap tak bersuara.

Jisoo jadi berpikir, apakah masakannya tidak enak? Apakah orang tuanya berbohong hanya untuk menyenangkan dirinya? Memikirkan hal itu, Jisoo menjadi berkecil hati. Katakanlah bahwa dirinya merupakan seseorang yang perasa, tapi inilah diri Jisoo.

Namun, pikiran itu runtuh seketika saat melihat senyum tipis Seungcheol. Kepala Seungcheol mengangguk perlahan saat suapan kedua masuk ke dalam mulutnya.

"Enak. Nggak ada kekurangan sama sekali. Rasa pedas, manis, sama asinnya udah balance. Kamu hebat, Soo." Seungcheol memuji, dengan senyum tipis. Seungcheol beradu tatap langsung dengan Jisoo, mendukung pujian yang memang tulus itu.

Seharusnya, pujian seperti ini sudah biasa Jisoo dapatkan. Bertahun-tahun dia menggeluti bidang memasak, bertahun-tahun pula dia dibanjiri pujian. Tapi, kenapa wajahnya terasa panas kali ini? Kenapa pula ada gejolak aneh di perutnya?

[✓] Halo, Teman Lama | CheolSooWhere stories live. Discover now