Epilog : Akhir dari Kisah Mereka

439 26 13
                                    

Suara burung yang berkicau ikut meramaikan pagi dari hari Sabtu itu. Sebagai salah satu akhir dari satu minggu, kebanyakan orang memilih untuk diam di rumah. Entah itu sibuk melakukan aktivitas lain atau berkumpul dengan keluarga tersayang.

Jisoo bukanlah sebuah pengecualian. Hari Sabtunya kali ini sedikit produktif. Dia menyibukkan dirinya untuk membuat minuman manis. Sebenarnya Jisoo tahu tak akan ada yang meminum minuman yang dia buat selain Seungcheol.

Ayah dan Ibunya sedang pergi menghadiri undangan di rumah salah satu keluarga Ayahnya. Jisoo tahu hal itu melalui selembar kertas tempel yang ditempel di meja dapur. Otomatis, rumahnya pun menjadi sepi.

Daripada kesunyian yang mengisi rumahnya, lebih baik suara grasak-grusuk dirinya yang mengisi rumah. Minuman yang berbahan dasar kopi itu berhasil membuatnya bolak-balik dari satu tempat ke tempat lain.

Jisoo pergi ke garasi, kembali ke dapurnya, putar arah lagi ke garasi, dan berbalik menuju dapurnya. Begitu terus sampai apa yang dia siapkan dengan penuh perjuangan bisa sempurna.

Senyum puas Jisoo mengembang setelah menata semuanya dengan rapi. Minumannya yang berbahan dasar kopi sudah dicampur dengan susu sehingga rasa pahitnya tersamarkan.

Di atas minumannya terdapat whip cream yang ditaburkan bubuk kayu manis. Ada pula semangkuk kue kering berbentuk kucing dalam ukuran kecil. Kue kecil itu akan dimakan bersama dengan minumannya seperti sereal. Maka dari itu, Jisoo namakan sebagai Cat's Bath.

Bukan tanpa alasan Jisoo menyiapkan minuman itu dengan penuh perjuangan. Kedatangan Seungcheol ke rumahnya adalah alasan dari betapa dedikasinya dia dengan menu barunya.

Beberapa minggu yang lalu, mereka sama-sama menyatakan perasaan masing-masing. Hubungan mereka menjadi semakin jelas, yaitu sepasang kekasih. Tak lagi mereka sandang status teman lama itu.

Jisoo hanya bisa tersenyum seperti orang gila jika mengingat Seungcheol. Siapa yang akan menyangka bahwa mereka berakhir bahagia? Bahkan Jisoo sendiri pun tak menyangka tentang perasaan Seungcheol.

Mereka sama-sama sedang merasakan manisnya kisah kasih. Namun, Jisoo tak akan keberatan jika hubungannya dihantam sebuah badai. Dia sudah tahu apa kunci utama dalam sebuah hubungan yang tak lain dan tak bukan adalah komunikasi.

Jisoo berharap, dia bisa terbuka sebanyak mungkin pada Seungcheol walau laki-laki itu sudah mengenalnya dari luar dan dalam. Begitu pula sebaliknya, Jisoo berharap Seungcheol mau terbuka dan berbagi cerita padanya.

Kaki Jisoo segera dibawa menuju sumber suara ketika mendengar suara ketukan. Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Baru saja dipikirkan, Seungcheol sudah datang membawa senyuman yang menunjukkan lesung pipinya dan sebuket bunga.

"Kak Cheol!" seru Jisoo senang. Dipeluknya tubuh Seungcheol yang lebih tinggi dari dirinya itu dengan erat. Maklum, yang namanya pasangan baru jika dipisahkan beberapa hari saja terasa seperti dipisahkan seabad.

Seungcheol menggumam, "Aku ini nggak bisa balas meluk, nggak papa, kah?" Sebagai balasan, Jisoo hanya mengangguk. Yang Jisoo butuhkan saat ini adalah kehadiran Seungcheol, bukan yang lain.

Setelah cukup lama memeluk Seungcheol, Jisoo mengajak Seungcheol masuk. "Kamu nggak buat dessert, kan, Soo?" tanya Seungcheol memastikan dan mendapat hadiah berupa gelengan dari Jisoo.

"Aku nggak buat dessert, cuma buat sweet drinks doang," jawab Jisoo. Sejujurnya Jisoo tak tahu kenapa Seungcheol melarangnya membuat makanan pencuci mulut. Tetapi karena itu berasal dari mulut kekasihnya, Jisoo hanya bisa menuruti.

Sesampainya di dapurnya, Jisoo tunjukkan mahakaryanya yang dia kerjakan dari jam 9 pagi itu. "Lihat, aku ngerjain ini dari jam 9 pagi, lho. Keren nggak aku?" tanya Jisoo. Biarlah sedikit menyombongkan diri, toh dengan pacarnya sendiri.

[✓] Halo, Teman Lama | CheolSooWhere stories live. Discover now