6. Dragon Huang(2)

3.4K 427 6
                                    


Renjun mempersilahkan jaemin untuk masuk kedalam kamarnya yang super besar di mansion Dragon Huang itu, seperti kamar yang ada didalam istana bahkan lebih besar lagi.

"Kau bisa membersihkan tubuh lebih dulu " Ucap renjun dan jaemin langsung masuk ke toilet setelah renjun menunjukkan jalan menuju toiletnya itu.

Renjun sadar setelah mengungkit soal winter tadi, jaemin jadi sangat diam saja dan diapun langsung mengeluarkan ponselnya untuk berusaha menghubungi winter tapi tetap ponsel adek tirinya itu tak aktif sama sekali.

"Sebenarnya apa yang membuatmu jadi seperti ini Kim Winter." Monolog renjun lalu diapun mengetik nama seseorang yang merupakan orang kepercayaannya untuk mencari semua hal yang tak bisa dia temukan sediri termasuk winter. Tapi, dia tak sadar kalau jaemin sudah keluar dari toilet dan mendengar semuanya.

"Hallo?"

"Wah, ada kepentingan apa nyonya Na menghubungiku saat ini?"

"Jangan menggodaku Liu Yangyang!" Datar renjun pada orang do seberang yang dipanggil, Liu Yangyang itu.

"Baiklah, aku tau kalau kau sudah menghubungi ku begini. Apa yang kau inginkan?"

"Carikan keberadaan Kim Winter."

"Aaa, aku kira kau akan menyuruhku mencari dokter hebat agar kau dan suamimu bisa memiliki keturunan, ternyata untuk mencari adik tirimu."

"Aku tak akan melakukan itu liu yangyang. Sudahlah, jangan berpikiran yang macam-macam lagi. Sekarang kerjakan dan segera beritahu aku."

"Ne. Hanya itu? Kau tak mau dokter agar kau bisa mengandung keturunan Na yang selanjutnya?" Goda Yangyang.

"Jangan menggodaku Liu Yangyang. Kau harus tau, kalau seorang pria hamil maka akan terlihat sangat aneh. Dan aku tak siap jika harus menerima semua perkataan itu dari orang-orang."  Jaemin mendengar semuanya hanya menatap dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

"Kau mengatakannya, karena kau tak tau kalau sebenarnya kau pria istimewa." Batin jaemin.

"Baiklah aku akan segera mencarinya. Hanya itu bukan?"

"Ne." Angguk renjun walaupun Yangyang tak bisa mendengarnya lalu diapun mematikan ponselnya. Dan kaget saat berbalik karena jaemin sudah keluar dari toilet ntah sejak kapan.

"Kapan kau keluar?" Ucap renjun kaget.

"Baru saja." Datar jaemin lalu diapun menyerahkan handuk yang dia gunakan pada renjun dan akan segera memutuskan untuk tidur, tapi renjun yang menerima handuk itu menahan tangan suaminya lebih dulu hingga keduanya saling bertatapan tapi hanya sebentar karena renjun memutuskan lebih dulu tatapannya.

"Kau bisa masuk angin jaemin-ssi. Aku akan mengeringkan rambutmu, kemari." Ucap renjun menarik lembut tangan jaemin dan mendudukkan jaemin di atas sofa single kamar itu, lalu diapun mengambil hairdryer dan mengeringkan rambut jaemin dengan menyentuh kepala jaemin secara lembut. Jaemin yang merasakan sentuhan lembut itu memejamkan matanya dan merasakan sangat nyaman sekali hanya karena hal kecil.

Setelah beberapa menit, renjun selesai mengeringkan rambut jaemin dan menyadari kalau suaminya itu telah tertidur lalu diapun langsung membangunkannya karena kalau jaemin tidur disitu maka tubuhnya akan sakit-sakit.

"Jaemin-ssi? Bangunlah, kau bisa pindah ke tempat tidur agar tubuhmu tak sakit-sakit nantinya." Jaemin membuka matanya secara perlahan lalu diapun hanya diam saja saat renjun membantunya berdiri dan membawanya ke tempat tidur, setelah menidurkan jaemin yang tampak lelah, renjunpun menyelimutinya lalu segera masuk ke toilet untuk bersih-bersih. Saat pintu toilet tertutup jaemin hanya menatap pintu itu.

"Ntah kenapa rasanya sangat tenang sekali dan sangat menyenangkan hanya karena dia melakukan hal yang sederhana." Monolog jaemin.

Setelah beberapa menit, renjun keluar dengan lebih segar dan diapun kaget melihat jaemin tak tertidur sama sekali. Tapi, dia hanya membiarkan saja dan berjalan kearah sofa panjang karena dia akan tidur disana, tapi langkah kakinya terhenti seketika.

"Ini tempat tidurmu. Kau juga bisa tidur disini, tempat ini sangat besar. Lagian kau sendiri mengatakan kalau tidur di sofa bisa membuat tubuh pegal, lalu kenapa kau tidur di sana."

"Tak masalah jaemin-ssi, lagian tubuhku mungil dan aku tak terlalu merasakan sakit-sakit saat tidur di sofa."

"Kalau kau memang mau tidur di sofa maka aku juga akan melakukan hal yang sama." Ucap jaemin datar.

"Tapi?'

"Kau mengatakan ingin tetap menjadi istri yang baik bukan? Tapi istri yang baik setahuku akan menuruti kata suaminya bukan?" Renjun akhirnya menghela nafas panjang lalu diapun melangkah menuju sisi lain tempat tidurnya itu lalu menidurkan dirinya dibawah selimut yang sama dengan jaemin. Karena sudah sangat lelah, diapun tertidur begitu saja. Jaemin yang pada akhirnya menghadap pada renjun yang tidur telentang itu sedikit kaget karena renjun telah tertidur dengan tenang, lalu memandanginya dalam diam dan memujinya dalam hati. Ntah kenapa dia merasa akan terlihat jahat jika dia tak mengganggap renjun sebagai istrinya saat ini, hanya karena pengkhianatan winter padanya, apalagi itu tak ada hubungannya dengan renjun. Tapi, dia hanya tak yakin bisa menyukai renjun, apalagi dia straight terlepas dari renjun yang spesial dan memiliki kelebihan itu.


























[Tbc]

Wife?(Jaemren)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt