12. Swedia.

3.3K 361 6
                                    

Keesokan harinya Jaeminpun terbangun lalu diapun sedikit kaget karena tak melihat renjun berada disebelahnya. Dan diapun segera mencari tapi tak ada dimanapun, ingin menghubungi tapi ponselnya tak dibawa oleh renjun.

Ceklek.

Jaemin langsung mendekat pada renjun yang masuk kedalam kamar hotel mereka.

"Kau kemana njun?" Ucap jaemin cemas.

"A—aku tadi hanya meminta sarapan dibawah sekaligus menghirup udara segar jaemin, maaf karena membuatmu khawatir." Ucap renjun menundukkan kepalanya.

"Gwanchana. Lain kali jangan lakukan itu mengerti? Aku benar-benar panik kau tak ada dikamar ini." Ucap jaemin sembari mengelus kepala istrinya itu. Dan renjun hanya menganggukkan kepalanya.

"Yasudah, sekarang kau tunggu saja sarapan kita. Aku akan mandi dulu.' Ucap jaemin dan renjun hanya mengangguk lalu diapun masuk kedalam toilet disaat bersamaan dengan renjun yang menatap nanar jaemin.








Flashback.

Renjun berjalan-jalan pagi karena dia sangat malu jika harus berhadapan dengan jaemin apalagi saat dia bangun tadi, dialah yang memeluk erat jaemin. Mrmang tak ada yang salah karena jaemin adalah suaminya tapi tetap saja renjun merasa malu.

Duk!

"Maafkan saya." Ucap renjun begitu pula dengan seorang wanita yang tak sengaja bertabrakan dengannya.

"Tak masalah " Ucap wanita itu lalu renjunpun membulatkan matanya begitu pula dengan wanita itu.

"Kim Winter!/ Huang Renjun!" Ucap mereka sama-sama kaget. Dan wanita yang seharusnya menikah dengan jaemin itu akan pergi tapi renjun lebih cepat menahan tangannya.

"Apa yang kau lakukan renjun!"

"Justru itu yang ingin aku tanyakan padamu Kim Winter! Apa yang kau lakukan sampai kau meninggalkan pernikahanmu dan  Na Jaemin!"

"Aku tak ingin menikah dengan waktu cepat Renjun, kau tau aku paling malas mengurus keluarga apalagi anak. Lagian kau sudah menikahinya bukan? Jadi, aku cukup berterimakasih padamu. Dan jangan ganggu aku lagi " Ucap winter menghentak tangan renjun hingga lepas, renjun hanya diam karena dia tak habis pikir dengan winter. Lalu diapun melihat winter akan pergi tapi kembali berhenti disebelahnya.

"Tapi kau jangan senang dulu, karena aku hanya menitipkannya padamu. Jadi, jangan sampai kau mencintainya, karena dia hanya mencintaiku dan jika aku siap aku akan kembali untuk mengambilnya. Mengerti?" Bisik winter. Lalu diapun pergi begitu saja membuat renjun terdiam seketika bahkan airmatanya keluar begitu saja anggap saja dia mungkin sangat bodoh karena merasa nyaman dengan jaemin yang bukanlah miliknya.

Flashback end.


Jaemin menatap bingung istrinya itu, karena bell kamar mereka sudah berbunyi sejak tadi tapi renjun tak beranjak dari duduknya membuat jaemin mengambil pesanan mereka lalu diapun meletakkan diatas meja dan duduk dihadapan renjun lalu memegang tangannya. Membuat renjun sedikit terkejut hingga menatap jaemin.

"Apa yang kau pikirkan renjun?"

"Aaa tidak." Ucap renjun lalu diapun melihat sarapan keduanya yang sudah datang.

"Kapan pesanan ini datang jaemin?" Ucapnya kembali.

"Baru saja, kalau begitu kita makan sarapan saja oke?"

"Hmm." Angguk renjun dan dia sedikit bersyukur karena jaemin tak bertanya apapun lagi. Lalu keduanya pun makan, jaemin sangat tau kalau renjun menyembunyikan sesuatu tapi dia memilih tak bertanya pada renjun saat ini, tapi pasti akan ditanyakan jaemin sesegera mungkin. Karena dia tak mau renjun menyimpan semuanya sendirian. Dia tak mau menjadi bodoh karena tak tau istrinya kenapa saat ini.

"Tiffany yima mengatakan padaku kalau kita harus ke boutique SW untuk mengambil tuxedo yang akan kita gunakan nanti malam." Ucap jaemin dan renjun hanya mengangguk tanda dia mengerti.

Setelah beberapa menit, merekapun mendengar bell kamar yang berbunyi lalu renjunpun membukakan pintu dan melihat seorang pria manis membungkuk padanya.

"Ada apa ya? Anda siapa?"

"Saya adalah pemandu nyonya Na dan tuan na selama ada di Swedia."

"Apa? Tapi saya tak memesan—"

"Nyonya Huang Tiffany yang memesan untuk acara honeymoon nyonya dan suami." Ucapnya.

"Aaa."

"Apa kita bisa pergi sekarang nyonya?"

"Bisa kah kau menunggu di lobby?"

"Baik nyonya " ucapnya lalu membungkuk dan renjunpun kembali masuk lalu menutup pintu.

"Siapa?"

"Pemandu tour, yima memesankan untuk kita. Apa kau ingin jalan-jalan? Kalau tak ingin aku—"

"Ayo. Aku akan ikut denganmu." Ucap jaemin lalu diapun langsung berdiri dan menggenggam tangan renjun membuat renjun hanya menatap diam tangan yang saling bertaut itu.

"Ayo." Ucap jaemin dan renjunpun mengangguk lalu keduanya pergi dari dalam kamar itu. Untuk menikmati hari yang indah di Swedia.





















[Tbc]

Wife?(Jaemren)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant