16 Swedia (5)

3.5K 373 2
                                    

Keesokan paginya terlihat renjun yang merasa terganggu dengan sinar matahari yang mengintip dari balik jendela kamar hotel mereka berdua. Lalu diapun membuka matanya secara perlahan dan melihat jaemin yang baru saja keluar dari toilet dengan hanya handuk yang melingkari pinggangnya, hingga renjun masuk kedalam selimut dan kaget melihat dirinya sendiri yang tak menggunakan apapun hingga kilasan tadi malam terulang bagai kaset rusak didalam kepalanya.

"Kenapa menyembunyikan wajahmu injunie?" Ucap jaemin yang mulai memanggil renjun dengan nama kecilnya. Renjun lantas memelototkan matanya kaget bersamaan dengan selimut yang terbuka menampilkan wajahnya yang memerah layaknya tomat.

"Jae—jaemin? Apa—"

"Ya, kurasa pengaruh vodca itu terlalu tinggi." Ucap jaemin.

"Tidak, aku juga salah disini." Ucap renjun.

"Tak ada yang salah renjun, karena hal ini wajar bagi sepasang pasusu seperti kita " Ucap jaemin dan renjun hanya diam saja.

"Ayo aku bantu ke toilet."

"Tidak, aku bisa sendiri." Ucap renjun lalu duduk dan akan beranjak dengan selimut yang membungkus tubuhnya.

"Akh!" Jaemin lantas menggendong renjun dengan selimut yang menutupi tubuh polosnya itu. Lalu mengantarkan renjun ke toilet dan kembali keluar tanpa menutup pintu toilet agar dia bisa mendengar kalau renjun butuh bantuan.

Setelah beberapa menit, keduanya sekarang tengah sarapan bersama di cafe hotel tersebut, disaat bersamaan winter mendatangi mereka dan duduk di sebelah jaemin begitu saja. Sedangkan renjun hanya bisa diam dan jaemin yang berwajah datar tanpa memperdulikannya sama sekali.

"Bagaimana sarapannya oppa? Apa lezat?" Ucap winter tapi jaemin tak perduli dan diapun melihat renjun lalu mengusap sisa noda di sudut bibir renjun hingga membuat sang empu membulatkan mata kaget bahkan rona merah menjalar di pipi chubby nya itu.

"Yaampun suamiku sangat menggemaskan sekali. Seperti bayi." Ucap jaemin lalu diapun memberikan makanan miliknya ke piring renjun yang telah habis setengahnya.

"Kenapa?" Bingung renjun.

"Kau sepertinya sangat lapar, makan yang banyak."

"Bagaimana dengan jaemin?"

"Nana not jaemin." Ucap jaemin tersenyum pada renjun bahkan winter benar-benar kesal sampai mengepalkan kedua tangannya.

"Baiklah, bagaimana dengan Nana?"

"Nana sudah kenyang, ayo makan." Ucap jaemin dan renjun hanya mengangguk tanda mengerti. Winter yang melihat langsung pergi meninggalkan keduanya seketika. Renjun menyadari winter yang pergi, dan diapun menatap kearah kepergian winter membuat jaemin mengapit dagu itu dengan ibu jari dan jari telunjuknya lalu menghadapkan padanya.

"Nana?"

"Jangan melihatnya lagi. Jangan membuatku menjadi orang jahat renjun, aku tak ingin ada winter lagi didalam hidupku. Lagian aku tak bisa terima alasannya pergi dan meninggalkan pernikahan kami." Ucap jaemin.

"Tapi, apa kau yakin akan bisa mencintaiku jaemin? Saat kau dan winter belum—"

"Kami sudah berakhir. Aku sudah mendengar semuanya kemarin dari mulutnya dan tak ada lagi apapun antara aku dan dia. Aku juga tak akan pernah kembali padanya jadi berjanjilah padaku untuk tak menyerahkan ku sama sekali padanya mengerti?"

"Hmm." Angguk renjun begitu saja.

"Yasudah ayo cepat habiskan sarapanmu setelah ini kita akan mampir ke tempat sahabatku sebentar lalu kita langsung ke bandara karena pekerjaanku sudah sangat banyak." Ucap jaemin.

"Kau punya sahabat disini?"

"Hmm, namanya Mark dia adalah sahabatku sejak aku kuliah mungkin."

"Aaa, hmm." Angguk renjun lalu jaeminpun tersenyum kecil dan mengelus kepala istrinya itu.











Setelah sarapan selesai mereka berdua benar-benar mengunjungi sahabat jaemin ke apartemen pria itu.

"Hai watshup jaemin, akhirnya kita bertemu lagi " Ucap pria dengan alis burung camar itu sembari memeluk jaemin sedangkan renjun hanya diam saja.

"Wah, akhirnya aku bertemu secara langsung dengan prince of Dragon Huang, atau bisa kukatakan nyonya Na sekarang. Dia sangat cantik jaem." Ucapnya tersenyum menggoda. Jaemin lantas memeluk erat pinggang istribya itu membuat sang sahabat, Mark Lee terkekeh

"Aku hanya bercanda jaemin, aku Mark Lee sahabat suamimu." Ucap Mark mengulurkan tangannya. Jaemin lantas menerima uluran tangan sahabatnya itu.

"Na Renjun." Jawabnya pula membuat renjun hanya menatap bingung suaminya itu dan Mark yang menggelengkan kepalanya karena sifat posesif jaemin.

"Ya, baiklah. Ayo masuk." Ucap Mark lalu merekapun masuk dan duduk disofa.

"Kau maklumi saja ya, namanya juga bujangan jadi tak akan ada apapun disini selain minuman kaleng dan cemilan." Ucap Mark membawakan untuk keduanya.

"Tak masalah mark-ssi." Ucap renjun.

"Tapi, renjun-ssi apa kau tak kepanasan menggunakan baju turtleneck disaat hari panas begini?" Ucap Mark dan renjun lantas memerah lalu menunduk membuat Mark paham, lagian dia hanya menggoda.

"Mark, jangan menggoda istriku." Ucap jaemin dan Mark hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.

"Aku hanya bercanda renjun-ssi. Maafkan aku." Ucap Mark dan renjun yang hanya mengangguk karena ini sungguh sangat memalukan baginya.



























[Tbc]

Wife?(Jaemren)Where stories live. Discover now