27. Hadiah

2.6K 297 6
                                    

Sekembalinya dari makan malam jaemin benar-benar langsung berkutat di ruang kerja karena tiba-tiba asistennya menghubungi, dia bahkan mengatakan pada renjun agar tak menunggunya karena biasanya dia akan sangat lama sekali. Renjun hanya mengangguk dan masuk kedalam kamar mereka, lagian mansion ini sangat sunyi jika malam hanya ada beberapa maid juga bodyguard yang berjaga di sekitarnya. Dan jujur renjun cukup takut berada di mansion ini, diapun langsung bergegas masuk kedalam kamar dan membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai dengan acara membersihkan tubuhnya akhirnya renjunpun bersantai ditemani oleh novel yang sengaja dia beli sebelum kembali ke Korea, novel yang sempat dia beli saat masih berada di China kemarin.

Tok...tok...tok...

Renjun menghentikan acara membacanya dan diapun langsung turun dari atas tempat tidur dan mendekat untuk membuka pintu kamar itu.

Ceklek.

"Maaf tuan."

"Ada apa?" Bingung renjun.

"Ini, saya sengaja membuatkan tea hangat karena biasanya nyonya akan meminum ini sebelum tidur, dan saya lupa kalau nyonya sedang tidak ada. Apa tuan bersedia meminumnya?"

"Hmm baiklah, terimakasih. Kau kembalilah."

"Ne." Ucap maid itu setelah memberikan segelas tea dan diapun membungkuk lalu pergi. Rejjun yang memang tak menaruh rasa curiga sama sekali kembali masuk dan duduk disofa kamar itu dengan kembali membaca buku dan meminum sedikit demi sedikit tea yang sangat nikmat itu.







Ruangan kerja.

Jaemin melihat laptopnya dan memaki karena adanya kebocoran data saat ini, Untung saja asistennya cepat memberitahu jadi tidak terlalu parah dan dia bisa langsung menyuruh hackernya untuk bekerja saat ini. Dia benar-benar tak menyangkah karena ada saja yang mengganggunya malam ini, apalagi dia berniat meminta hadiahnya pada renjun. Tapi dia malah terjebak disini.

"Sial. Seharusnya sekarang aku sudah berada didalam renjun. Tapi, karena si sialan ini aku jadi terkurung disini." Kesal jaemin.

Drrtt....drrtt....Drrtt...

Jaemin melihat datar ponselnya yang berbunyi dan tertera nama Lee jeno sahabat sekaligus iparnya.

"Kenapa?" Datarnya.

"Ayolah jaem, kau kenapa suka sekali seperti itu mengangkat telpon ku?"

"Lantas harus bagaimana? Kau tidak lihat jam? Kenapa mengganggu?"

"Memangnya kenapa? Kau sedang bermesraan dengan sepupuku, atau apa?"

"Diamlah." Ketus jaemin.

"Aku mendengar data perusahaanmu hampir bocor dari hackermu. Benar?"

"Hmm."

"Siapa yang berani melakukannya padamu?"

"Aku sedang mencarinya." Datar jaemin.

"Kau butuh bantuanku?"

"Sepertinya tidak. Ini hanya tikus kecil. Dan kenapa kau berbisik?"

"Suamiku sudah tidur."

"Tumben sekali."

"Itu bukan tumben namanya na jaemin tapi suamiku kelelahan karena kami baru saja olahraga malam."

"Kau—'

Brak!

Jaemin lantas melihat kearah pintu dimana renjun datang dengan wajah memerah dan kancing piyama yang terbuka tak beraturan membuat jaemin terkejut bukan main karenanya.

"Nana." Rengek nya, jaemin lantas mematikan ponselnya dan mendekat pada renjun lalu memegang kedua bahu sempit itu.

"Injunie? Kau baik-baik saja?"

"Nana panas sekali. Nana, tolong hilangkan panasnya" Ucap renjun sembari mengambil tangan jaemin dan meletakkan disalah satu pipi chubby nya itu.

Jaemin benar-benar kaget dan diapun kembali mendorong sedikit renjun.

"Siapa yang memberikan obat perangsang padamu renjun?" Kagetnya karena ini adalah efek dari obat itu.

"Nana, injunie tidak mengerti." Ufap renjun yang berusaha mendekat pada jaemin dan memeluknya erat.

"Nana ahhhh." Ucao renjun mendesah diakhir sembari mengecupi leher pria Na itu. Jaemin benar-benar menggeram dan diapun langsung menggendong renjun ala koala menuju kamar mereka berdua.

"Siapapun pelakunya, aku akan berterimakasih padanya." Monolog jaemin memvawa renjun kedalam kamar mereka tanpa perduli dengan tatapan pekerja di mansion itu. Salah satu maid yang memang mengantarkan minuman itu pada renjun tersenyum lalu membuka ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan.

Berhasil nyonya, sepertinya sebentar lagi yang nyonya harapkan bakalan terjadi.

Bagus, bonusmu akan ada saat gajian.



Di kamar jaemren.

Jaemin membanting renjun keatas tempat tidur lalu mengukung yang lebih mungil itu dan menatapnya penuh damba.

"Kau yakin soal ini sayang?"

"Nana bicara apa? Cepat bantu injunie mendinginkan badan.' kesalnya.

"Akan aku bantu sayang." Ucap jaemin bersmirk karena sepertinya suami mungilnya ini masih sangat polos walaupun mereka sudah melakukannya sekali di Swedia.

Jaemin lantas langsung menyatukan bibir keduanya dan mulai memagut bibir manis yang menjadi candu nya itu, renjun terkejut tapi dia juga terbuai dan merasakan tubuhnya semakin panas seketika.

"Mhhhh... " Desahan kembali keluar dari mulut mungil itu, karena jaemin yang terlalu ahli membelitkan lidah keduanya. Hingga renjun merasakan sangat membutuhkan pasokan udara dan menepuk dada jaemin membuat sang empu yang mengerti melepaskan ciumannya secara tidak rela.

Dan dia dapat melihat bagaimana suami mungilnya berusaha mengambil nafas dengan mulut terbuka, seakan-akan dia lupa bernafas dengan hidung. Sungguh pemandangan yang sangat sexi bagi jaemin. Jaemin lantas menyerang leher dan tulang selangka sang suami yang membuat renjun bergerak gelisah dibawahnya karena semua hal yang dilakukan oleh Jaemin pada tubuhnya.

"Ahhhh....nanahhhhh.... janganhhhh....dihhh....gigithhh...." Desah renjun saat jaemin terlalu kuat mengigit sekitar leher dan tulang selangkanya dan dia yakin kalau ruam merah itu akan terbentuk dengan sangat jelas dan tak akan mudah hilang.

Kegiatan itu terus berlanjut sampai dimana jaemin benar-benar menghajar renjun habis-habisan dan keluar beberapa kali bahkan renjun masih dalam keadaan sadar, obat itu benar-benar sangat luar biasa menurut jaemin. Hingga pelepasannya yang kesekian akhirnya jaemin jatuh kesebelah renjun tanpa melepaskan penyatuan mereka dan diapun mengeluarkan semuanya di dalam renjun dengan renjun yang merasa sangat lelah sekali.

"Makasih sayang, saatnya tidur sudah hampir pagi." Ucap jaemin sembari mengecupi Dada renjun karena dia berhadapan dengan dada sang suami.

"Hmm." Angguk renjun lemah lalu diapun menutup matanya dan jatuh tertidur begitu saja. Membuat jaemin tersenyum lalu mengelus perut renjun.

"Papa harap kau cepat hadir nak. Dan papa akan memberikan pengertian pada Mama soal dia yang istimewa. Tolong cepat muncul ya " monolog jaemin lalu diapun memeluk suaminya itu dan menyusul sang suami mungil ke alam mimpi.






























[Tbc]

Wife?(Jaemren)Where stories live. Discover now