11- pemikiran liar dante

1.8K 23 0
                                    

Lana benar-benar mulai menyesuaikan diri dengan beberapa rekan kerjanya. Setelah atasannya mengatakan untuk mencoba berinteraksi dengan sesama rekan kerjanya akhirnya perlahan-lahan Lana mulai diterima oleh beberapa rekan kerjanya. Dan soal keadaan sang ibu juga mulai membaik bahkan sekarang sang ibu sudah berada di ruang perawatan biasa dan sudah tidak di ruang ICU lagi. Tentu saja itu kabar yang sangat menggembirakan buat Lana.

Seperti sore ini Lana sudah selesai menyelesaikan semua pekerjaannya dan ia berencana untuk pergi langsung ke rumah sakit untuk bisa menjaga sang ibu. Memang setelah pulang kerja Lana selalu menyiapkan waktu untuk menemani sang ibu walaupun ketika malam ia akan pulang ke rumah karena esok harinya ia akan bekerja. Tapi terkadang Lana juga memilih untuk menginap bersama sang ibu di rumah sakit. Ketika Lana sedang membereskan barang-barang bawaannya tiba-tiba rekan kerjanya yang bernama Anita memanggil namanya.

"Lana kamu mau pulang sekarang?" tanya Anita ketika melihat Lana sedang membereskan barang-barangnya.

"Iya mbak Anita aku mau pulang sekarang. Aku harus ke rumah sakit buat jaga ibu aku," jawab Lana yang masih membereskan meja kerjanya.

"Loh ibu kamu belum pulang ke rumah? Aku kira ibu kamu udah ada di rumah. Memang separah apa keadaan ibu kamu?" tanya Anita balik.

"Ibu aku baru saja melakukan operasi jantung yang pastinya butuh banyak waktu untuk masa pemulihan. Tapi syukur sekarang kondisinya sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya. Tapi memang dokter mengatakan jika butuh waktu kalau mau sembuh total. Tapi nanti kalau kondisinya jauh lebih baik mungkin ibu bisa segera pulang ke rumah," jawab Lana menjelaskan.

"Ya ampun aku benar-benar gak tahu kalau keadaan ibu kamu segawat itu. Semoga saja kondisi ibu kamu nantinya akan jauh lebih baik lagi," kata Anita yang bersimpati kepada Lana.

"Makasih mbak Anita buat doanya. Aku juga sangat berharap jika keadaan ibu semakin membaik. Sebelumnya aku mau bilang terima kasih karena mbak Anita sangat baik sama aku. Jujur saja saya kurang percaya berdekatan dengan teman yang lain karena saya tahu posisi saya jauh berbeda daripada teman yang lain. Jadi awalnya saya susah untuk diajak interaksi. Tapi sejauh ini semuanya sudah jauh lebih baik sejak mbak Anita banyak membantu saya." Lana benar-benar bersyukur karena kenal dengan wanita bernama Anita ini.

"Seharusnya kamu tidak boleh berpikiran seperti itu. Karena disini kita sudah jadi tim dibawah kepemimpinan pak Bram kita harus bisa jauh lebih baik daripada tim yang lain. Selain itu untuk bisa masuk perusahaan ini tidaklah mudah. Jadi jika kamu sudah berada di perusahaan ini berarti perusahaan menganggap jika kamu memiliki potensi yang besar untuk bisa memajukan perusahaan ini. Jadi lebih baik kamu lebih percaya diri. Apalagi aku lihat kinerja kamu juga sangat baik bahkan tak jarang pak Bram juga memuji kamu juga. Tapi aku lihat-lihat kayaknya pak Bram punya perasaan lebih sama kamu deh. Dari cara dia melihat kamu terlihat kalau dia benar-benar menyukai kamu. Apa kamu gak merasakan hal itu?" tanya Anita penuh selidik.

"Mbak Anita sepertinya salah paham. Gak mungkin juga pak Bram menyukai aku. Pak Bram kan memang seorang yang sangat baik sama semua orang jadi dia gak mungkin suka sama aku," tolak Lana dengan apa yang dikatakan oleh Anita.

"Tadi aku bilang mungkin saja pak Bram suka sama kamu. Tapi kalau gak juga gak apa-apa. Kalau aku belum menikah mungkin aku juga bakal suka sama pak Bram. Selain tampan dan juga baik tapi pak Bram tipe laki-laki yang bisa diandalkan. Jadi dengan mudah bisa membuat wanita manapun jatuh cinta sama pak Bram," kata Anita mencoba mengutarakan pendapatnya.

Memang benar apa yang dikatakan oleh mbak Anita jika pak Bram tipe laki-laki yang akan dengan mudah suka dengannya tapi tidak bagi Lana. Saat ini tidak ada dalam rencananya untuk menjalin hubungan dengan laki-laki manapun karena fokusnya Lana saat ini mencari uang sebanyak mungkin agar bisa menyenangkan sang ibu.

"Ya udah mbak Anita aku pulang duluan. Bye mbak Anita," pamit Lana sambil tersenyum.

Anita pun tersenyum melihat teman kerjanya yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Sosok Lana yang polos dan ramah bisa membuat siapapun jatuh cinta dengan mudahnya. Maka dari itu Anita yang baru saja mengenal Lana pun sudah bisa dekat dengannya.

Sedangkan di sebuah kamar yang gelap tampak seorang laki-laki yang masih terlelap dalam tidurnya. Ia baru saja melakukan perjalanan yang sangat panjang. Dan entah sudah berapa lama ia tidur yang pasti tidurnya sangat nyenyak sampai-sampai ia tak sadar jika ada seorang wanita setengah baya yang masuk ke kamar itu. Wanita paruh baya itu yang ternyata adalah ibu dari wanita itu pun berjalan mendekat sambil membawa sarapan pagi untuk putra sulungnya. Pertama sang wanita meletakkan secangkir kopi dan juga roti untuk sang putra. Sang ibu pun duduk di samping ranjang dan dengan hati-hati mulai membangunkan sang putra.

"Dante bangun dulu sayang. Mommy sudah siapkan sarapan pagi buat kamu," kata Wanda membangunkan sang putra.

"Hhhhmmmm...."

Hanya suara gumaman yang keluar dari mulut Dante ketika sang mommy membangunkan dirinya.

Wanda hanya tersenyum ketika melihat tingkah putranya yang sudah berusia 30 tahun itu masih terlihat seperti anak kecil di matanya. Ia tahu sang putra pasti merasakan jetleg dan juga lelah setelah melakukan penerbangan yang panjang. Tapi ia tak akan membiarkan sang putra melewatkan sarapan paginya.

"Dante bangun sebentar. Makan sarapan yang mommy buat setelah selesai kamu bisa tidur lagi," bujuk Wanda.

Dante yang mendengar suara dari sang mommy pun mencoba untuk membuka matanya. Dan ketika membuka matanya hal pertama yang ia lihat adalah senyum dari sang mommy.

"Morning mom," sapa Dante dengan suaranya yang parau.

"Morning sayang. Are you ok now?" tanya Wanda dengan suara yang sangat lembut.

"I'm Ok. Hanya masih merasa lelah dan jetleg," jawab Dante yang mencoba mengumpulkan kesadarannya.

"Kalau gitu mommy sudah buatkan kopi dan juga roti buat kamu sarapan. Jika kamu masih mengantuk kamu bisa kembali tidur lagi. Mommy akan membantu adik kamu mengurus Nichole," kata Wanda menjelaskan.

Nichole adalah putri dari sang adik Dyandra yang baru melahirkan beberapa hari yang lalu. Saat ini Dante memang berada di Amerika untuk menemui adiknya itu. Tapi sejak sampai di Amerika ini ia belum sempat bertemu dengan sang adik karena memang ia sudah terlalu lelah dengan perjalanan dan juga pastinya merasakan jetleg jadi ia belum menemui adiknya.

"Kalau begitu aku ikut mommy saja ke rumahnya Dyandra. Biarkan aku menyelesaikan sarapan aku setelah itu aku akan siap-siap dulu. Mommy bisa menunggu kan?" tanya Dante yang sudah memulai meminum kopinya.

"Ok. Kalau gitu habiskan sarapan kamu setelah itu siap-siap. Mommy dan Daddy tunggu di bawah," jawab Wanda setuju.

Setelah itu Wanda pun membiarkan sang putra untuk menyelesaikan sarapan pagi dan Wanda memilih untuk turun untuk menemui sang suami. Sedangkan Dante begitu menikmati sarapan yang dibuatkan oleh sang mommy. Walaupun hanya roti saja tapi tetap enak dikatakan Dante dan pastinya ia sangat menyukainya. Sambil menikmati sarapan paginya Dante memeriksa ponselnya. Ada pesan masuk soal pekerjaan tapi fokus Dante tertuju pada sebuah kiriman video yang di dalamnya terdapat seorang wanita yang benar-benar membuat Dante penasaran. Sebuah senyum langsung terukir di wajah Dante ketika melihat bagaimana gerak gerik dari wanita itu. Dan tiba-tiba ia merasa tidak sabar untuk bisa kembali pulang dan memulai rencananya kepada wanita itu.

"Kita pasti akan segera bertemu. Dan aku pastikan akan melakukan hal-hal yang menarik kepada kamu," kata Dante dengan ekspresi yang liar dan juga sulit diartikan.


wanita simpanan mr. danteWhere stories live. Discover now