wanita simpanan mr. dante

22- ancaman dante

Lana melihat tampilan dirinya di cermin yang ada toilet kamar perawatan sang ibu. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai sekretaris dari seorang Dante Alfonso walaupun rasa berat tapi Lana mencoba untuk menjalani semuanya dengan baik karena ia tak punya pilihan lain selain menerima pekerjaan barunya ini. Jika ia menolak permintaan ini maka Lana juga yang kena imbasnya. Maka dari itu Lana sebisa mungkin ia akan menjalani posisi barunya sebagai seorang sekretaris dan ia juga tak lupa untuk bertanya kepada orang-orang yang lebih berpengalaman di bidang ini karena Lana benar-benar tak memiliki pengalaman apapun. Sekali lagi Lana melihat penampilan dirinya di cermin sebelum akhirnya ia keluar dari kamar mandi.

"Wah putri ibu cantik sekali," puji Linda ketika melihat putrinya keluar dari kamar mandi.

"Ibu terlalu berlebihan biasanya aku juga berpenampilan seperti ini kan?" tanya Lana balik.

"Memang benar jika kamu terlihat sangat cantik setiap hari tapi hari ini ibu merasa kamu jauh lebih cantik aja. Ada apa kamu berpenampilan seperti ini? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya Linda sambil tersenyum kearah sang putri.

"Gak ada yang spesial kok Bu semuanya berjalan seperti biasa aja. Tapi aku mau perlahan-lahan berpenampilan lebih baik lagi karena ibu tahu sendiri jika sekarang aku bekerja di perusahaan yang sangat besar jadi penampilan yang baik akan menunjang pekerjaan aku juga," jawab Lana yang sudah duduk di samping sang ibu.

Linda menggengam tangan putrinya dengan lembut ia begitu bangga dengan sang putri yang selalu berjuang untuk kehidupan mereka agar jauh lebih baik. Terkadang Linda suka merasa bersalah ketika melihat sang putri harus dewasa sebelum umurnya. Bahkan sang putri harus melepaskan masa mudanya dan lebih memilih untuk bekerja sangat kerja untuk bisa menghidupi dirinya dan juga untuk membayar biaya rumah sakit. Ia tahu jika biaya rumah sakit yang harus dikeluarkan sangat banyak dan itu membuat Linda jadi teringat tentang biaya operasinya yang sangat mahal. Darimana sang putri bisa mendapatkan biaya semahal itu untuk biaya operasinya.

"Lana kamu dapat uang darimana untuk biaya operasi ibu? Bukannya biaya operasi ibu tak diganti oleh asuransi dan ibu tahu jika biaya operasi itu sangat mahal. Kamu dapat uang darimana?" tanya Linda penasaran.

Lana tak menyangka jika pertanyaan seperti ini akan keluar dari mulut sang ibu karena memang selama ini ia tak pernah membahas soal ini dengan sang ibu. Mana mungkin ia mengatakan kepada sang ibu jika ia mendapatkan uang untuk biaya operasi dengan menjual diri. Tak mungkin jika itu sampai terjadi bisa-bisa sang ibu akan sangat marah dan bahkan parahnya akan menyalahkan dirinya atas apa yang Lana lakukan. Maka Lana memilih untuk berbohong di depan sang ibu.

"Aku dapat pinjaman dari kantor Bu jadi nanti di potong lewat gaji aku jadi ibu tak perlu khawatir soal hal itu," jawab Lana berbohong. 

"Syukurlah jika kantor tempat kamu bekerja memberikan bantuannya. Tadi ibu berpikir jika kamu melakukan hal-hal yang aneh untuk mendapatkan uang itu. Tapi untung saja jika kamu tak melakukan hal itu. Ibu benar-benar bersyukur memiliki anak yang baik seperti kamu. Dan ibu berjanji sama kamu jika ibu akan cepat sehat dan setelah itu bisa membantu kamu bekerja," kata Linda yang terlihat sangat lega.

"Ibu gak usah bekerja lagi biarkan Lana yang bekerja untuk kita berdua. Lana yakin setelah ini kehidupan kita akan baik-baik saja," jawab Lana mencoba memperlihatkan senyumnya.

Lana benar-benar merasa bersalah ketika harus berbohong dihadapan sang ibu. Bagaimana jadinya jika sang ibu tahu jika putrinya tak sebaik yang dikira. Bahkan putri kesayangannya sudah menjual dirinya untuk bisa membuat sang ibu bertahan hidup. Entah Lana tak bisa memikirkan hal itu untuk saat ini karena jujur saja ia tak mau sampai sang ibu tahu asal sebenarnya uang yang ia dapatkan untuk biaya operasi sang ibu.