14- berdamai dengan kenangan masa lalu

948 13 0
                                    

Lana masih mencoba untuk mengatur nafasnya setelah tadi ia mendapatkan mimpi yang sangat buruk. Walaupun itu hanya mimpi tapi Lana merasa jika itu seperti kenyataan. Di dalam mimpi itu Lana kembali bertemu dengan laki-laki yang membelinya. Laki-laki itu menatapnya dengan tajam seakan-akan ia melihatnya dirinya seakan-akan menelanjanginya. Dan yang membuat Lana sangat ketakutan ketika laki-laki itu mendekat kearahnya dan mengatakan kata-kata yang membuat Lana sangat ketakutan. Laki-laki itu mengatakan jika hidup Lana berada dalam genggamannya dan pastinya laki-laki itu akan menjadikan Lana sebagai pelampiasan gairahnya sampai laki-laki itulah bosan. Tentu saja Lana sangat ketakutan ketika mendengar kata-kata ancaman seperti itu. Ketika ia mencoba lari dari laki-laki itu tapi tangan laki-laki itu langsung memegangnya dan mengancam Lana kalau ia pasti akan segera menemukan Lana dan akan mengurungnya di bawah kungkungan laki-laki itu.

Keringat masih menetes dari kening Lana ketika mengingat apa yang terjadi pada dirinya. Apakah mimpi yang ia rasakan akan menjadi kenyataan? Karena jujur saja Lana tak ingin kembali bertemu dengan laki-laki itu dalam hidupnya. Ia benar-benar sudah menutup masa lalu kelamnya yang sangat ingin ia lupakan. Tapi kenapa tiba-tiba Lana kembali mendapatkan mimpi buruk itu? Apakah ada pertanda aneh tentang mimpi yang baru saja Lana rasakan?

Lana memilih untuk melupakan semuanya dan menganggap itu hanya sekedar mimpi saja. Ia tak mau sampai tenggelam dalam kenangan masa lalu yang benar-benar ingin ia lupakan.

"Lana itu hanya mimpi jadi tak mungkin menjadi kenyataan. Mana mungkin laki-laki itu bisa menemukan kamu jadi lebih baik sekarang kamu fokus dengan ibu dan karier kamu saja," kata Lana mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Sebisa mungkin Lana tak mau mengingat mimpi buruk itu lagi. Ia benar-benar ingin hidup tenang dan tak mau sampai berbuat salah lagi. Cukup ia melakukan kesalahan di masa lalu dan tak ingin mengulanginya lagi. Sebisa mungkin ia akan berusaha untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik dan pasti menjadi putri yang selalu bisa membahagiakan sang ibu. Lana pun bangkit dari sofa dimana ia tidur dan sekarang ia berjalan menuju ranjang perawatan sang ibu berada. Untung saja sang ibu masih terlelap tidur jadi sang ibu tak melihat ekspresi ketakutan yang Lana tunjukkan tadi. Lana memang sebisa mungkin tak akan membiarkan sang ibu tahu tentang apa yang ia lakukan di masa lalu. Karena Lana tak mau sampai membuat sang ibu merasa bersalah karena sudah membuat Lana melakukan hal itu. Jadi sebisa mungkin Lana akan menutup rapat-rapat mulutnya agar sang ibu tak tahu.

"Bu, Lana janji sama ibu kalau Lana akan melakukan apapun untuk bisa membuat ibu bahagia. Jadi mulai saat ini ibu tak usah mengkhawatirkan apapun lagi karena sekarang biar aku yang akan menanggung semuanya," janji Lana tepat di hadapan sang ibu.

Untuk beberapa saat Lana terus memandang wajah damai sang ibu membuat Lana merasa sangat lega. Setidaknya apa yang ia usahakan tidak sia-sia dan juga pastinya membuat Lana semakin semangat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi untuk dirinya dan juga sang ibu. Lana selalu percaya jika disetiap badai kehidupan yang ia lalui pasti akan pelangi kebahagiaan yang akan ia rasakan nantinya. Dan Lana percaya akan hal itu.

Sementara itu Dante sudah siap untuk kembali pulang ke Indonesia. Selain banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan tapi ada misi lain yang harus Dante lakukan. Untuk pertama kalinya dalam hidup Dante ia merasa sangat tak sabar dalam menjalankan sebuah rencana yang bukan soal pekerjaan tapi tentang seorang wanita. Wanita yang beberapa waktu terakhir membuat seorang Dante Alfonso merasa sangat penasaran dengan wanita yang bahkan ia tak tahu namanya dan pertemuan mereka pun hanya terjadi di atas ranjang tapi sudah bisa membuat Dante merasa tertarik dengan wanita itu. Entah apa yang membuat Dante merasa penasaran dengan wanita itu maka dari itu Dante akan mencari tahu sendiri.

Saat ini Dante sedang melakukan perjalanan menuju bandara diantar oleh sang Daddy. Sedangkan sang mommy tak bisa mengantarnya karena tadi ia harus menjaga keponakannya Nichole karena sang adik harus ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaannya. Jadi mau tak mau sang mommy harus tetap tinggal di rumah sang adik.

"Bagaimana keadaan kantor apa semuanya baik-baik saja?" tanya Harry Alfonso yang merupakan daddynya Dante.

"Semuanya berjalan dengan baik dad. Ada beberapa project yang sedang kita kerjakan dan semuanya sudah sesuai dengan rencana kinerja yang telah dibuat," jawab Dante sangat santai ketika di tanya oleh sang Daddy.

"Daddy memang tak salah memberikan perusahaan kepada kamu karena Daddy bisa melihat sejak kamu memegang kekuasaan perusahaan Alfonso jauh lebih baik daripada ketika Daddy memimpin perusahaan sebelumnya," puji Harry.

"Thanks dad untuk pujiannya. Tapi apa yang aku lakukan saat ini juga melanjutkan apa yang sudah Daddy bangun. Jadi perusahaan Alfonso bisa menjadi lebih besar daripada sebelumnya," kata Dante yang memuji balik sang Daddy.

Untuk beberapa saat ayah dan anak itu pun sama-sama diam. Hingga akhirnya Harry Alfonso pun menanyakan pertanyaan yang sebenarnya Dante kurang suka.

"Kamu pasti kesal ketika mommy meminta untuk segera menikah. Sebenarnya Daddy tak mau ikut campur dengan urusan percintaan kamu. Karena Daddy tahu jika kamu sudah sangat dewasa untuk tahu apa yang terbaik untuk hidup kamu. Daddy hanya ingin berpesan sama kamu jika kamu sudah membuat seorang wanita yang bisa membuat kamu nyaman dan menjadi diri kamu sendiri maka jangan pernah lepas wanita itu. Karena wanita seperti itu adalah wanita yang paling tepat untuk menemani hidup kamu. Tentu kamu tahu jika mommy dan juga Daddy tak pernah mempermasalahkan soal latar belakang pasangan dari anak-anak Daddy dan juga mommy. Karena yang paling penting kebahagiaan kamu dan juga Dyandra. Kamu mengerti apa yang Daddy maksud kan?" tanya Harry yang tetap fokus menyetir.

"I know dad. Aku juga sudah bilang kepada mommy jika saat ini aku masih fokus soal pekerjaan aku. Dan masih belum memikirkan untuk menikah dalam waktu yang dekat. Tapi aku sudah janji kepada mommy kalau suatu saat aku pasti akan membawa seorang wanita yang nantinya aku kenalkan sebagai wanita aku. Walaupun begitu mommy masih saja terus mencoba menjodohkan aku dengan putri temannya mommy. Padahal aku sudah kalau kalau aku gak suka dengan hal itu. Tapi tetap saja mommy terus saja meminta aku untuk sekedar bertemu dengan wanita yang dijodohkan oleh mommy," jawab Dante yang mengatakan rasa gak sukanya.

"Kamu pasti tahu sendiri bagaimana mommy kamu. Mommy hanya ingin yang terbaik untuk kamu jadi kamu iyakan saja apa yang dikatakan oleh mommy. Tapi nanti coba Daddy bicara sama mommy kamu soal kamu yang tak suka melakukan perjodohan dengan putri teman mommy kamu." Harry pun mencoba membantu sang putra.

"I know that dad...."

Dante memang paling senang jika mengobrol dengan sang Daddy. Karena sang Daddy bisa memposisikan dirinya dengan baik. Dan pasti sang Daddy tak pernah menuntut apapun kepada dirinya. Maka dari itu Dante lebih nyaman bila berbicara dengan sang Daddy. Mungkin sifat antara dirinya dan jyav sang Daddy yang tak begitu jauh sehingga membuat Dante merasa cocok ketika membicarakan banyak hal dengan sang Daddy. Tapi satu hal yang pasti bahwa ketika Dante menemukan sesosok wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta lagi maka ia pastikan akan segera menjadikan wanita itu miliknya. Dan tak akan pernah melepas wanita itu bahkan mungkin ia akan sangat over protective kepada wanita karena kenangan buruk di masa lalu membuat Dante tak mau sampai berbuat kesalahan lagi.

wanita simpanan mr. danteWhere stories live. Discover now