20- welcome to the game baby

1.3K 22 2
                                    

"Apa?"

Lana benar-benar kaget mendengar penuturan dari pihak HRD jika mulai besok ia akan menjadi sekretaris dari CEO di perusahaan ini. Padahal Lana sudah berharap tak diterima menjadi sekretaris untuk CEO di perusahaan ini karena memang Lana tak mau berdekatan dengan CEO di perusahaan ini setelah tahu siapa CEO itu. Tapi sekarang ia malah harus berada dekat dengan laki-laki itu.

"Tapi pak saya tidak punya pengalaman apa-apa tentang menjadi sekretaris. Apalagi saya masih baru disini jadi saya merasa belum pantas mendapatkan posisi itu," tolak Lana dengan sopan.

"Sayangnya keputusan ini diambil oleh pak Dante pemilik perusahaan ini sendiri yang sudah menunjuk kamu sebagai sekretaris barunya. Jadi mulai besok pagi kamu akan pindah ke lantai 10 dimana pak Dante berada dan mulai besok juga tugas kamu sebagai sekretaris pak Dante akan langsung dimulai. Jika kamu menolak perintah ini maka kamu harus mengganti biaya penalti karena tak menjalankan tugas yang diberikan. Kamu tentu tahu berapa jumlah dari penalti itu. Jadi sekarang semua keputusan ada di tangan kamu. Kalau kamu tidak menerima perintah itu atau bahkan mengundurkan diri dari perusahaan ini maka kamu akan membayar biaya penalti sebanyak tiga kali lipat dari gaji yang kamu terima selama bekerja disini," kata kepala HRD menjelaskan.

Lana benar-benar tak menduga harus dihadapkan dengan keadaan yang sulit lagi. Keputusan apapun yang ia ambil akan sama-sama menyulitkannya. Kalau boleh memilih tentu saja ia memilih untuk berhenti dari perusahaan ini dan mencari pekerjaan yang lain daripada ia harus terus berhubungan dengan laki-laki yang membuatnya kehilangan keperawanannya. Tapi sayangnya ia tak bisa mengundurkan diri karena ia harus membayar mahal jika menyalahi kontrak yang ada dan tentu saja Lana tak punya uang sebanyak itu untuk membayar biaya penalti.

"Apa tidak ada kebijakan yang lain pak jika saya menolak tawaran pekerjaan ini? Karena jujur saja saya merasa tak sanggup menjalankan pekerjaan ini karena saya sangat sadar diri tentang kemampuan saya yang tidak memiliki pengalaman apapun untuk menjadi seorang sekretaris. Nanti takutnya saya malah membuat kesalahan dan bisa merugikan perusahaan ini. Jadi lebih baik kandidat yang lain yang memiliki pengalaman serta kemampuan dalam bidang sekretaris." Lana mencoba untuk bernegosiasi.

Kepala HRD yang bernama Pak Rizal itu tampak memperhatikan s perkataan dari Lana. Sebenarnya ia setuju dengan apa yang dikatakan oleh Lana tentang ia tak memiliki kemampuan serta pengalaman apapun dibidang sekretaris tapi ketika bos besar sudah mengambil keputusan maka siapapun tak bisa menolaknya.

"Seperti yang saya bilang tadi jika pak Dante sendiri yang memilih kamu untuk menjadi sekretarisnya jadi persiapkan diri kamu untuk memulai pekerjaan kamu sebagai seorang sekretaris mulai besok. Jika kamu memilih untuk mengundurkan diri maka kamu tinggal membayar biaya pinalti kamu. Sekarang kembali ke ruangan kamu dan persiapkan diri untuk besok," kata pak Rizal serius.

Lana benar-benar tak punya pilihan lain. Mau tak mau ia akan menjalani pekerjaannya yang baru ini. Sebisa mungkin Lana tak akan berhubungan dengan bosnya ini diluar urusan kerja. Ia akan berusaha untuk bersikap profesional dan mencoba melupakan apa yang terjadi diantara mereka berdua. Kalaupun ia memilih untuk resign maka ia tak tahu apakah bisa mendapatkan pekerjaan dengan lebih cepat lagi kalaumau sekarang mencari pekerjaan juga susah. Maka dari itu Lana akan mencoba untuk bertahan sekuat tenaganya minimal sampai kontrak kerjanya habis dan ia bisa kembali seperti semula.

"Baik pak besok saya akan mulai bekerja sebagai sekretarisnya pak Dante," jawab Lana dengan ekspresi yang lesu.

"Kalau begitu kamu temui Bu Andin untuk membuat akses masuk ke lantai dimana pak Dante berada. Karena tidak sembarangan orang bisa masuk ke lantai itu. Hanya orang-orang terpilih yang bisa masuk ke dalam lantai itu," perintah pak Rizal.

Lana pun mengiyakan permintaan dari kepala HRD itu dan langsung menemui Bu Andin untuk menerima segala intruksi yang ada dan juga hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan barunya.

Sementara itu Dante tak bisa berkonsentrasi dalam menyelesaikan pekerjaannya karena pikirannya terus berputar tentang gadis yang bernama Alana itu. Entah kenapa Dante merasa sejak malam mereka bersama pikirannya terus diliputi tentang gadis bernama Alana itu. Padahal jika dilihat-lihat secara bentuk fisik gadis itu sangat berbeda dengan wanita yang terus mengejar dirinya. Karena biasanya wanita yang mengejar dirinya adalah seorang yang cantik dan seksi sedangkan gadis itu bisa dibilang biasa aja. Tapi entah kenapa Dante merasakan hal yang lain bahkan ia sampai bertindak sejauh ini untuk bisa menarik perhatian dari gadis itu. Dan itu benar-benar membuat Dante sendiri tak mengerti dengan perasaanya. Matanya terus menatap kearah layar cctv di komputernya dan disana ada gadisnya yang terlihat kaget dan lesu karena ia tak punya pilihan lain selain menerima perintah yang diberikan oleh Dante karena jika gadisnya menolak maka ia akan membayar biaya penalti yang besar dan Dante sangat yakin jika gadisnya tak punya uang untuk membayar biaya penalti.

"Sepertinya setelah ini hidupku tak akan biasa saja karena aku sudah menemukan sesuatu yang akan membuat setiap hari lebih berwarna. Yang pasti aku tak pernah bosan lagi," kata Dante dengan senyum yang penuh arti.

Dante yang sekarang mulai berubah tanpa ia sadari dan perubahan itu terjadi karena kehadiran Lana yang mulai detik ini akan benar-benar membuat hidup seorang Dante Alfonso lebih tak terduga lagi.

"Welcome to the game baby," kata Dante masih menatap ekspresi gadisnya yang terlihat tertekan.

Dengan langkah yang lesu Lana kembali ke ruang kerjanya dan ia harus membereskan barang-barangnya karena mulai besok ia sudah menjadi sekretaris pemilik perusahaan ini. Walaupun rasanya masih susah untuk melakukannya tapi mau tak mau Lana harus terus bergerak untuk bisa segera menyelesaikan semua pekerjaan dan jika kontraknya selesai maka ia akan memilih pergi dari perusahaan ini.

"Kenapa wajah kamu lesu gitu? Apa ada hal buruk yang terjadi?" tanya mbak Anita ketika melihat kedatangan Lana.

"Mulai besok aku akan menjadi sekretaris pemilik perusahaan ini," jawab Lana yang tak bisa menutupi rasa lesunya.

"Apa?" teriak Anita begitu kerasnya.

"Husssshhhh..."

Lana meminta Anita untuk menutup mulutnya karena teman kerjanya ini baru saja memberikan sebuah informasi yang tak terduga.

"Kok bisa kamu yang mendapat pekerjaan menjadi sekretaris bos kita apa kamu melamar untuk posisi itu?" tanya Anita yang masih bingung.

"Aku gak pernah melamar untuk menjadi seorang sekretaris karena aku tahu kapasitas dan juga kemampuan aku tapi tadi tiba-tiba dari pihak HRD meminta aku untuk melakukan interview buat jadi sekretaris CEO perusahaan ini. Awalnya aku menolak tapi aku sudah terpilih jadi mau tak mau aku ikut interview juga dan akhirnya aku yang diterima menjadi sekretaris CEO di perusahaan ini," jawab Lana yang masih terlihat bingung.

"Wah kamu keren Lana. Seharusnya kamu merasa beruntung karena bisa mendapatkan posisi yang sangat menggiurkan. Aku yakin banyak orang yang ingin berada di posisi kamu. Tapi kenapa kamu terlihat gak suka gitu?" tanya Anita penasaran.

"Karena aku merasa gak pantas aja mbak menerima posisi itu. Selain aku masih baru disini tapi juga karena aku tidak punya pengalaman apapun tentang menjadi seorang sekretaris jadi hal itu membuat aku merasa gak nyaman. Tapi jika aku menolak maka aku harus membayar penalti yang besar itu. Maka dari itu mau tidak mau aku akhirnya menerima semuanya," jawab Lana lesu.

"Jangan bilang begitu karena ini bisa menjadi batu loncatan buat karier kamu kedepan. Mungkin awalnya susah tapi lama-lama juga bisa. Jadi jangan patah semangat," kata Anita mencoba memberikan sarannya.

Lana pun hanya bisa menganggukan kepalanya. Ia tak tahu apa yang terjadi di masa depan nanti. Tapi ia akan mencobanya dan akan bersikap biasa saja. Anggap saja apa yang terjadi diantara dirinya dan juga bosnya itu hanya masa lalu yang seharusnya tak diingat lagi. Seperti yang dikatakan oleh mbak Anita jika awalnya mungkin susah tapi seiring berjalannya waktu Lana pasti terbiasa dengan semuanya. 

wanita simpanan mr. danteWhere stories live. Discover now