15 - dokter Fandi

894 12 0
                                    

Senyum tak bisa hilang dari wajah Lana ketika ia bisa melihat keadaan sang ibu yang sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya. Bahkan saat ini Lana sudah menyuapkan sarapan pagi untuk sang ibu. Untung saja harus ini adalah hari Sabtu jadi Lana bisa menghabiskan waktu untuk merawat sang ibu. Dengan sangat telaten Lana menyuapkan makanan kedalam mulut sang ibu. Karena dokter Budi mengatakan kepada Lana untuk membantu sang ibu untuk makan walaupun sedikit jadi dengan begitu sang ibu memiliki tenaga untuk bisa kembali menjalani pemulihan dengan lebih cepat.

"Lana ibu udah kenyang," tolak sang ibu ketika akan disuapkan bibir ke mulut sang ibu.

"Dikit lagi Bu. Ibu baru aja makan 2 sedok. Jadi ibu makan sedikit lagi ya setelah itu ibu minum obat," bujuk Lana.

"Tapi makanannya gak enak ibu gak suka," kata sang ibu yang masih saja menolak.

Lana tahu jika makanan yang di berikan untuk sang ibu tidak enak. Tapi mau gimana lagi karena memang makanan yang diperuntukkan untuk sang ibu di buat secara khusus berdasarkan penyakit yang diderita oleh sang ibu.

"Aku tahu kalau makanannya gak enak tapi ibu harus makan biar cepat sehat. Nanti aku janji sama ibu kalau ibu sudah pulang dari rumah sakit maka aku akan menuruti apapun yang ibu inginkan. Tapi untuk kali ini kita nurut aja yang apa kata dokter Budi agar ibu bisa segera sehat dan bisa pulang. Ibu mau kan agar bisa pulang?" tanya Lana tetap dengan lembut.

Dahlia ibunya Lana pun akhirnya menganggukan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh sang putri. Kalau boleh jujur ia sudah tak betah berada di rumah sakit. Selain tak suka dengan suasana rumah sakit tapi Dahlia juga merasa kasihan dengan sang putri yang harus berusaha payah untuk bisa menanggung semuanya sendiri. Ia sangat tahu bahwa biaya rumah sakitnya tidaklah murah. Walaupun ia sudah memakai program kesehatan yang diberikan pemerintah tapi tetap saja ada beberapa obat yang tidak di tanggung oleh rumah sakit sehingga membuat sang putri yang harus mengeluarkan uangnya sendiri. Maka dari itu Dahlia akan berjuang sekuat tenaga untuk bisa segera sembuh agar tak terlalu lama merepotkan sang putri Lana.

Ketika Lana sedang membantu sang ibu meminum obatnya tiba-tiba ada seorang dokter tampan datang ke dalam ruang perawatan sang ibu.

"Selamat pagi ibu Dahlia," sapa dokter yang baru saja masuk kedalam ruang perawatan Dahlia.

"Selamat pagi dokter," jawab Lana balik.

Lana sendiri tak tahu siapa dokter yang datang ke ruang perawatan sang ibu karena biasanya sang ibu di tangani oleh dokter Budi. Atau mungkin dokter Budi menambahkan dokter lain untuk membantu sang ibu cepat pulih. Entahlah tapi Lana akan percaya saja dengan apa yang dokter Budi lakukan karena memang dokter Budi bukan dokter yang sembarangan serta Lana sudah lama mengenal dokter Budi.

Dokter muda yang baru datang itu langsung memeriksa keadaan sang ibu dengan sangat teliti. Apa yang ia lakukan sama seperti dokter Budi yang memeriksa keadaan sang ibu dengan sangat teliti. Lana hanya menunggu sampai dokter muda itu selesai memeriksa keadaan sang ibu.

"Keadaan ibu Dahlia sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Jika dalam Minggu ini keadaan ibu Dahlia tetap stabil maka Minggu depan ibu Dahlia boleh pulang ke rumah. Tapi sebelum itu saya akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh," kata dokter muda itu menjelaskan.

Ekspresi senang terlihat jelas di wajah Lana dan juga sang ibu. Saat-saat seperti ini sudah lama mereka tunggu. Mereka berharap jika keadaan sang ibu perlahan akan semakin membaik dengan begitu kehidupan Lana juga akan kembali normal kembali.

"Terima kasih dokter. Saya benar-benar tak menyangka jika kondisi ibu sudah jauh lebih baik. Dan ibu juga sudah mengatakan ingin bisa segera pulang ke rumah. Jadi ketika dokter mengatakan jika kondisi ibu stabil dalam Minggu ini dan boleh pulang benar-benar membuat saya dan ibu senang," jawab Lana yang tak bisa menyembunyikan rasa senangnya.

"Tapi kita harus tetap mengawasi keadaan ibu Dahlia selama satu Minggu ini. Dan juga setelah saya melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan hasilnya baik maka ibu Dahlia baru saya izinkan pulang" kata dokter muda itu menjelaskan.

"Baik dok. Saya akan mengikuti semua saran yang dokter katakan. Apakah kita juga perlu mengetahui jawaban dari dokter Budi juga?" tanya Lana yang ingin tahu secara detail.

"Tidak perlu. Kebetulan dokter Budi sudah memberikan kuasanya agar saya menjadi dokter yang memantau keadaan ibu Dahlia. Karena saat ini dokter Budi sedang cuti selama satu bulan karena sedang melakukan pelatihan di tempat lain. Jadi mulai saat ini saya yang akan memeriksa semua pasien dari dokter Budi termasuk ibu Dahlia juga. Dan sebelum lupa saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Perkenalkan nama saya dokter Fandi dan saya akan memantau semua keadaan ibu Dahlia. Jika ada hal yang perlu di diskusikan bisa menemui saya di ruang kerja saya," kata dokter muda yang bernama dokter Fandi itu.

"Baik dok. Sekali saya ucapkan terima kasih sudah merawat ibu saya dengan baik. Dan saya minta tolong katakan terima kasih saya juga kepada dokter Budi karena selama ini dokter Budi yang telah memantau keadaan ibu saya bahkan selalu menjaga ibu saya dengan sangat baik. Saya tidak bisa memberikan apapun kecuali rasa terima kasih saya," pinta Lana dengan tulus.

"Nanti saya akan sampaikan kepada dokter Budi. Kalau begitu saya permisi terlebih dahulu untuk memeriksa keadaan pasien yang lain." Dokter bernama Fandi itu keluar dari ruang perawatan ibunya Lana.

Sepeninggalan dokter Fandi Lana langsung memeluk tubuh sang ibu karena ia terlalu bahagia mendengar kabar bahwa kerasan sang ibu baik-baik saja bahkan jika kondisinya terus stabil maka sang ibu bisa pulang.

"Ibu dengar kan apa kata dokter tadi bilang apa. Kalau ibu bisa menjaga kondisi ibu sampai Minggu ini maka Minggu depan ibu bisa pulang ke rumah. Jadi ibu harus makan yang banyak, istirahat yang cukup, dan juga ibu harus minum semua obat yang diberikan oleh dokter." Lana pun mencoba untuk mengingatkan sang ibu.

"Ibu tahu soal itu. Maka dari itu ibu gak akan pilih-pilih makanan dan melakukan apa yang dokter katakan. Ibu benar-benar mau cepat sembuh biar bisa cepat pulang," janji Dahlia pada sang putri.

Lana tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh sang ibu. Hari ini adalah hari yang membahagiakan untuk Lana. Setidaknya kerja keras dan juga pengorbanannya tak sia-sia. Ia bisa melihat sang ibu perlahan membaik. Sekarang hanya perlu menjaga kondisi sang ibu agar tetap baik-baik saja setelah itu sang ibu benar-benar bisa pulang ke rumah dengan keadaan yang sudah baik.

Sementara itu dokter Fandi sudah kembali ke ruang kerjanya. Hari ini hari yang cukup padat untuk dirinya. Karena ia harus menggantikan dokter Budi untuk memeriksa pasiennya. Sebenarnya Fandi sendiri adalah putra dari dokter Budi jadi secara otomatis maka dia yang nantinya akan menggantikan sang ayah. Ketika tadi ia bertemu dengan salah satu pasien sang ayah ia bertemu dengan anak dari pasien itu. Ternyata anak dari pasien itu lebih cantik daripada apa yang sang ayah ceritakan kepada dirinya. Selama ini memang sang ayah sering membicarakan tentang putri dari pasien itu dan hal itu membuat Fandi penasaran dengan sosok putri dari pasien itu. Hingga akhirnya ia pun bertemu untuk pertama kalinya. Dan ketika ia bertemu dengan putri dari pasiennya itu memang sangat cantik dan Fandi merasakan hal yang berbeda dengan gadis yang lainnya. Apa dokter Fandi mulai tertarik dengan Lana?

wanita simpanan mr. danteWhere stories live. Discover now