21- sekretaris dante Alfonso

1.2K 13 0
                                    

"Lana kamu gak sedang bercanda kan?" tanya Fina memastikan.

Saat ini Lana sedang bertemu dengan Fina setelah ia selesai bekerja ia memutuskan untuk bertemu dengan Fina di cafe yang tak jauh dari kantornya. Ia butuh seseorang yang bisa mendengarkan ceritanya dan ia pikir jika Fina adalah orang yang tepat untuk mendengarkan semua ceritanya adalah Fina karena hanya Fina yang tahu semua hal yang terjadi pada dirinya di masa lalu. Jadi Lana hanya bisa bercerita dengan Fina seorang.

"Memang kamu melihat jika aku sedang berbohong? Mana mungkin aku berbohong untuk hal yang tidak penting seperti ini. Sekarang aku bingung harus gimana?" tanya Lana dengan mata yang berkaca-kaca.

Fina yang mendengar cerita dari Lana saja kaget dibuatnya karena tak menyangka jika laki-laki yang membelinya adalah laki-laki yang sama dengan laki-laki yang membeli tubuh Lana beberapa saat yang lalu. Dan itu membuat Fina tak bisa berkata apa-apa lagi.

"Terus kamu menerima perintah untuk menjadi sekretaris laki-laki itu?" tanya Fina lagi.

"Aku gak punya pilihan selain menerima perintah itu karena jika aku menolaknya maka aku harus membayar biaya penalti yang jumlahnya sangat banyak. Jadi aku gak tahu harus berbuat apa selain menerimanya. Di tambah lagi aku sudah bertemu dengan laki-laki itu dan ternyata dia masih mengenali aku. Aku benar-benar bingung harus berbuat seperti apa sekarang Fina? Kalau boleh memilih aku memilih untuk resign dari perusahaan itu dan tidak berurusan dengan laki-laki itu tapi sekali lagi aku gak punya pilihan apa-apa karena pilihan yang aku ambil pasti akan merugikan aku. Jadi mau gak mau aku harus menerima perintah itu," jawab Lana dengan ekspresi yang lesu.

"Hahhhhh......"

Fina hanya bisa menghela nafas berat ketika mendengar situasi yang sedang dialami oleh sahabatnya. Orang-orang kecil seperti mereka selalu kalah bila berhubungan dengan orang-orang kaya. Padahal mereka sudah berusaha untuk menghindari mereka tapi mereka selalu saja bisa menemukan orang-orang seperti dirinya dan juga Lana. Dan mereka tak punya pilihan lain selain menerima semuanya.

" Aku gak tahu harus memberi saran seperti apa karena aku gak tahu harus berbuat apa bila ada diposisi kamu karena semuanya terasa sangat sulit. Terus apa reaksi laki-laki itu ketika kalian bertemu kembali? Dan bagaimana bisa dia bisa langsung mengenali kamu karena penampilan kamu dulu dan sekarang sangat berbeda jauh?" tanya Fina penasaran.

"Aku juga heran bagaimana bisa laki-laki itu bisa mengenali aku dengan cepatnya karena saat itu penampilan aku sangat berbeda jauh. Mungkin jika orang yang kenal aku Mereka tak akan bisa mengenali penampilan aku sama sekali. Tapi laki-laki itu dengan mudahnya bisa mengenali aku. Dan yang membuat tubuh aku merinding ketika dia mengatakan kata-kata yang sangat menakutkan. Dan itu menjadi alasan aku juga berat menerima perintah untuk menjadi sekretaris sang bos. Sungguh berat rasanya harus melakukan pekerjaan yang tak aku sukai tapi mau gak mau harus tetap menjalankannya. Tapi aku mencoba menerima semuanya dan berusaha bersikap profesional. Jika nanti kontrak aku sudah selesai maka aku akan langsung memilih resign dan mencari pekerjaan yang lain. Semoga saja semuanya akan baik-baik saja," kata Lana penuh harap.

"Untuk saat ini mungkin kamu bisa melakukan hal itu terlebih dahulu karena gak mungkin juga jika kamu menolak karena kamu harus membayar ganti ruginya. Kalau saran aku cukup lakukan semuanya seperti biasa dan gak usah melakukan hal-hal yang aneh bila bersama dengan laki-laki itu. Jika memang kontrak kerjanya sudah habis maka kamu bisa meninggalkan pekerjaan itu dan gak usah berurusan dengan laki-laki itu. Semoga saja kamu akan baik-baik saja bekerja di posisi kamu yang baru. Jika kamu butuh teman untuk bercerita lagi maka kamu bisa menelpon kamu mau karena aku akan mendengarkan semua cerita yang kamu inginkan." Fina hanya bisa memberikan dukungannya kepada Lana.

Sedangkan Lana sendiri hanya berharap jika tak ada masalah apapun ketika ia menjadi sekretaris seorang Dante Alfonso karena jujur saja Lana merasakan perasaan tak nyaman ketika nantinya menjadi sekretaris CEO perusahaan Alfonso. Karena ketika pertama kali Lana bertemu lagi dengan bosnya itu ia merasa jika bosnya itu menatapnya dengan tatapan seakan-akan menelanjanginya dan itu membuat Lana merasa tak nyaman. Tapi lagi-lagi ia tak punya kemampuan untuk bisa menolak semuanya karena memang ia hanya seorang karyawab yang terikat kontrak dengan sebuah perusahaan.

"Aku harap juga seperti itu. Berharap semuanya akan baik-baik saja dan tak ada masalah selama aku berada di posisi yang baru," kata Lana mencoba untuk bersikap biasa.

Fina ikut mengamini apa yang dikatakan oleh Lana dalam hati pun Fina berharap jika sahabatnya akan baik-baik saja. Setelah itu 2 sahabat itu saling mengobrol akan banyak hal sebelum akhirnya Lana harus segera ke rumah sakit untuk menjaga sang ibu karena malam ini ia memilih untuk menginap di rumah sakit saja.

Seperti biasa Dante pulang ke rumah keluarga Alfonso ketika hari sudah malam. Sekitar pukul tujuh malam Dante sampai di rumahnya dan berhubung Mommy dan Daddynya tak ada rumah maka Dante memilih untuk langsung ke kamarnya karena ia merasa lelah karena seperti biasa banyak pekerjaan yang harus dikerjakan maka dari itu wajah lelah jelas terlihat di wajah Dante. Tapi walaupun begitu ada ekspresi lain yang terlihat di wajah Dante saat ini. Ia tak terlalu terlihat muram ataupun kesal tapi Dante terlihat lebih sering mengulas senyum ketika menyadari jika mulai besok permainannya akan dimulai besok dan Dante tak sabar bisa bermain-main dengan gadisnya. Dante sendiri tak tahu kenapa dia begitu antusias ketika akhirnya ia punya sesuatu yang akan membuat harinya lebih menyenangkan dan itu gara-gara ia bertemu dengan gadis yang benar-benar membuat sesuatu dalam dirinya yang dulunya tertidur sekarang bangkit lagi dan itu semua gara-gara gadis bernama Alana. Yang pasti Dante akan membawa gadis itu untuk menghangatkan ranjangnya kembali karena Dante masih sangat ingin mengulang kembali apa yang akan ia lakukan sebelumnya. Tapi satu hal yang pasti Dante tak akan pernah melepaskan gadis itu sampai ia benar-benar sangat bosan. Entah sampai kapan rasa bosan itu muncul tapi Dante yakin itu tak akan lama karena bagi Dante semuanya ada harganya termasuk gadis itu yang bisa Dante beli dengan uang yang ia miliki. Tapi Dante tak tahu jika apa yang ia lakukan kepada Alana akan mengubah semua kehidupannya.

"Aku tak sabar menunggu hari esok dan memulai permainan yang sudah ia susun untuk gadis itu," kata Dante yang masih merebahkan tubuhnya di ranjang.

Sementara itu Lana baru selesai mandi setelah tadi ia bertemu dengan Fina di cafe dekat rumah sakit. Hari ini bisa dibilang hari yang melelahkan bagi Lana selain karena harus mengerjakan pekerjaan tapi satu hal yang membuat Lana merasa lelah karena ia bertemu dengan laki-laki yang dulunya sudah mengambil keperawanannya dan lebih parahnya lagi mulai besok ia akan bekerja secara langsung di bawah laki-laki itu. Entah apa yang akan terjadi besok karena Lana tak bisa menebak apa yang akan terjadi besok.

Lana berjalan mendekat kearah sang ibu yang sudah terlelap tidur. Dengan sangat lekat Lana menatap kearah sang ibu. Air mata tiba-tiba menetes dari mata indahnya. Ia benar-benar tak bisa menahan air matanya karena merasa sangat lelah harus di hadapkan dengan keadaan yang tak pernah baik dan itu berkat kemiskinan yang membuatnya harus banyak berkorban seperti saat ini. Maka dari itu Lana selalu berusaha untuk bekerja sekeras mungkin untuk bisa terhindar dari kemiskinan dan Lana tak akan menyerah sama sekali. Ia akan membuktikan jika Lana seorang yang kuat dan bisa melewati semua masalah yang ada. Maka dari itu ia apapun yang terjadi besok ia akan berusaha menghadapinya dan yakin jika semuanya akan baik-baik saja.

wanita simpanan mr. danteWhere stories live. Discover now