12. Mr. J & Cerita Kaluna

1.2K 180 13
                                    

UJIAN Tengah Semester telah berlalu. Kaluna bersyukur selama itu ia tidak banyak mengalami kesulitan dalam menjawab soal. Nilainya pun cukup memuaskan sebab tidak ada satu mata kuliah pun yang mengulang, bahkan dengan mata kuliah dengan SKS terbanyak--Anatomi dan Fisiologi yang diampuh oleh Javier.

Kini, gadis itu kembali seperti hari-hari sebelumnya. Setelah kelas pertama selesai, Kaluna memilih duduk di bawah pohon samping kampus bersama laptopnya yang menyala. Mengerjakan tugas yang baru saja masuk dari dosen yang seharusnya mengajar di kelasnya setelah mata kuliah pertama selesai. Namun katanya, dosen tersebut tidak bisa hadir sebab ada kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan.

Wilona sendiri memilih mengerjakan di perpustakaan sebab katanya suasana di sana lebih tenang untuk berkonsentrasi. Alhasil Kaluna sendirian. Dibanding suasana yang tenang, Kaluna lebih butuh udara terbuka seperti ini.

"Eh, Kaluna, ya?"

Sebuah sapaan datang saat Kaluna fokus pada laptop. Gadis itu mendongak, lantas tersenyum ketika melihat seseorang yang tidak asing lagi baginya. "Kak Gio?"

Laki-laki yang menggunakan jas lab berwarna putih itu tersenyum hingga menampakkan gigi putihnya yang rapih. "Bener ternyata," katanya, "boleh gabung nggak?"

Kaluna mengangguk. "Boleh, Kak. Ngapain harus minta ijin?"

Gio duduk di sampingnya. "Siapa tau aja lo lagi nggak mau diganggu." Laki-laki itu mengintip laptop Kaluna. "Ngerjain tugas makalah?" tanya Gio.

"Iya, Kak. Tugas dari Pak Imran. Beliau nggak masuk hari ini tapi ngasih tugas. Mana deadline-nya jam satu lagi." Tanpa sadar, nada suara Kaluna terdengar seperti seseorang yang tengah mendumal.

Hal itu mengundang kekehan geli dari Gio. "Lo udah makan?"

Kaluna menatap Gio yang juga menatapnya dari samping. Gadis itu mengangguk atas pertanyaan Gio. "Udah, Kak. Sayang banget, pasti mau ngajakin gue makan, kan?"

Begitu saja, Kaluna mampu membuat Gio tertawa karena raut wajah percaya dirinya dan memang tebakannya tidak meleset. "Kebaca banget, ya, niat gue?"

Kaluna ikut tertawa. Ternyata, ia salah. Awalnya Kaluna pikir Gio adalah sosok senior yang kaku dan dingin pada  juniornya. Namun, hari ini ia sadar bahwa Gio ternyata sosok yang cukup asik dan … receh. Tidak seperti gossip yang pernah Kaluna dengar bahwa Gio adalah sosok laki-laki untouchable.

"Eh, jangan asal copy paste gitu dari google, Lun." Celetukan Gio menghentikan gerakan jemari Kaluna di atas keyboard laptop.

Ditatapnya Gio dengan alis berkerut. "Emang kenapa, Kak? Pak Imran juga nggak bakal tau."

Gio menggeleng-gelengkan kepala. "Jangan salah. Pak Imran, tuh, dosen yang diem-diem menghanyutkan. Beliau tipe dosen yang nggak akan negur langsung ke mahasiswanya, tapi mainin nilai."

Pak Imran adalah dosen mata kuliah Mikrobiologi dan Parasitologi baru di kelasnya setelah UTS, menggantikan Bu Sandra. Kaluna terkejut, hampir saja nilainya dibantai habis-habisan jika tidak ada Gio hari ini.

"Pak Imran dosen gue juga. Dia paling anti sama yang namanya plagiarisme. Jadi hati-hati, jangan asal copas," tukas Gio menatap serius wajah tegang Kaluna.

"Terus gimana dong, Kak? Ini udah dipertengahan pembahasan, masa gue ulang dari awal lagi? Udah jam dua belas. Keburu nggak, ya, sama deadlinenya?"

Kaluna tampak sangat gusar. Inilah hal yang tidak ia sukai saat pergantian dosen. Ada saja hal-hal baru yang tidak ia tahu.

Gio tersenyum kecil melihat kegusaran Kaluna. "Nggak usah cemas gitu. Mau gue bantu nggak?"

Mr. JWhere stories live. Discover now