21. Mr. J & Makassar

1.2K 172 44
                                    

KALUNA meregangkan tubuhnya ketika keluar dari salon. Hari ini, gadis itu memangkas sedikit rambut panjangnya dan melakukan crimbath. Rasanya, sudah lama Kaluna tidak pernah me time.

Semenjak tinggal di Jakarta, ia selalu kemana-mana bersama Wilona. Dan semenjak bekerja dengan Javier, Kaluna merasa waktunya semakin terbatas. Kalaupun ada waktu luang, pasti akan ia habiskan untuk menyelesaikan tugas kuliah yang tak ada putusnya. Atau yang paling menyebalkan, Javier tiba-tiba datang mengganggunya dengan sebuah perintah yang tidak bisa ia tolak.

Berbicara tentang Javier, Kaluna sangat amat bersyukur laki-laki itu tidak jadi ikut makan siang bersama keluarganya. Sebab, di tengah jalan tiba-tiba saja Javier mendapat telepon dari rekan kerjanya untuk makan siang di hotel. Alhasil, Kaluna dan Kanaya hanya di antar sampai di depan lorong rumah Kaluna.

"Kamu di mana?" tanya Kaluna  melakukan panggilan pada nomor Kanaya.

"Masih di sekolah, Kak. Kenapa?"

"Pulang jam berapa?"

"Malam kayaknya. Soalnya mau kerkom juga."

Kaluna menghela napas. "Oke. Jangan pulang kemalaman!"

"Siap bosskuh!"

Kaluna mengantongi kembali ponselnya. Tujuannya sebenarnya ingin mengajak Kanaya untuk ke mall bersamanya dan menghabiskan waktu berdua. Ia merasa rindu pada masa di mana ia dan Kanaya sering menghabiskan waktu berdua. Namun kini, adiknya itu selalu pulang sore atau bahkan menjelang malam karena fullday.

Terpaksa sore itu Kaluna ke mall sendirian. Menghabiskan sebagian uangnya yang ia tabung untuk menyenangkan dirinya sendiri. Gadis itu memilih ke bioskop sebagai tempat pertama yang ia tuju. Memilih film yang akan ia tonton sesuai sinopsis yang ia anggap seru. Karena jujur saja, Kaluna kurang update mengenai film apa yang sedang viral akhir-akhir ini.

Menghabiskan waktu kurang lebih satu jam di dalam bioskop, perut Kaluna mulai minta untuk diisi. Padahal sejak tadi ia tak ada hentinya mengemil popcorn dan minuman soda.

Tungkainya yang beralaskan sepatu putih membawa Kaluna ke area makanan yang menyajikan ayam krispi. Sialnya, saat hendak melangkah masuk, ia justru melihat sosok yang sebisa mungkin harus ia hindari agar waktu liburannya tidak terganggu—Javier.

Dosennya itu duduk berhadapan dengan seorang laki-laki tua, yang Kaluna tebak sebagai salah satu koleganya. Dengan cepat, Kaluna mengangkat sling bag-nya untuk menutupi wajahnya dan berbalik arah meninggalkan area.

"Dari sekian banyaknya mall di Makassar kenapa gue harus ketemu dia di sini, sih, anjir?!"

Setelah dirasa cukup jauh, Kaluna berhenti melangkah. Gadis itu mengusap dadanya menenangkan diri.

"Heran, perasaan kemana pun gue pergi selalu ada dia!"

Gadis dengan setelan kasual itu menyanggah lengan di pembatas besi. Netra coklatnya memandang ke lantai bawah. Dilihatnya anak-anak bahkan beberapa orang dewasa yang tengah bermain di Timezone. Jiwa anak kecilnya terpanggil. Mengingat kapan kira-kira ia terakhir main ke Timezone?

"Kayaknya terakhir waktu gue kelas satu SMP, deh," gumamnya. "Itupun karna gue diajak sama Tante gue."

Melupakan soal perutnya yang tadi minta diisi, Kaluna segera turun ke lantai satu. Gadis itu membeli beberapa koin dan bergabung di Timezone. Sebenarnya, ia sedikit malu masuk ke sana sebab dirinya yang bukan lagi anak kecil. Tetapi Kaluna berusaha menembalkan muka.

Wahana permainan yang pertama kali ia coba yaitu bom-bom car. Awalnya terasa membosankan karena ia hanya bermain seorang diri, namun ketika seorang anak kecil dengan sengaja menabrak mobil yang ia gunakan, Kaluna menyeringai dan balas menabrak anak kecil tersebut.

Mr. JWhere stories live. Discover now