23. Mr. J & Kaluna yang Menghindar

683 116 24
                                    

"WHAT if ... I have a crush on you?"

"What if ... I have a crush on you?"

"What if ... I have a crush on you?"

"Aaarrrgggghhh!!"

Di kasur yang empuk itu, Kaluna menggulingkan tubuh ke kanan dan ke kiri. Merasa frustasi karena suara Javier terus menggema di dalam kepalanya. Suara yang anehnya menciptakan debaran tak biasa di dada dan rasa panas di wajahnya.

Dentingan notifikasi ponsel menghentikan aksi gadis itu mengacak-acak kasurnya sendiri. Diraihnya benda pipi yang tergeletak di atas nakas, menggeser lookscreen hanya untuk membuat matanya membulat dan ponsel itu refleks jatuh ke kasur setelah melihat siapa si pengirim pesan.

Pak Javier:
Kamu kehabisan kuota?

Chat atau telfon saya nggak pernah kamu gubris.

Kaluna mengusap wajah. Mau apa lagi sih dosennya ini? Laki-laki itu sudah berhari-hari Kaluna abaikan sebab setelah malam itu, Javier jadi sering mengiriminya pesan basa-basi atau menelfonnya entah untuk apa. Kaluna risih. Namun di sisi lain ia merasa tidak enak bersikap kurang ajar pada dosen sekaligus ATM berjalannya alias majikannya.

Satu pesan kembali masuk. Kaluna mengambil ponselnya kembali.

Pak Javier:
Sejak malam itu, kamu menghindari saya. Kepikiran ya?

"Ya menurut Anda?"

Maaf kalo buat kamu kepikiran.

"Wow, bisa minta maaf juga blio ini."

Tapi saya beneran.

Kaluna menggigit kuku. Tiba-tiba saja ia merasa gugup.

Beneran tertarik sama kamu.

"What the …."

Walaupun fitur centang birunya kamu matiin, saya tau kamu sudah baca.

Kaluna berdecak. "Ini boleh gue blok nggak sih?"

Jadi mulai sekarang saya akan terang-terangan.

"Terang-terangan apa, sih? Emang selama ini blio gelap-gelapan?"

Terang-terangan suka sama kamu.

Kaluna mengacak rambutnya, merasa frustasi. Sial, dadanya justru berdebar kencang. Perutnya terasa dikelitik.

"Shit! Gue kenapa anjir?! Ini cuma ketikan ngapain lo baper Kalunaaa?"

"What? Baper! Idih gue geli aja kali!" Gadis itu bermonolog seperti orang gila.

Pak Javier:
Kamu on tapi nggak balas chat saya
Kaluna 😡

Bodohnya, Kaluna refleks tertawa melihat emotikon yang digunakan dosennya itu. Ia jadi membayangkan wajah datar Javier berekspresi seperti emotikan yang dipakainya.

Pesan dari Javier ia biarkan begitu saja. Dan setelah itu, Javier pun tidak lagi menghubunginya. Sampai ketika ia akan meninggalkan Makassar untuk kembali menempuh pendidikan di Jakarta, satu pesan dari Javier kembali masuk.

Pak Javier:
Safe skies :)

Hanya itu dan lagi Kaluna tidak berniat membalasnya.

Tiba di bandara Seokarno Hatta Jakarta, Kaluna berjalan seorang diri menggeret kopernya karena tidak ada yang datang menjemput. Wilona sebenarnya ingin datang menjemputnya, namun tiba-tiba saja sahabatnya itu terkena demam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr. JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang