15. Incurable Disease

355 60 7
                                    

Kalau ada typo tandain ya :*



Di rumahnya, Myungsoo nampak tengah berolahraga dengan alat olahraga yang ia miliki di rumah. Peluh nampak menghiasi wajah dan lengannya membuat pakaian yang ia kenakan basah kuyup oleh keringatnya sendiri.

Lelah, ia menghentikan laju mesin treadmill-nya lalu berjalan turun sembari menyeka keringatnya menggunakan handuk yang menyampir di lehernya. Dari sana ia berjalan menuju dapur lalu menegak setengah botol berisi air satu liter dari dalam lemari pendingin sebelum akhirnya berjalan untuk duduk di atas sofa. Di sana ia nampak diam sesaat, memperhatikan sekelilingnya yang sepi lalu menghela nafas.

Tanpa ia sadari ia terbiasa dengan kehadiran Suzy disetiap weekend-nya.

Dari arah kamarnya terdengar ponsel miliknya berdering membuatnya beranjak untuk mengambil benda persegi panjang yang ia tinggalkan diatas meja riasnya.

Di atas layar ponsel itu nampak nama 'mama' yang dilengkapi dengan foto sesosok wanita 50 tahunan yang masih nampak cantik berfoto dengan seorang pria yang mana 10 tahun lebih tua darinya, pria yang merupakan papa tiri Myungsoo.

"Halo ma"

'Halo sayang, hari ini kamu tidak kencan lagi kan?' ia mendesah mendengar pertanyaan mamanya, lalu membenarkan.

"Tidak, kenapa?"

'Ayo pergi makan siang bersama mama, akhir-akhir ini kamu selalu sibuk setiap weekend' memang, sejak menjalin hubungan dengan Suzy ia jadi sibuk setiap weekend karena wanita itu selalu datang ke rumahnya sehingga ia tidak bisa bertemu mamanya yang memang hanya bisa diajak bertemu setiap hari Minggu saja karena sibuk dengan bisnisnya.

"Mama kirimkan alamatnya, aku mau siap-siap lalu pergi"

'Baiklah, alamatnya mama kirim melalui chat ya' sambungan telefon itu akhirnya terputus dan saat itu juga Myungsoo segera pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak lama setelah ia masuk ponselnya bergetar menampakkan pesan yang berasal dari mamanya.

🎲🎲🎲🎲

Sesuai dengan perjanjian, kini Myungsoo tengah mengendarai mobilnya menuju restoran Korea yang sudah berdiri puluhan tahun lalu. Restoran yang masih sangat kental dengan adat budayanya, bahkan bangunannya pun di desain menyerupai hanok rumah adat Korea dengan furniture yang keseluruhannya terbuat dari kayu.

Atas arahan karyawan resto Myungsoo dibawa menuju lorong lain yang membawanya pada bilik-bilik lain hingga tiba disalah satu bilik karyawan tersebut membukakan pintu mempersilahkan Myungsoo untuk masuk sedangkan di dalam sama sudah duduk seorang wanita berusia 50 tahunan yang masih sangat cantik nampak sekali kalau ia merawat tubuhnya dengan baik.

"Sayang___" wanita itu segera berhambur dan memeluk Myungsoo putranya, menepuk punggungnya sayang dengan wajah terharu.

"Astaga akhirnya mama bisa bertemu denganmu lagi, kamu sibuk sekali belakangan" Myungsoo tersenyum dibalik punggung mamanya.

"Aku ke Korea kan untuk kerja ma bukan liburan" wanita 50 tahunan itu mengangguk dengan senyum hangat di bibirnya sebelum akhirnya mengarahkan sang putra menuju meja dimana disana sudah dihidangkan berbagai macam makanan khas Korea.

"Makanlah, bibimbap disini sangat enak. Saat pertama kali mama datang ke sini mama langsung mengingatmu, mama fikir kamu pasti menyukai rasa bibimbapnya" mendengar ucapan mamanya Myungsoo segera mengambil mangkuk besar berisi campuran nasi dan sayur mayur di atasnya, mengaduknya lalu menyuapkan sesuap nasi ke dalam mulutnya, mamanya tahu bagaimana seleranya.

"Bagaimana?" Wajah wanita itu nampak antusias menunggu reaksi anaknya.

"Seperti yang mama perkirakan" dan seketika saat itu juga senyum terpatri di wajah ayu wanita 50 tahunan itu, aura bahagia bahkan terpancar dan tidak bisa ia sembunyikan.

NTR (Netorare) 🟢Where stories live. Discover now