05

29.3K 2.8K 21
                                    

Raja Aleron terdiam sesat, memandang lurus kearah mata Anastasia dengan dalam.

Dia teringat sesuatu, ini tidak asing, dia pernah mendapatkan pengalaman ini dari salah satu orang.

Sungguh dia pernah mendapatkan masalah ini sama persis, pengalamannya.

Pangalaman tentang....sama yang dialami Ratu Lorin dulu.

Seketika Raja Aleron memandang Anastasia dengan sudut bibir yang terangkat.

Anastasia menatap wajah Raja Aleron sambil memikirkan sesuatu, dan kini keduanya berpandangan dalam keheningan.

Anastasia membulatkan matanya sempurna, jangan sampai itu terjadi padanya sekarang, dia sungguh tidak ingin.

Raja Aleron menatap wajah Anastasia dengan perasaan bersinar, sementara yang ditatap sedang dengan perasaan gugup.

"Sialan, aku belum sempat kabur"

Anastasia membungkuk "saya pergi yang Mulia" Ucapnya hendak berlalu pergi meninggalkan Raja Aleron.

"Anastasia"

Pergerakan Anastasia terhenti, suara Raja Aleron menggema didalam kamar.

"Beristirahat lah" Ucap Raja Aleron sambil berbalik memandang punggung Anastasia didepan pintu.

Anastasia berbalik memandang benci 'maksudnya istirahat buat mempersiapkan kematian?!'

Melirik sebentar kewajah Raja Aleron, Anastasia hanya bisa ngangguk meng-iyakan, dari pada membantah dah langsung dibunuh Sekarang.

Langsung saja dia pergi dari kamar yang mengerikan itu dengan secepat mungkin.

Didalam pikirannya, dia harus pergi sekarang dan tidak boleh menunda-nunda lagi, jika terlambat maka nyawanya akan melayang.

Ini bukan hanya satu jiwa yang mati, tapi dua.

Dan sialnya saat berjalan di Koridor istana, Anastasia berpapasan dengan Ratu Lorin bersama para dayang-dayangnya mengikuti dari belakang.

Anastasia berhenti sebenar dan dia membungkukkan badannya sebagaimana pelayan istana bersikap kepada Ratu.

Ratu Lorin tidak menanggapi, menurutnya tidak penting meladeni dan melirik rakyat miskin, dan Ratu Lorin memilih mengabaikan Anastasia dan tetap lanjut berjalan.

Anastasia tidak terlalu memperdulikan itu, yang penting dia bisa kabur dengan selamat hari ini.

"Natsya, ada apa dengan wajah mu? Apa menjadi pelayan kebersihan tidak cocok untukmu?" Tanya Lia melihat raut tidak mengenakkan dari Anastasia.

Anastasia sibuk mondar-mandir didepan Lia, memikirkan cara mulus agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"Natsya" Tegur Lia sekali lagi.

Anastasia memegang kepalanya pening "Lia.. Kematian didepan mata" Racunya.

"Kematian?" Bingung Lia.

Anastasia memalingkan wajahnya frustasi, kejadian ini sangat mengacaukan pikirannya.

Berhenti sebentar dari mondar-mandirnya, Anastasia harus memastikan sesuatu, bisa saja dia tidak hamil, tetapi memang tubuh ini yang kadang lelah.

Mencoba berpositif thinking

"Maaf Lia, aku tidak fokus" Ucap Anastasia.

Sepertinya dia harus ijin sebentar memeriksa keadaannya agar dia tidak dihantui rasa was-was.

"Aku ingin pergi ke tabib sebentar, apa aku dibolehkan keluar nanti?" Tanya Anastasia pada Lia.

Lia berpikir sejenak, melihat wajah Anastasia yang pucat sepertinya Anastasia mengalami kelelahan akibat pekerjaannya.

the mother of the king's sonWhere stories live. Discover now