05 Satu-Satunya Kesempatan

6 8 1
                                    

Morgana mengalahkan Moudred dari kelompok Black Aron dengan mudah dan mendapat kepercayaan penuh dari warga kota Urania sebagai pelindung pulau. Anak kecil itu-pun diberi tempat tinggal yang sangat layak. Ikut bersamanya seorang gadis Ksatria sebenarnya yang dikirim ke Avalon, Mira.

"Fae.. Apa benar yang kau katakan jika kau adalah Ratu Peri?" tanya Mira beberapa saat setelah suasana menjadi tenang.

Morgana tidak menjawab. Dia merasa tidak perlu memberitahu Mira semuanya. Untungnya, Maririn si Peri Gelembung yang selalu mengikuti Mira mengkonfirmasi itu.

"Saat Kraken menyerang kapal, aku pingsan. Dan saat sadar, seluruh tubuhku basah dan kemasukan air. Apa itu berarti aku tenggelam, dan kau yang menyelamatkanku?"

"Aku tidak berniat menyelamatkanmu," Morgana menjawab untuk meluruskan kesalahpahaman. "Peri kecil itu yang memanggil. Aku tidak tahu jika dia bersamamu. Lagian, tanpa gelembung udara yang dibuatnya, kau sudah mati sebelum aku menarikmu dari dalam air."

"Be-Begitukah? Makasih ya, Maririn," ucap Mira dan sang Peri tersenyum.

"Jujur saja, saat mengetahui aku menyelematkan manusia, aku sudah berniat untuk membunuhmu. Tapi tidak jadi."

"Apa itu.. Karena Carnwen?" tanya Mira sambil mengeluarkan Pisau behulur putih. "Aku ingat kau ada menyebut soal ini."

"Tepat sekali. Jadi, bagaimana kau mendapatkannya?"

"Ini dari ibuku. Dia memberikannya saat aku bilang ingin menjadi Ksatria pembela kebenaran sepertinya, dan ibu mengatakan jika pisau ini jauh lebih berharga dari pedang manapun."

"Siapa ibumu itu?"

"Namanya adalah Merlin. Sebelum aku lahir, dia dikenal sebagai Blazing Knight. Sang pembela kebenaran yang mampu mengeluarkan api dari tubuhnya. Walau aku tidak pernah melihatnya beraksi secara langsung sih, he."

"Dimana dia sekarang?"

"Aku tidak tahu," wajah Mira mulai murung. "10 tahun yang lalu. Setelah ayah dikabarkan mati saat melawan pemberontak disini, ibu menjadi depresi dan tidak mau keluar kamar. Lalu suatu hari, dia tiba-tiba menghilang dari kamarnya. Hanya pisau ini kenangan yang tersisa dari ibuku. Tapi seperti yang kau ketahui, aku sama sekali tidak tahu bagaimana cara menggunakannya."

Mira meletakkan Carnwen ke atas meja dan mengulurkannya ke arah Morgana dengan berat hati. "Aku tidak tahu tentang persoalan yang terjadi di Avalon. Aku kesini karena ibu bilang disinilah dia dilahirkan. Kupikir dengan kesini, aku bisa bertemu dengan ibu lagi. Tapi pertemuan denganmu menyadarkanku jika aku masihlah gadis naif yang bodoh dan lemah. Aku tidak pantas menggunakan ini."

"Baguslah jika kau sadar," ucap Morgana yang kemudian mengambil Carnwen.

"Aah!" Mira berteriak kaget saat melihat tangan Morgana yang digunakan untuk menarik Carnwen dari sarungnya terbakar. "Fae! Tanganmu!"

"Tenanglah," jawab Morgana santai sambil memasukkan kembali Carnwen. Api yang melahap tangannya perlahan lenyap. Tidak ada bekas luka, bahkan lengan bajunya-pun tidak terbakar. Morgana sudah menduga itu dan melapisi tangannya dengan kegelapan.

"A-Apa yang terjadi?"

"Carnwen adalah Senjata Peri milik Raja Peri Merlin. Pemiliknya yang sah akan mendapatkan kemampuan untuk mengontrol api. Tapi sebaliknya, Carnwen akan membakar orang yang tidak disukainya."

"Senjata Peri? Mengontrol Api? Tidak menyukaimu?" Mira menjadi pusing dengan banyaknya kata-kata yang tidak dia pahami. Tapi yang paling mengejutkannya adalah- "Tunggu. Apa tadi kau bilang Raja Peri Merlin? Apakah maksudnya itu Ratu Peri?"

"Merlin adalah Raja Peri, keturunan Raja Peri Oberon."

"Eh?" Mira semakin bingung. "Apakah Raja Peri Merlin dan Merlin ibuku itu orang yang berbeda?"

"Mereka orang yang sama. Aku bisa mengetahuinya."

"Ta-Tapi Merlin ibuku itu perempuan!"

"Hah? Dia itu Peri. Kami tidak memilik konsep jenis kelamin seperti manusia. Peri sempurna seperti Merlin atau aku bisa mengubah wujudnya sesuka hati."

"Eh? Eh? Tapi-Tapi."

Morgana menghela nafas dan berjalan ke dekat jendela. Hari sudah gelap dan bulan juga telah terlihat. "Kami para Peri datang dari Bulan. Peri Pertama yang datang kemari ditemukan oleh sepasang Raja dan Ratu manusia. Kedua manusia itu belum memiliki anak, jadi Peri Pertama merubah dirinya menjadi bayi seperti yang diharapkan mereka.

Beberapa waktu berlalu, sebuah tragedi terjadi dan Peri Pertama melahirkan dua Peri untuk menjaga Avalon. Raja Peri Oberon yang menyerupai sang Raja waktu muda, dan Ratu Peri Titania yang menyerupai Ratu. Dan hal itu terus berlanjut hingga ke mama dan juga Merlin. Mama memiliki wujud yang serupa dengan Titania, dan Merlin memiliki wujud yang serupa dengan Oberon. Entah karena alasan apa Merlin mengubah wujudnya menjadi seperti yang kau kenal itu."

Mira mencoba dengan keras memikirkan maksud ucapan Morgana. Anak kecil itu baru saja bilang jika wanita yang telah melahirkannya dan merawatnya hingga 10 tahun yang lalu adalah seorang Peri yang awalnya menyerupai seorang lelaki. Lalu Mira teringat dengan sosok wanita yang menginspirasi Merlin untuk menjadi Blazing Knight. Mereka berdua sangatlah mirip hingga Mira beberapa kali salah mengira jika mereka berbeda.

"Jika ibuku adalah Peri. Apa itu berarti aku juga-"

"Tidak," potong Morgana langsung. "Kau manusia sepenuhnya."

Entah kenapa Mira merasa sedikit lega. Mungkin karena dia baru saja mendengar kenyataan tentang ibunya, jadi jika saja selama ini dia juga bukanlah seorang manusia. Dia tidak tahu lagi harus percaya apa.

"Apa.. Ibu ada di pulau ini?" tanya Mira dengan raut sedih bercampur takut.

Morgana menatap Mira. Mengetahui bagaimana perasaannya, memberi tahu bahwa ibunya sudah tidak ada mungkin akan membuat Mira pergi dari pulau. Dan itu akan membuat Ratu Peri kehilangan kesempatan yang tidak akan datang dua kali.

"Para Peri takut kepada Logam yang diciptakan manusia. Membuat mereka tidak bisa menggunakan Sihir dengan baik. Hanya Raja Peri seperti Merlin, atau Peri spesial sepertiku yang tidak memiliki kelemahan itu. 10 tahun yang lalu, saat aku masih belum lahir dan Merlin pergi dari pulau. Avalon diserang dan dikuasai oleh manusia-manusia biadab. Jika kau membantuku melenyapkan orang-orang itu dari pulau. Aku akan memberitahukan keberadaan ibumu."

"Maksudmu itu Black Aron? Tapi bagaimana? Seperti yang kau bilang, aku hanyalah manusia biasa."

"Aku pernah diberi tahu jika manusia itu makhluk lemah. Tapi saat mereka dihadapkan pada keinginan yang besar, manusia akan mendapatkan kekuatan yang membuat mereka  bahkan sanggup untuk mengubah nasib. Jadi," Morgana mendekati Mira dan menunjuk kepadanya.

"Tunjukkan padaku tekadmu itu."

-------

05. Satu-Satunya Kesempatan
08-03-2023
15-04-2023 (Revisi)

965 kata

Fata Morgana - A Fantasy Story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang