15 Tanda Kiamat

8 8 1
                                    

"Fae, izinkan aku yang melawan kakak."

Mira mengajukan diri saat Morgana bersiap untuk mengakhiri karir sang pemimpin dari Ksatria Hitam. Morgana sebenarnya enggan menerimanya karena tahu Mira tidak ingin sang kakak tewas di tangan Ratu Peri, tapi Morgana yang bisa membaca perasaan manusia berkat Titania juga tahu kesungguhan gadis itu.

"Menangkan. Atau kau tidak akan bisa melindunginya dariku kali ini."

"Terimakasih, Fae."

Mira menarik Carnwen. Seketika pisau kecil itu terbakar dan membentuk sebuah pedang. Api yang hanya bisa bangkit saat sang pemilik ingin menggunakannya untuk melindungi. Apa yang saat ini Mira ingin lindungi adalah impian ibunya, juga Morgana.

Melihat kesungguhan sang adik, Godra juga bersiap dengan pedang hitamnya. Walau telah kalah dari Morgana dan Tanaquill, kepercayaan dirinya tidak pudar. Dia juga memiliki impian yang ingin dicapai.

Sang adik yang ingin melindungi semuanya, dan sang kakak yang ingin menghancurkan semuanya. Kedua impian yang berbeda itu mirip dengan tujuan kedua Morgana, Titania dan Umbriel. Tujuan Titania untuk mempersatukan manusia dan Peri, dan tujuan Umbriel untuk membalas dan menghancurkan manusia. Bedanya, Titania mengorbankan tujuannya demi sang adik. Tapi Mira akan mempertahankan tujuan sang ibu.

Keduanya maju dan mulai beradu pedang. Nampak kelihatan perbedaan di antara keduanya. Kemampuan Mira tidak sebanding dengan sang kakak yang dilabeli sebagai jenius. Tapi Mira sama sekali tidak menunjukkan tanda ingin menyerah. Keinginannya untuk menang membuat perbedaan itu tidak membuatnya gentar.

Walaupun begitu, Godra sedikit demi sedikit mulai memojokkan Mira. Kejeniusan sang kakak sebentar lagi akan menyadarkan sang adik akan posisinya. Dan Morgana tidak akan membiarkan itu. Diam-diam dia sudah bersiap untuk membantu Mira lewat akar kegelepan yang telah bersembunyi di bawah kaki Godra. Bagaimanapun caranya, Mira-lah yang akan memenangkan ini. Hingga-

Tubuh Mira mulai mengeluarkan cahaya merah. Sang gadis tiba-tiba saja mendapatkan kekuatan besar yang sanggup melampaui kejeniusan Godra. Mira mungkin tidak menyadarinya, tapi Godra bisa menebak apa yang terjadi. Dan Morgana paham betul darimana kekuatan itu berasal.

"Hyah!"

Godra tersungkur ke tanah. Mira yang masih bisa berdiri mengacungkan pedangnya kepada sang kakak. "Aku menang. Jadi hentikan semua ini, kakak!"

"Baiklah. Aku menyerah." Godra menerimanya dengan mudah.

"Fae, aku menang!" teriak sang gadis penuh kebahagiaan berbalik menghadap Ratu Peri. "Aku tidak bisa percaya mengalahkan kakak!"

"Bodoh. Hanya kau yang tidak menyadarinya. Merlin yang membantumu menang. Bahkan kakak payahmu itu menyadarinya."

"Eh? Benarkah?" Mira benar-benar tidak sadar.

Godra hanya diam. Pasrah setelah menerima kekalahannya. Tapi Morgana benar. Jika saja yang dilawan Godra adalah Morgana. Lelaki itu tidak akan pernah mengucapkan kata menyerah bahkan jika dia harus mati. Kekuatan besar yang tiba-tiba Mira dapatkanlah yang menyadarkannya. Dan Godra yakin jika itu berasal dari sang ibu yang memilih keinginan sang adik daripada dia.

"Kami para Peri bersatu dengan inti kehidupan itu sendiri. Merlin selalu memperhatikan kalian. Dan dia meminjamkan kekuatannya pada sang anak yang dia yakini akan membantu impiannya. Karena itulah dia mewariskan Carnwen kepada sang adik."

"Ibu.." Mira berjalan mendekati bunga merah yang menjadi bekas kehidupan sang ibu. "Terimakasih sudah menjaga kami selama ini."

"Kalau begitu, kakak payah." Morgana mengacungkan Rhongo Kepada Godra. "Kau tahu apa yang harus kau lakukan."

"Aku mengerti," Godra berusaha bangkit. Morgana sama sekali tidak memperlihatkan kelengahannya. Akar kegelapan masih setia berjaga di bawah kaki sang pemimpin ksatria.

"Mulai sekarang. Black Aron akan berhenti beroperasi-"

"!!"

Sebuah gempa yang dahsyat terjadi. Tanah di permukaan mulai runtuh. Kedua kakak beradik nampak kesusahan mempertahankan keseimbangan mereka. Morgana menggunakan kekuatan psikis untuk membuatnya tidak terganggu dalam goncangan itu. Lalu sang Ratu Peri melihat sesuatu yang membuat raut tenangnya seketika menjadi kaget, gerbang yang mengeluarkan cahaya hitam.

"Kalian berdua cepat kemari!" teriak Morgana. Mira masih kebingungan apa yang sedang terjadi hingga membuatnya tidak bisa merespon Morgana dengan baik.

"Tu-Tunggu!" teriak Mira saat sang kakak menariknya. "Ibu-"

Morgana berteleportasi dengan kedua kakak beradik itu ke permukaan dimana Tanaquill, Ariel, dan Thenna berada. Gempa itu masih terasa kuatnya.

Morgana bisa melihat sebagian ksatria hitam yang telah tergeletak tidak bernyawa. Tidak ada tanda kematian yang berasal dari pasukan Peri-nya.

"Ratu Morgana, apa yang terjadi?"

"Dia sudah bangun," jawab Morgana dengan raut serius. "Dragon of END sedang menuju ke dunia ini."

Semuanya nampak terkejut mendengar itu. Naga Akhir yang menjadi pertanda kiamat yang akan mengakhiri alam semesta. Makhluk yang seharusnya masih disegel di dunia kegelapan oleh Peri Pertama.

"Tapi bagaimana? Bukannya rencana Black Aron sudah gagal?"

"Saat Peri Pertama menyegelnya, energi kehidupan yang Naga Akhir hisap dari kehidupan di planet lain, dia keluarkan ke dunia ini untuk menciptakan mineral yang berharga bagi manusia. Setiap kali manusia mengambilnya, Naga Akhir menyerap ketamakan mereka dan membuat segelnya semakin lemah.

Hingga beberapa saat yang lalu, segelnya sudah sangat lemah. Dan dia menyadari kedatangan kita yang akan menghambat kebangkitannya, jadi dia langsup menyerap energi kehidupan para ksatria itu untuk mempercepatnya. Dan dia berhasil."

Markas Black Aron runtuh, dan pusaran kegelapan muncul di atas lokasi gerbang. Perlahan, sesuatu muncul ke permukaan lewat pusaran itu. Sebuah telur raksasa sebesar gunung, yang dipenuhi oleh sisik-sisik hitam.

Melihat itu, Morgana dengan segera membentuk sebuah dinding pelindung di sekitarnya. "Semuanya! Mendekat kepadaku."

Sisik-sisik hitam berjatuhan dan berubah menjadi makhluk bertaring dan bersayap. Kemudian terbang ke segala arah sambil mengeluarkan suara yang mengerikan.

"Apa itu?"

"Wyvernd. Anak-anak dari Naga Akhir yang akan memakan segala kehidupan yang dia temukan lalu memberikan energi kehidupan yang telah dia hisap kepada telur. Planet ini akan diserbu oleh makhluk yang tidak akan habis itu selama tiga hari, hingga purnama tiba. Dan Naga Akhir akan bangkit. "

"Ratu Morgana, apa yang harus kita lakukan?"

"Kebangkitan Naga Akhir termasuk dalam rencana ketiga ibu. Jika Titania gagal mempersatukan manusia dan Peri, dan aku gagal melindungi Avalon. Jika ini yang terjadi lebih dulu.."

Morgana berusaha menyembunyikan kekecewaannya. "Tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Ini sudah berakhir."

-------

15. Tanda Kiamat
12-04-2023
15-04-2023 (Revisi)

953 kata

Fata Morgana - A Fantasy Story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang