09 Penyihir Api

6 8 1
                                    

"Aku memang mendengar rumornya, jadi sang Ratu memang bangun lebih awal."

"Begitukah kau menyambut Ratu-mu sekarang?"

"Hmhm, maaf. Selamat datang di kediamanku, baginda Ratu."

Di dalam rumah pohon, Morgana dan Mira disambut oleh seorang wanita muda berambut kuning dengan jubah kemerahan yang menjuntai hingga ke lantai. Sang Penyihir yang menguasai hutan. Walau isi rumahnya tidak ada yang kelihatan aneh.

"Dia gurumu, Morgana?" tanya Mira.

"Mantan guru," jawab Morgana. "Dia memang pernah mengajariku semua hal tentang manusia saat aku masih kecil."

"Tidak ada yang namanya mantan guru, Baginda Ratu," ucap wanita muda. "Aku memang sudah tidak lagi mengajari anda. Tapi aku yakin anda masih ingat sebagian pelajaran yang kuberikan, dan telah menerapkannya.  Ikatan kita berdua telah terjalin semenjak ibu anda menugaskanku untuk mengajari anda. Jadi sampai kapanpun aku masih guru anda."

"Terserah kau sajalah."

"Hmhm. Selain itu, anda kesini bukan untuk menjengukku kan? Aku akan melakukan apa yang kubisa. Tapi sebelum itu, bisakah anda memperkenalkan teman baru anda itu."

"Dia bukan temanku!" ketus Morgana.

"Na-Namaku Miranda. Aku Ksatria yang ditugaskan untuk menjaga kota Urania."

"Namaku adalah Thenna. Seperti yang kau dengar, aku adalah penyihir yang ditugaskan untuk mengajari Putri Peri semua hal tentang manusia."

"Aku baru tahu kalau manusia dan Peri memiliki hubungan semacam itu," ucap Mira sedikit iri.

"Kecuali dia bukan manusia," sahut Morgana.

"Eh!?" Mira langsung kaget.

"Aslinya dia adalah rubah liar yang ditemukan terluka oleh mama. Lantas mama menggunakan Serbuk Peri untuk menyembuhkannya, yang malah memberinya kekuatan Peri."

"Jadi wujudnya saat ini-"

"Ini bukan wujud asliku," ucap Thenna sambil tersenyum. "Mengetahui aku menjadi setengah Peri, Ratu Peri menugaskanku ke wilayah manusia untuk mencari Raja Peri Merlin yang lebih dulu pergi. Sayangnya aku tidak berhasil. Wujud ini kupakai berdasarkan salah satu wanita yang kutemui di perjalananku. Cukup lama hidup bersama mereka membuatku mengetahui banyak hal. Aku kembali ke sini setelah mengetahui bahwa Avalon diserang oleh para manusia jahat. Sayangnya sudah terlambat. Pinta terakhir sang Ratu adalah untukku mengajari Putri semua hal yang telah kudapatkan di negri manusia. Beliau masih percaya jika manusia dan Peri bisa hidup bersama. Aku tidak bisa memberitahumu yang terjadi setelahnya karena Ratu Peri yang baru mungkin akan langsung membunuhku."

"Be-Begitukah?" Mira dapat melihat wajah Morgana yang memang mulai masam.

"Kau masih terlalu banyak bicara hal yang tidak perlu, Thenna."

"Hehe, maafkan aku, Baginda Ratu. Jadi, apa yang bisa aku bantu?"

"Gadis itu adalah anak dari Merlin," jawab Morgana dengan mata mengarah kepada Mira.

"Ah! Benarkah?" Thenna langsung berjalan mendekati Mira dan memeriksanya. "Aku tidak merasakan Energi Peri darimu, jadi kukira kau hanya manusia biasa. Memang rasa aneh melihat Ratu Peri membiarkan dirinya berdekatan dengan manusia. Jadi kau adalah anak Raja Peri. Aku  tidak pernah melihat Raja Peri sebelumnya. Jadi aku sama sekali tidak tahu, maafkan aku."

"Ti-Tidak masalah," Mira hanya berharap jika Thenna berhenti memutari sambil menciuminya layaknya anjing.

"Karena pada dasarnya Raja Peri memiliki energi Peri yang jauh lebih rendah dari Ratu," Morgana menjelaskan. "Menikahi manusia tidak akan memberikannya keturunan yang sempurna."

Itu pemilihan kata yang buruk, ucap Mira dalam hati.

"Itu pemilihan kata yang buruk, Baginda Ratu." Dan sang guru-pun setuju.

"Tapi tunggu-" Thenna mulai bisa menerka masuk kedatangan Morgana dengan membawa Mira. "Jangan-jangan tujuan Baginda Ratu adalah itu?"

"Tepat sekali. Dia mewarisi Carnwen, tapi sayangnya dia tidak bisa membangkitkannya. Makanya aku kesini."

"Ho.." Thenna mengangguk-angguk dan tersenyum sambil kembali memutari Mira.

"Tu-Tunggu sebentar," ucap Mira yang sama sekali tidak paham maksud kedua Peri itu. "Apa maksudnya itu?"

"Ramalan Titania. Tentang bagian dari Ratu Peri yang akan kembali dan bersama-" Gravitasi di sekitar Morgana tiba-tiba berubah dan membuat Sang Ratu dan benda-benda di sekitarnya melayang. Mira yang membelakangi Morgana tidak merasakan kemarahan sang Ratu seperti yang dirasakan Thenna.

"Kau mungkin tidak akan paham. Tapi singkatnya itu adalah sebuah ramalan yang baik. Jadi kau tidak perlu khawatir." Keadaan kembali normal setelah Thenna tidak melanjutkan penjelasannya.

"Baiklah kalau begitu," Mira masih belum mengerti dengan apa yang sedang terjadi. Tapi dia mulai terbiasa dengan semua kebingungan tentang Peri itu.

"Sayangnya aku juga tidak bisa membantu soal ini, Baginda Ratu."

"Kenapa?"

"Seperti yang anda tahu, Senjata Peri adalah sesuatu yang spesial bagi para Peri Bangsawan. Senjata Peri diciptakan atas niat tertentu. Ini pertama kalinya ada Senjata Peri yang diwariskan."

Morgana menghela nafas. Dia sebenarnya sudah menduga itu. Senjata Peri adalah peralatan yang diciptakan dari sesuatu yang kemudian dialiri Serbuk Peri dan dibentuk sesuai keinginan. Sang Peri kemudian menanamkan niatnya ke dalam senjata itu yang akan melahirkan kekuatan spesial darinya. Layaknya Rhongo milik Morgana yang diciptakan dari Akar Kegelapan dengan niat memusnahkan manusia. Carnwen diciptakan oleh Merlin, jadi walau diwariskan kepada keturunannya, membangkitkannya seperti pemilik aslinya terbilang mustahil. Morgana menyadari itu dari awal. Demi mewujudkan Ramalan Titania dia berharap akan keajaiban.

"Jadi memang hanya akan menjadi pisau biasa saat dipegang olehku ya."

"Hm.. Mira, maukah kau menceritakan padaku bagaimana sehingga Raja Peri mewariskan Carnwen kepadamu?"

Mira-pun menceritakan semuanya yang sudah dia katakan kepada Morgana.

"Ini tidak pernah terjadi sebelumnya, tapi mustahil Raja Peri mewariskan Senjata Peri-nya jika dia menyadari bahwa Senjata Peri akan menyerang pengguna yang tidak disukainya. Mungkin masih ada harapan."

"Eh!?" Mira nampak terkejut. Begitupun ekspresi Morgana.

"Jika saja kau tahu alasan Raja Peri menciptakan Carnwen, maka mungkin kau bisa membangkitkannya kembali."

"Tapi ibu tidak memberitahuku apa-apa. Aku bahkan tidak tahu jika ibu adalah Peri."

"Kau bilang Raja Peri menyerahkan Carnwen setelah kau bilang ingin menjadi Blazing Knight sepertinya kan? Mungkin jika kau memikirkannya baik-baik, jawabannya akan ketemu."

"Impianku menjadi Blazing Knight?"

"Kudengar jika Raja Peri itu suka latihan sendiri saat masih di Avalon. Bahkan lebih tepatnya disini- Hutan Penyihir, sebelum aku merubahnya. Mungkin kau akan menemukan jawabannya jika mengikuti jalannya."

"Begitu ya? Aku mengerti sekarang! Terimakasih, Thenna!"

Morgana bisa merasakan semangat Mira yang membara, dan itu membuatnya tersenyum kecil.

"Kerja bagus, Thenna. Tidak sia-sia aku kesini."

"Sudah keharusan bagiku untuk membantu sang Ratu Peri. Apa ada hal lain yang bisa kubantu?"

"Ini cukup. Tinggal menunggunya berhasil melakukannya."

"Aku punya saran sebenarnya," ucap sang guru tersenyum. "Mumpung anda tidak akan kembali ke tidur panjang dalam waktu singkat ini, bagaimana jika anda mencari kedua sahabat anda."

"Sahabat.." Morgana nampak serius. "Siapa?"

-------

09 Penyihir Api
25-03-2023
15-04-2023 (Revisi)

1031 kata

Fata Morgana - A Fantasy Story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang