14 Impian Putri Pertama

5 8 1
                                    

Walaupun mereka menang. Walaupun mereka telah berhasil mengusir penjajah, tidak ada kemeriahan yang terjadi. Black Aron, para penjajah telah pergi dari kota Urania. Dan ikut bersama mereka, Mira sang ksatria muda yang harusnya adalah penjaga Urania. Dia tidak pergi secara paksa. Dia pergi dengan sukarela, mengikuti sang kakak yang menjadi pemimpin dari kelompok yang meneror Urania itu.

"Bagaimana ini, Ratu Morgana?" tanya Ariel si Tikus Listrik. "Ramalannya tidak seharusnya begini kan?"

Sang Ratu Peri hanya diam. Dia marah karena ramalan Titania tinggal selangkah lagi. Dia meyakinkan dirinya untuk tidak peduli kepada gadis itu, tapi perasaannya tidak bisa menyembunyikan rasa pengkhianatan itu. Tapi dia juga merasakan perasaan Mira sebelum gadis itu pergi. Keduanya tidak menginginkan ini.

"Bagaimana selanjutnya?" tanya Tanaquill si Anjing Hitam. "Apakah kita tetap melanjutkan penyerangan? Atau membiarkan mereka membuka gerbang Dunia Kegelapan?"

Gloria si kucing dan Thenna si Rubah sudah berada di sana. Diam dan menunggu keputusan apapun dari sang Ratu.

"Kita selesaikan ini," putusan Morgana. "Gloria, aku ingin kau yang memberi perintah kepada Peri Bunga dan berjaga di Urania. Ariel, Tanaquill, dan Thenna sudah cukup untuk ikut bersamaku menghancurkan mereka."

"Baik!" jawab semuanya.

"Bagaimana dengan gadis itu?" tanya Gloria mengenai Mira.

"Itu akan tergantung dengan seberapa keras kepalanya dia."

"Oi!" Aka si Pandai Besi masuk begitu saja ke dalam penginapan. Dia sempat kaget melihat Morgana yang dikelilingi oleh empat binatang yang bisa bicara. Tapi dia berusaha menahan itu untuk urusan yang lebih penting. "Apa yang akan kau lakukan terhadap Mira?"

"Aku yakin kalian tidak peduli dengan apapun hukuman yang akan kuberikan."

"Tidak. Kami peduli," tegas Aka. "Dia menangis. Semuanya melihat itu. Dia sebenarnya tidak ingin mengkhianatimu. Dia menghormatimu. Aku yakin itu. Jadi..
Tolong selamatkan dia."

Aka membungkukkan badan. Memohon kepada seorang anak kecil berumur kurang dari setengah umurnya. Morgana bisa merasakan ketulusan di dalam kata-katanya. Dan sang Ratu juga bisa merasakan keinginan yang sama dari warga Urania.

Morgana berjalan mendekati Aka. "Aku tahu apa yang harus kulakukan. Jadi fokuslah terhadap tugasmu saat ini."

"Tugas?" Aka nampak bingung.

"Untuk melindungi orang-orang saat aku pergi. Mohon bantuannya, Pahlawan."

Di sisi lain, Mira telah berada di markas Black Aron yang berada di bawah tanah di wilayah yang gersang dekat Tambang Salamander. Tidak ada satupun tumbuhan yang tumbuh disitu, tergantikan oleh batu mineral berharga yang tumbuh dari energi Naga Kegelapan.

"Kakak. Apa yang sebenarnya kakak lakukan selama ini?" tanya sang adik.

"Mira. Apa kau tahu aku berada di Avalon selama ini?"

"Aku hanya percaya jika mengikuti jejak ibu, maka aku akan menemukan kakak."

"Dasar bodoh."

"Kakak. Hentikanlah semua ini. Black Aron sudah kalah. Fae akan mengampuni kakak jika menyerah dengan baik."

"Fae.. Bocah itu.. Peri, ya kan?"

"Eh?" Mira agak kaget. "Bagaimana kakak tahu?"

"Apa kau masih mencari ibu, Mira?"

"Tentu saja! Kenapa? Apa kakak sudah menemukannya?"

"Bisa dibilang begitu. Ikuti aku."

Godra membawa Mira ke bagian terdalam tempat itu. Sepucuk bunga merah tumbuh di sebuah altar buatan. Di belakangnya, nampak banyak peralatan logam yang canggih dan terhubung ke dinding raksasa berlambangkan Naga Hitam.

Fata Morgana - A Fantasy Story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang