🎶 Playing song = Shinjae - Tears are falling 🎶
"Hiduplah sebagimana alur takdir berjalan. Perihal perih, luka, bahagia, duka-nikmatilah. Karena sejatinya semua hanyalah sementara. Dan percayalah akan ada balasan untukmu yang berbuat kebaikan."
—Regi Sabiru
H A P P Y R E A D I N G
•
•
•—Preview bab sebelumnya
"Sakit, sakit banget rasanya, Bim ... Sakit."
"Gua di sini, gua di sini. Lo gak sendiri. Gua ada sama lo di sini, Gi."
"Gua salah apa? Apa Tuhan lagi ngehukum gua?"
"Kenapa sakit banget? Rasanya gua mau nyerah."
•• @ ••
Adli hanya melirik sekilas sosok Anaknya—Regi yang di papah oleh anak remaja itu. Wajahnya yang nampak kaku, memancarkan rasa bengis yang tak tertahan.
Tak ada rasa iba, tak ada belas kasih antara Ayah dan Anak. Adli seakan sudah benar-benar membenci darah dagingnya sendiri.
“Mas? Kamu gak kenapa-kenapa?”
Adli tersadar sesaat ketika suara wanita di sampingnya berbicara kepadanya dengan intonasi lembut. Wajah yang tadinya tampak tak menunjukkan ekspresi, kini berubah—menampilkan sebuah senyuman manis.
Tangan kanan Adli lekas bergerak dan meraih tangan wanita itu, lalu di genggamnya erat. Nampak jika Adli begitu mencintai wanita di hadapannya.
"Gak apa-apa, kok?” tukasnya lalu kedua bola matanya membesar pada dress indah wanitanya yang sedikit bernoda.
"Kamu gak apa-apa, kan? Nanti aku beliin dress yang baru lagi. Anak tadi memang gak tau di untung!"
Sang wanita pun tersenyum tipis lalu menggeleng pelan. "Aku gak apa-apa, kok, Mas. Lagian kan cuman noda kecil ... Di cuci nanti juga hilang."
"Gak, gak, bajunya udah gak layak di pakai ini." Adli menolak mentah-mentah usulan wanitanya.
Lalu tangannya beralih mengusap surai hitam panjang dan lembut wanita itu. "Kita ke Mall sekarang, ya? Kamu bisa pilih dress sesuka kamu."
YOU ARE READING
Another Pain [END] ✔
Ungdomsfiksjon[COMPLETED] Mereka pernah berkata, jika rumah adalah tempat ternyaman untuk pulang. Mereka juga pernah berkata, jika keluarga adalah orang pertama yang akan menghantarkanmu pada kebahagiaan. Tapi baginya semua itu adalah dusta. Justru merekalah yang...