XLVI •Luka yang telah pergi dan tak akan kembali•

2.5K 126 11
                                    

🎶 Playing song : Shanna Sahanon - Kamu & kenangan 🎶

“Tetaplah hidup. Buatlah dunia lo versi bahagia lo sendiri.

Regi Sabiru

🦋

—Preview bab sebelumnya

      “Sesuai dengan pasal delapan puluh, undang-udang nomor tiga puluh lima tahun dua ribu empat belas. Pelaku atas penganiyaan terhadap anak ... Maka dapat di tindak pidana minimal lima tahun penjara.”

      “Terima kasih telah membantu saya menyelamatkan sepupu saya, Pak polisi.”

      “Gi, maafin gua. Ini jalan terbaik buat lo. Kejahatan gak bisa di bairin gitu aja, Gi.”

      “Maaf gua udah ingkar janji, Gi ... Ini demi kebahagiaan lo.”

🦋

       Jam dinding berdenting tepat jarum panjang pendek di angka dua belas. Di dalam remang-remang kamar hanya ada sedikit pantulan cahaya yang berasal dari tirai yang terbuka. Regi bangkit dari tidurnya, sudah setengah jam ia tidak bisa memejamkan kedua matanya bahkan Bima pun belum ada tanda-tanda lelaki itu nampak batang hidungnya.

      Tiba-tiba saja Regi merindukan Reyga, sudah begitu lama ia tidak berkomunikasi dengan saudaranya. Bahkan saat hari demi hari Regi mengirim pesan pada lelaki itu, pun hanya terbaca.

      Menuruni ranjang tidurnya, Regi berjalan menghampiri meja yang di atasnya terdapat ponsel miliknya yang sedang mengisi daya. Di nyalakannya benda canggih itu, tak ada pesan spesial dari satupun keluarganya. Bolehkah berkata jujur jika Regi sedikit kecewa?

      Setelah lama terdiam, Regi akhirnya merobek sebuah kertas dan menuliskan sesuatu di sana. Lalu ia berjalan menuju belakang pintu dan meraih jaket hitamnya. Regi ingin menemui Reyga dan Regi harap ia bisa bertemu lelaki itu.

      Saat langkah kaki menuruni anak tangga, rumah Bima tampak begitu sepi. Jam dua belas dini hari, siapa yang terjaga? Mungkin hanya Regi.

     Meraih kunci motornya, Regi mulai keluar rumah dan mengeluarkan kendaraan itu dari dalam garasi. Dengan gerakan perlahan-lahan, tangannya membuka pintu gerbang lalu menutupnya kembali.

      Tak lama motor itu melaju kencang—menerjal malam, membiarkan tubuhnya berselimut dinginnya angin yang berhembus kencang.

🦋

📨Pesan dari Regi
      Rey, lo di rumah kan? Bisa keluar bentar gak? Gua baru balik dari Bali. Bentar aja gua pengen ketemu lo.

     Reyga tahu siapa yang baru saja mengiriminya pesan, tapi ia hanya memandanginya saja. Sejujurnya, jauh di dalam lubuk hati Reyga, dirinya ingin keluar dan lekas menemui Regi di bawah. Akan tetapi Reyga takut, Reyga takut Ayahnya mengetahuinya dan Regi akan kembali terluka karenanya.

      Sama sekali tak ada di dalam lubuk hati Reyga, ia rela melihat Regi terluka karena siksaan Ayahnya. Reyga bahkan ingin sekali menjelaskan kepada Regi alasan apa yang membuat dirinya menjauhi anak itu secara tiba-tiba.

Another Pain [END] ✔Where stories live. Discover now