XXXVII •Rapuh yang terbalut indah•

4K 251 30
                                    

🎵 Playing song : Lyodra - Di banding dia 🎵

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🎵 Playing song : Lyodra - Di banding dia 🎵

“Ketika seseorang bertanya perihal kebahagiaan kepadaku, aku tak segan menjawab ‘mereka.”

—Regi Sabiru

SELAMAT   MEMBACA
.
.
.
.
.

—Preview bab sebelumnya

     “Gua tau, meski gua gak rasain apa yang lo rasain. Tapi, lo masih punya gua ... Lo masih punya anak-anak, Gi. Gua mohon gua gak mau denger kata-kata itu lagi.”

     “Ikhlasin gua kalau misalnya nanti gua kalah sama keadaan, apapun yang terjadi kalau gua pulang duluan...

     “Gua gak mau ada yang nangisin kepergian gua nantinya.”

     “Gua gak mau ada yang terluka karena kepergian gua.”

• Another Pain •

     Regi mengembangkan senyum, kepalanya menatap ke depan—riuh remaja-remaja SMA yang bercanda ria memasuki gerbang sekolah. Begitupula dirinya, akhirnya kini—tepat di hari ini, Regi kembali ke sekolah. Kembali ke tempat dimana ia menimba ilmu.

     Puk! Seseorang menepuk bahunya pelan, Regi menoleh sejenak dengan wajah yang masih berseri—lalu kembali menatap aula gerbang sekolahnya.

     Udara segar yang ia hirup mampu melancarkan pernapasannya. Serta rasa rindu yang selama ini bersemayam di benaknya, terbalas sudah.

     “Akhirnya gua balik sekolah lagi,” ujarnya tampak bahagia.

     Sedangkan lelaki di sampingnya terkekeh lalu ikut menimpali, “Banyak yang nanyain lo, tau.”

     Mendengar hal itu membuat Regi tersenyum remeh.

     “Nyariin Reyga kali, bukan gua,” sanggahnya.

     “Gak percaya? Tanya Ciko.” Danu menatap seseorang di sisi kanan Regi, lah kembali berbicara, “Ya gak, Cik.”

     Ciko mengangguk mantap, lalu setelahnya Regi tertawa. Dan Danu serta Ciko menatap sahabat satu-satunya mereka itu dalam. Yang mana, tawa yang selama ini tidak mereka lihat, tawa yang selama ini bersembunyi di balik luka-luka Regi—kini akhirnya mampu mereka tatap kembali.

Another Pain [END] ✔Where stories live. Discover now