Part 1 : Kabar Gembira

150 19 20
                                    

Usai menghabiskan Juz 25 nya. Balqis membuka mukenanya dan pergi ke atas Rooftop rumahnya. Sekarang waktu menujukan pukul 06.42 WIT (Waktu Indonesia Timur). Pagi yang cukup dingin, setelah semalam hujan membasahi bumi. Sunrise mulai menampakan dirinya, diikuti dengan matahari yang mulai pelan-pelan terbit dari ufuk timur.

Balqis ingin sekali memotret sunrise sayangnya terdapat pohon besar yang menghalanginya. Ia kembali menatap langit, memanjatkan doa pagi ini.

"Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan semoga hari ini aku bisa mendengar kabar baik, Ya Allah. Bukakan pintu rezeki hamba seluas-luasnya."

Bau kopi sudah tercium. Balqis tersenyum, seperti biasanya Bu Amina-Ibunya pasti sedang memasak kopi tumbuknya. Disebut kopi tumbuk karena pada zaman dulu kopinya ditumbuk di dalam lesung. Kalau sekarang sudah ada mesin yang dapat menghaluskannya, tetapi oleh masyarakat Tual itu masih disebut sebagai kopi tumbuk meskipun cara menghaluskannya sudah berubah.

Balqis pun turun ke bawah untuk menyapa sang ibu.

"Ma," sapa Balqis yang melihat ibunya sedang mengaduk kopi di panci.

Ibunya berbalik menatapnya. "Mama pikir kamu masih tidur sehabis subuh tadi."

"Tidak, Ma. Tidak baik tidur selepas salat Subuh, kan."

"Benar. Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk tidak tidur sehabis waktu subuh. Dalam Hadis Riwayat Thabrani, Rasulullah SAW bersabda yang artinya 'Seusai salat fajar (subuh), janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari rezeki.' Jadi jika tidak ingin melalaikan rezeki, jangan tidur setelah salat Subuh. Terkecuali sedang udzur," potong Pak Imran-ayahnya Balqis. Dan Balqis mengangguk menyetujui itu.

Dalam Islam, tidur setelah salat Subuh tidak dibenarkan. Selain berkaitan dengan kesehatan, pola hidup sehat, hal ini juga berkaitan dengan rezeki. Salat subuh merupakan waktu di mana rezeki mulai mengalir.

Muhammad bin Abi Bakr, bin Ayyub bin Sa'd al-Zar'i, al-Dimashqi adalah seorang ulama ahli fiqih kelahiran Damaskus, Suriah. Selain itu, beliau mempunyai gelar Abu Abdullah Syamsuddin dan lebih dikenal dengan nama Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata,


وَنَوْمُ الصُّبْحَةِ يَمْنَعُ الرِّزْقَ؛ لِأَنَّ ذَلِكَ وَقْتٌ تَطْلُبُ فِيهِ الْخَلِيقَةُ أَرْزَاقَهَا، وَهُوَ وَقْتُ قِسْمَةِ الْأَرْزَاقِ، فَنَوْمُهُ حِرْمَانٌ إِلَّا لِعَارِضٍ أَوْ ضَرُورَةٍ،


Artinya: "Tidur setelah subuh mencegah rezeki, karena waktu subuh adalah waktu mahluk mencari rezeki mereka dan waktu dibagikannya rezeki. Tidur setelah subuh suatu hal yang dilarang [makruh] kecuali ada penyebab atau keperluan."

Sehingga jika kita tidur di waktu ini maka kita tidak akan mendapatkan rezki di pagi hari.

"Balqis, tolong bawakan teh Ayah ke meja teras!" perintah Pak Imran.

"Siap, Pak Bos."

Balqis mengambil nampan, setelah itu meletakan cangkir teh dan piring berisikan roti. Ia pun membawanya ke teras.

"Ngomong-ngomong kain sarung Ayah kaya baru dibeli," ucapnya setelah meletakan cangkir teh dan piring di mejanya.

"Memang barang baru itu tidak bisa disembunyikan dari kamu."

Balqis tertawa. "Mata Balqis jernih, Yah. Bisa membedakan mana baru, mana tidak, apalagi Balqis sudah hafal dengan semua kain sarung lama Ayah."

"Kamu mirip dengan mamamu, saking jernih sampai tidak bisa menyembunyikan sesuatu darinya."

Cinta di Penghujung Ramadhan (Revisi)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant