Part 4 : Dikhitbah

32 8 10
                                    

Banyak makanan sudah dibeli oleh gadis itu, dari makanan manis sampai pedas, sampai-sampai kerudung birunya kotor akibat lelehan es krim. Lalu, ia membuka kerudungnya, memutar lagu dan berdance.

"Astagfirullah, Balqis! Lihat kamarmu ini, berantakan sekali!" seru Bu Amina setelah membukakan pintu kamar Balqis.

Yap, itu Balqis. Tempat tidurnya benar-benar berantakan sekali. Semua sampah bekas coklat dan beberapa cemilan kecil dibuang sembarangan.

Orang yang dipanggilnya pun tak mendengar panggilan itu. Ia malah asyik joget sambil mendengarkan lagu Darari versi remix oleh Treasure. Jika kalian pencinta Kpop, pasti tak akan asing dengan lagu Kpop dan nama Boygroup yang satu ini.

"Ttatteuthameul neukkyeo ne yeopeseo nan. Hoppang gateun ttakkeunhan sarangi chajawasseo. Mm-mm, excuse me, miss
I L-O-V-E Y-O-U," teriaknya sekencang-kencangnya.

Jika sudah begini maka penyakit Kpopnya sudah kambuh.

"Balqis!! Berhenti teriak-teriak!"

Lagi-lagi Balqis mengabaikan teriakan ibunya. Bukan mengabaikan, melainkan tak mendengar teriakan ibunya karena suara volume Hp berada pada volume tinggi.

Balqis terus saja menyanyi. Keringat sudah bercucuran di wajahnya.

"Sol-la-mi-fa-sol. Neol daleun melody (Hey, hey). Sol-la-mi-fa_"

Bu Amina menarik heandsetnya sambil berkata:

"Teriak-teriak lagi Mama pukul pake sapu lidi! Mau!!"

"Kalau gitu dance bisa, kan, Ma? "

"Joget pun tidak boleh."

"Ini bukan joget, Mama, ini dance namanya. Dance!" katanya menekan kata Dance.

"Bantah lagi, Mama pukul!!" peringat Bu Amina.

Mendengar itu, Balqis langsung menghentikan aktivitasnya. Ia pun berjalan ke kasurnya dan duduk sambil menghapus keringat di wajahnya. Lalu, merapikan rambutnya yang sudah seperti kuntilanak di siang bolong.

Bu Amina sampai kewalahan menghadapi Balqis. Sudah sejak kemarin Balqis bertingkah aneh mulai dari jogging di pagi hari, bersihin rumah dari menyapu, mengepel, bahkan lumut di dinding depan rumahnya pun dibersihkannya-hal yang jarang dilakukannya dalam sehari, bahkan jogging pun sangat-sangat jarang. Dan sekarang malah berubah menjadi orang gila.

Ini yang membuat Bu Amina semakin khawatir. Ia takut Balqis mengalami depresi awal dari kejadian kemarin atau Balqis bertingkah seperti ini karena ingin melupakan kejadian kemarin? Semoga hal kedua itu yang terjadi. Tidak masalah Balqis menyembuhkan dirinya, tapi bukan berarti harus berlebihan seperti ini.

"Kamu anak gadis, Nak, sudah berumur 20 an, tidak baik joget-jogetan seperti tadi. Abis ini bersihkan kamarmu yang sudah seperti kapal pecah."

"Iya, Ma. Ini mau Balqis bersihkan."

"Nanti saja. Sekarang ada yang mau Mama tanyakan padamu."

"Apa, Ma?" tanya Balqis.

"Gimana keadanmu sekarang? Sudah lebih baik?"

Balqis mengerut keningnya sesaat setelah itu dia kembali tersenyum.

"Balqis baik-baik saja, Mama. Nih, buktinya!" Balqis merentakan tangannya untuk membuktikan kalau dia baik-baik saja. "Mama tanya gitu kaya Balqis sakit saja," tambahnya.

"Bukan itu maksud Mama."

"Terus, apa, dong, Ma?"

Sebenarnya Bu Amina takut menanyakan ini karena itu akan mengingatkan Balqis pada kejadian beberapa hari kemarin. Kendati demikian, Bu Amina harus menanyakannya. Jika Balqis ingin bercerita, mengeluarkan keluh kesanya, maka Bu Amina akan bersedia menjadi pendengar setianya. Asalkan anaknya baik-baik saja.

Cinta di Penghujung Ramadhan (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang